Ilmuwan Gunakan AI untuk Identifikasi Ideologi Politikus
Sebuah penelitian menemukan temuan menarik yang berhubungan dengan ideologi politik seseorang. Riset ini menggunakan bantuan Artificial Intelligence (AI).
Sebuah penelitian menemukan temuan menarik yang berhubungan dengan ideologi politik seseorang. Riset ini menggunakan bantuan Artificial Intelligence (AI).
Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports milik Nature pada Maret lalu, mampu memprediksi dengan akurasi 61 persen.
-
Bagaimana cara pemerintah mengatasi isu-isu terkait AI? Menurut Nezar Patria, untuk mengatasi isu-isu ini, diperlukan regulasi agar pemanfaatan kecerdasan buatan sebagai teknologi, juga memungkinkan keberagaman dan menciptakan fair level playing field.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Apa yang sedang disiapkan oleh Kementerian Kominfo terkait teknologi AI? Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menyiapkan pengaturan mengenai Tata Kelola Teknologi Kecerdasan Artifisial atau Artificial Intelligence (AI).
-
Apa yang ditunjukkan oleh AI tentang nasib negara? Unggahan yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini menunjukkan bahwa nasib sebuah negara tidak akan berakhir dengan baik kecuali jika kesejahteraan rakyat diutamakan.
-
Apa yang ditemukan para ahli dengan menggunakan AI? Para ahli dari Universitas Bradford, Nottingham, dan Stanford telah mengembangkan algoritma analisis khusus untuk membuat sebuah penemuan: salah satu objek dalam lukisan karya Raffaello Sanzio/Raphael ternyata tidak dilukis oleh sang maestro.
-
Bagaimana Indonesia dan ASEAN mengimplementasikan pemanfaatan AI? “Dengan tren pemanfaatan AI dan penciptaan tata kelolanya, interaksi negara-negara anggota ASEAN juga tidak luput dari diskusi tentang AI,” ujarnya.
Analisis itu dilakukan melalui foto yang hanya dijepret satu kali. Dilaporkan NYPost dan Insider, Rabu (21/6), para ilmuwan memasukkan sekitar 3.200 foto kandidat yang mencalonkan diri dalam pemilihan kota Denmark 2017.
Kemudian foto tersebut diolah oleh alat API Wajah buatan Microsoft Azure. Tujuannya untuk menilai keadaan emosi seseorang.
Analisis menemukan 80 persen wajah menampilkan ekspresi bahagia, sementara 19 persen alat tersebut membacanya sebagai netral.
"Untuk perempuan, skor daya tarik tinggi diidentifikasi cenderung ideologi konservatif. Hasil ini kredibel mengingat penelitian sebelumnya yang menggunakan penilai manusia juga menyoroti hubungan antara daya tarik dan konservatisme," tulis penelitian tersebut.
Sementara, hasil ditunjukan pada politisi laki-laki yang berhaluan kiri. Mereka disebut dalam penelitian itu menunjukkan wajah yang lebih netral dan kurang bahagia daripada politisi konservatif.
Para ilmuwan mencatat bahwa karena daya tarik umumnya membantu keberhasilan pemilihan, semua kandidat diberi keleluasaan untuk memberikan foto yang menarik sebelum dilakukan analisis.