Ini Dugaan Lokasi Jatuhnya Meteor yang Melintasi Pulau Jawa
Berikut adalah kemungkinan meteor yang jatuh melintasi Pulau Jawa.
Berikut adalah kemungkinan meteor yang jatuh melintasi Pulau Jawa.
Ini Dugaan Lokasi Jatuhnya Meteor yang Melintasi Pulau Jawa
Semalam, Kamis (14/9), sebuah meteor dilaporkan telah melintas dan jatuh di sekitar Pulau Jawa. Berawal dari sebuah video, kini informasi mengenai meteor tersebut ramai diperbincangkan di media sosial.
Setelah tim Merdeka.com melakukan pencarian informasi, maka diketahuilah bahwa video-video beserta rekaman CCTV dari Bandung sampai Jogja yang banyak beredar di media sosial bukanlah sebuah hoax.
Hal ini diungkapkan peneliti senior LAPAN, BRIN, Thomas Djamaluddin. Menurutnya, karena objek yang tampak lebih terang, dapat ditarik kesimpulan bahwa itu adalah meteor terang.
- Pria Ini Temukan Sebongkah Batu Dikira Emas, Ternyata Meteor Paling Langka yang Pernah Jatuh ke Bumi
- Bumi Bakal Dihujani Meteor Berkecepatan Tinggi, Catat Tanggalnya
- Sedang Berladang, Seorang Petani Temukan Dua Batu Meteor Berusia 4.567 Miliar Tahun
- Ilmuwan Temukan Mata Panah Zaman Perunggu yang Terbuat dari Batu Meteor, Begini Bentuknya
Terlebih banyaknya laporan dari CCTV di Bandung dan Yogyakarta, juga beragam video yang direkam oleh warga semakin meyakinkan bahwa keberadaan meteor ini bukan sebuah hoaks.
Sayangnya, lokasi pasti dari jatuhnya meteor ini tidak didapatkan. Thomas mengatakan bahwa semua informasi mengenai hal ini bergantung kepada laporan warga, karena ketiadaan alat deteksi titik jatuh meteor.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai jatuhnya meteor ini di darat, sehingga ditarik kesimpulan bahwa meteor ini mungkin jatuh ke Samudra Hindia.
“Dari lintasannya (yaitu) Bandung sampai Yogyakarta, diduga jatuhnya di Samudra Hindia,” ucap Thomas kepada Merdeka.com.
Samudra Hindia merupakan lautan yang sangat berpengaruh bagi banyak ekosistem di Bumi.
Ukuran Samudra ini sangat luas, sekitar 70 juta kilometer persegi. Karena itu mencari keberadaan spesifik dari meteor jatuh ini akan sulit untuk dilakukan.
Ditambah lagi, diperkirakan bahwa ukuran meteor ini tidak besar, hanya beberapa puluh sentimeter. Meteor ini tergolong ke dalam fireball atau bola api. Tidak adanya gelombang kejut memperbesar kemungkinan bahwa meteor ini bukanlah meteor yang besar dan membahayakan.
"Kalau besar, cahayanya lebih terang dan menimbulkan gelombang kejut,"
Peneliti senior LAPAN, BRIN, Thomas Djamaluddin.
Jika ukurannya besar dan gelombang kejut yang dihasilkan juga besar, bisa jadi akan ada kerusakan-kerusakan yang timbul akibat jatuhnya meteor ini, seperti kerusakan struktural bawah air, peningkatan gelombang, pergeseran arus laut, hingga tsunami. Untungnya, sampai sekarang belum ada laporan yang menyatakan kerusakan-kerusakan ini.