Hacker cantik ini jadi pelindung setia Google
Parisa Tabriz membawahi 30 hacker lain, bertugas menyerang Google Chrome
Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, Google ternyata hanya mempunyai 30 persen pegawai wanita. Tetapi jangan salah, di antara 30 persen pegawai tersebut terdapat seorang hacker cantik yang menjadi pelindung Google.
Parisa Tabriz, 31, adalah salah satu pakar sistem keamanan Google yang kini membawahi 30 hacker 'baik' yang bekerja untuk Google. Berkat kepemimpinan dan kontribusi besarnya, Tabriz mendapat julukan 'Security Princess'.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
Tabriz dan tim-nya bertugas untuk melindungi software-software buatan Google dari serangan hacker jahat atau serangan cyber-crime. Salah satu tugas terpenting dari Tabriz adalah melindungi Google Chrome dan miliaran penggunanya, Daily Mail (04/10).
Menariknya, Tabriz akan menggunakan kemampuan hacker-nya untuk menyerang Google Chrome. Meski terdengar aneh, tetapi dengan meretas Google Chrome, Tabriz dapat menemukan kelemahan di dalam sistem dan segera memperbaikinya sebelum kelemahan tersebut ditemukan oleh hacker jahat.
Berkat prestasinya di dunia sistem keamanan, hacker cantik yang keturunan Iran-Amerika tersebut pernah dinobatkan sebagai 30 orang berumur di bawah tiga puluh tahun paling berpengaruh di dunia teknologi, tepatnya di tahun 2012 silam. Daftar 30 pakar teknologi yang dikeluarkan oleh majalah Forbes tersebut juga menempatkan CEO dari Facebook, Mark Zuckerberg, di dalamnya.
Uniknya, sebagai seorang hacker handal, Tabriz belum pernah menyentuh komputer sampai akhirnya dirinya masuk ke jurusan teknik komputer di Universitas Illinois. Hal tersebut cukup berasalan, karena kedua orang tua dari Tabriz yang bekerja sebagai dokter diketahui 'buta komputer'.
Tidak hanya menyukai dunia hacker yang sampai saat ini menjadi wilayah yang dikuasai oleh laki-laki, Tabriz juga menjadi penghobi aktivitas adrenalin lain seperti panjat tebing. Di sela-sela aktivitas hacking-nya Tabriz juga dikenal sebagai pembuat Gelato (sejenis es krim) yang cukup handal.
(mdk/bbo)