Jangan Pernah Makan Buah dari Pohon Ini, Christopher Columbus Pernah Bilang Mematikan
Bahkan Christopher Columbus menyebut pohon paling berbahaya di dunia.
Jika berpikir bahwa pohon tidak akan berbahaya bagi manusia, ternyata pemikiran tersebut tidak selalu tepat. Justru, ada sebuah pohon yang patutnya dihindari karena kejam.
Mengapa kejam? Kulit kayunya yang bisa menyebabkan luka bakar akibat kimia, getah yang bisa membuat manusia tidak aman untuk berdiri di dekatnya saat hujan, dan juga "apel kematian" yang bisa membunuh siapa saja yang memakannya. Pohon ini bernama Manchineel. Dinobatkan sebagai pohon paling berbahaya di dunia versi Guinness Book Of World Records.
-
Di mana pohon cendana tumbuh? Dikenal juga sebagai sandalwood, kayu cendana berasal dari pohon Santalum album yang tumbuh terutama di wilayah Asia Selatan dan Tenggara.
-
Kapan buah angkung matang? Buah angkung memiliki warna biru tua dan daging berwarna merah keunguan saat sudah matang.
-
Apa ciri khas unik yang dimiliki Pohon Pelawan di Bangka Belitung? Pohon yang tumbuh di Bangka Belitung ini memiliki ciri khas yang unik serta sebagai penghasil madu liar yang sulit didapat.
-
Di mana kodok pohon dengan paha biru angkasa ini ditemukan? Hanya Ada di Papua Kodok dengan selangkangan berwarna biru angkasa ini hanya ditemukan di Semenanjung Wandamen, Papua Barat.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Siapa yang menamai pohon banyan? Hanya satu spesies dari India “Ficus benghalensis” adalah banyan asli, dinamai menurut pedagang Hindu yang melakukan bisnis di bawah naungan spesies ini," jelasnya, dikutup dari Howstuff Works.
Bahkan Christopher Columbus menyebut pohon paling berbahaya di dunia ini sebagai "manzanilla de la Muerte ," yang berarti apel kecil kematian. Saat ini, pohon ini lebih dikenal sebagai apel pantai tetapi, apel kematian adalah sebutan yang tepat jika kita mengetahui apa yang terjadi dengan seorang konsultan radiologi yang memakan buah dari pohon tersebut.
"Saya menggigit buah ini dengan tergesa-gesa dan merasakannya manis sekali," tulis Nicola Strickland dalam sebuah makalah yang sangat jujur pada tahun 2000.
"Teman saya juga ikut memakannya (atas saran saya). Beberapa saat kemudian kami merasakan sensasi pedas yang aneh di mulut kami, yang secara bertahap berubah menjadi sensasi terbakar, sobek, dan sesak di tenggorokan." tambahnya.
Ia mengatakan bahwa gejala-gejalanya memburuk selama beberapa jam hingga mereka hampir tidak bisa menelan makanan padat karena rasa sakit yang luar biasa.
Lebih parahnya, manchineel sudah dikaitkan dengan denyut jantung rendah, pembengkakan di tenggorokan yang bisa sangat parah sehingga orang yang terkena mungkin memerlukan intubasi, pendarahan gastrointestinal, dan bahkan kematian.
- Hasil DNA Mengungkap Kejutan Baru tentang Siapa Christopher Columbus Sesungguhnya
- Mencicipi Ikan Kapal Burak, Kuliner Bahari Khas Brebes yang Pantang Dilewatkan
- Kehidupan Pedih Isaac Newton, Ilmuwan Hebat yang Pernah “Dibuang” Orang Tuanya
- Bukan Columbus, Tapi Ilmuwan Matematika Ini yang Pertama Kali Membuktikan Bumi Bulat
Reaksi parah yang dialami itu disebabkan oleh ester forbol dalam getah dan buah pohon. Bahkan Manchineel bisa melukai manusia tanpa bersentuhan langsung.
Melansir dari IFLscience, Jumat (22/11), sebuah makalah tahun 2011 menyebutkan apa yang terjadi pada sekelompok mahasiswa yang berlindung dari hujan di bawah pohon manchineel di pulau Bequia di Hindia Barat, tetapi akhirnya menderita dermatitis manchineel dan oftalmitis.
Pohon ini memang terlihat seperti pohon biasa, tetapi nyatanya adalah sebuah tanaman hijau yang cukup berbahaya. Berdasar pada pengalamannya, Strickland mengatakan bahwa pohon ini layak untuk diwaspadai.
"Mungkin hanya sedikit orang dewasa (terutama yang memiliki kualifikasi medis) yang cukup bodoh untuk mencoba memakan buah yang tidak dikenal yang ditemukan di pantai asing, tetapi anak-anak kemungkinan besar akan melakukannya, terutama ketika mereka merasakannya berbau dan terasa manis, menyerupai buah plum matang,” ungkap dia.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia