Ilmuwan Ini Bocorkan Ada Orang-orang yang Berencana Gantikan Manusia dengan AI
Siapa yang bisa mengendalikan AI, maka ia akan berkuasa, kata seorang ilmuwan komputer.
Seseorang yang terkemuka dalam bidang kecerdasan buatan (AI) telah memberikan peringatan bahwa teknologi yang semakin maju tidak hanya dapat mengancam dunia, tetapi juga mereka yang mengendalikan teknologi tersebut bisa menjadi ancaman besar.
Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, ahli komputer terkenal Yoshua Bengio menyatakan bahwa beberapa elit teknologi berkeinginan untuk menggantikan manusia dengan AI. Yoshua Bengio, Kepala Institut Algoritma Pembelajaran di Universitas Montreal, adalah salah satu penanda tangan surat terbuka “Hak untuk Memperingatkan” yang disusun oleh para peneliti AI terkemuka di OpenAI.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Kapan AI mulai dikembangkan? Retantyo menjelaskan bahwa AI merupakan salah satu cabang ilmu yang baru dikembangkan pada pertengahan abad ke-20, yaitu saat Perang Dunia II dan menjadi terobosan baru dalam ilmu komputer.
-
Kapan algoritma AI baru ini diuji coba? Para tim pertama kali mencoba algoritma pembelajaran mesin dengan 134 sampel, yang terdiri dari 59 sampel biotik dan 75 sampel abiotik.
-
Apa yang diterjemahkan oleh ilmuwan menggunakan AI? Ilmuwan berhasil menerjemahkan huruf paku yang ada di prasasti kuno menggunakan alat kecerdasan buatan (AI).
-
Apa yang ditemukan para ahli dengan menggunakan AI? Para ahli dari Universitas Bradford, Nottingham, dan Stanford telah mengembangkan algoritma analisis khusus untuk membuat sebuah penemuan: salah satu objek dalam lukisan karya Raffaello Sanzio/Raphael ternyata tidak dilukis oleh sang maestro.
-
Apa yang sedang disiapkan oleh Kementerian Kominfo terkait teknologi AI? Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menyiapkan pengaturan mengenai Tata Kelola Teknologi Kecerdasan Artifisial atau Artificial Intelligence (AI).
Surat tersebut menyoroti bahwa mereka telah dibungkam mengenai bahaya teknologi ini. Bersama dengan Yann LeCun dan Geoffrey Hinton, Bengio sering disebut sebagai salah satu “Bapak AI”.
“Kecerdasan memberikan kekuasaan, Jadi, siapa yang akan mengendalikan kekuasaan itu? kata Bengio, seorang ahli pembelajaran mesin, kepada media selama KTT One Young World di Montreal.
"Ada orang-orang yang mungkin ingin menyalahgunakan kekuasaan itu, dan ada orang-orang yang mungkin senang melihat manusia digantikan oleh mesin," jelasnya.
Maksudnya, orang yang ingin menggantikan manusia dengan AI memang hanya segelintir. Tetapi bila dibiarkan tanpa adanya aturan yang jelas, orang-orang ini dapat memiliki banyak kekuasaan.
Melansir dari Futurism, Selasa (26/11), Bengio juga mencatat bahwa aspek finansial dari sistem AI, yang memerlukan miliaran dolar untuk pengembangannya, tidak bisa diabaikan.
“Hanya sedikit organisasi dan negara yang mampu melakukannya. Ini sudah terjadi,” ujar Bengio.
“Kita akan melihat pemusatan kekuasaan seperti kekuatan ekonomi, yang dapat merusak pasar; kekuatan politik, yang dapat merusak demokrasi; dan kekuatan militer, yang mengganggu stabilitas geopolitik dunia kita,” lanjutnya.
Para ahli saat ini tidak sepakat tentang kapan atau apakah AI dengan tingkat kecerdasan manusia, akan tercapai. Jika AI setingkat manusia tercapai sebelum kebijakan global menyesuaikan, menurut Bengio, akan menghadapi masalah serius.
“Jika itu terjadi dalam lima tahun ke depan, kita belum siap. Karena kita belum memiliki metode untuk memastikan bahwa sistem ini tidak akan merugikan masyarakat,” katanya.
Meski bukan pakar AI pertama yang menyuarakan peringatan tentang bahaya AI, Bengio memiliki kewibawaan yang tidak biasa. Bagaimanapun, dia adalah salah satu orang yang membantu menciptakan teknologi ini.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia