Kamera Terbesar di Dunia ini Bisa Pantau Galaksi Luar Angkasa dari Bumi dengan Jelas
Kamera tersebut sedang menjalani pengujian selama beberapa bulan di ruang putih observatorium sebelum dipasang di Teleskop Survei Simonyi.
Kamera tersebut sedang menjalani pengujian selama beberapa bulan di ruang putih observatorium sebelum dipasang di Teleskop Survei Simonyi.
Kamera Terbesar di Dunia ini Bisa Pantau Galaksi Luar Angkasa dari Bumi dengan Jelas
Setelah dua dekade pengembangan, kamera 3200 megapiksel yang dirancang khusus untuk penelitian astrofisika akhirnya tiba di Observatorium Vera C. Rubin di Chili pada Mei 2024.
Kamera yang dinamakan Legacy of Space and Time (LSST) ini telah melakukan perjalanan dari laboratorium konstruksinya di SLAC National Accelerator Laboratory.
Mengutip Universe Today, Selasa (4/6), selama perjalanan, kamera ini dilengkapi dengan perangkat pencatat data, monitor, dan GPS untuk memantau kondisi perjalanannya.
-
Mengapa kamera luar angkasa China diuji ketahanannya secara ekstrem? Mengikuti kondisi lingkungan asli di luar angkasa, seperti uji tahan panas dan dingin mulai dari -94 derajat Fahrenheit hingga 122 derajat Fahrenheit di berbagai lokasi.
-
Bagaimana Gempi bergaya di depan kamera? Seperti pada foto ini, Gempi tetap tampil menawan meski dalam pose foto terbalik. Sambil memegang bantal ia terlihat profesional menghadapi kamera.
-
Apa kemampuan utama dari kamera terbesar di dunia ini? Kemampuan kamera ini dapat memantau langit yang gelap. Melihat galaksi dari yang gelap menjadi terang.
-
Apa yang bisa dilakukan oleh kamera luar angkasa buatan China? Kamera canggih ini bisa memotret 360 derajat sekeliling Bumi. China berhasil mengirimkan kamera 360 beresolusi tinggi pertama di luar angkasa. Kamera ini mampu menangkap gambar Bumi secara jelas dan berbeda dibandingkan sebelumnya.
-
Mengapa kamera tercepat ini penting? Meskipun kemungkinan sebagai orang biasa untuk menonton video dengan kecepatan tinggi yang ditangkap oleh SCARF sangat kecil, penemuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam bidang-bidang seperti fisika, biologi, kimia, ilmu material, dan teknik.
-
Kenapa kamera ini dibuat dengan ukuran yang sangat besar? Untuk misi sebesar ini, diperlukan kamera yang sebanding.
Kamera ini dikemas dalam wadah khusus dan diangkut dari bandara San Francisco ke Santiago pada 14 Mei dengan penerbangan carter.
Sesampainya di Chili, kamera ini menempuh perjalanan darat selama lima jam ke lokasi observatorium, tiba pada 16 Mei.
Kamera LSST adalah komponen utama terakhir yang tiba di puncak Teleskop Survei Simonyi milik Observatorium Rubin.
Kamera ini memiliki ukuran sebesar mobil kecil dan dilengkapi dengan 189 sensor CCD yang disusun dalam serangkaian “rakit”, memberikan tampilan gabungan 3200 megapiksel.
Kini, kamera tersebut sedang menjalani pengujian selama beberapa bulan di ruang putih observatorium sebelum dipasang di Teleskop Survei Simonyi.
Observatorium tersebut dinamai sesuai dengan astronom Vera C. Rubin yang terkenal dengan penelitiannya tentang materi gelap.
Dia dan timnya mempelajari banyak galaksi untuk memahami pergerakannya dan menemukan bahwa materi gelap berperan besar.
Pencarian materi gelap dan pemahaman tentang distribusinya di alam semesta menjadi salah satu tujuan utama observatorium ini.
LSST akan menghabiskan satu dekade untuk memotret langit setiap malam, melakukan survei besar yang menghasilkan gambar langit yang terlihat setiap 3-4 hari.
Setiap citra akan meliputi area sekitar 40 bulan purnama dan memanfaatkan teleskop 8,4 meter yang bergerak cepat antar posisi pencitraan. Observatorium ini akan menghasilkan data sekitar 500 petabyte tentang langit.
Selain resolusi tinggi, observatorium ini akan melacak objek yang kecerahannya berubah, seperti supernova, bintang variabel, dan peristiwa transien lainnya. Juga akan melacak asteroid dan objek lain di Tata Surya.
Penelitian tentang pembentukan dan evolusi Galaksi Bima Sakti juga menjadi fokus utama, dengan Rubin mampu melacak aliran bintang di seluruh galaksi.
Setelah tiba di Cerro Pachón, kamera LSST dipindahkan ke ruang putih yang sangat steril untuk melindungi instrumen saat dipersiapkan untuk dipasang di teleskop.
Teknisi memeriksa kondisi kamera dan mengunduh data perjalanan kamera tersebut dari AS ke Chili.
Menurut Kevin Reil, Ilmuwan Observatorium di Rubin, indikasi awal menunjukkan bahwa kamera tiba dalam kondisi sempurna.
Pembangunan observatorium masih dalam tahap akhir. Dengan teleskop dan instrumen lainnya sedang diselesaikan, semua harus siap untuk "cahaya pertama" dan dimulainya operasi sains di 2025.
Setelah pengamatan dimulai, para astronom diharapkan dapat menemukan sekitar 17 miliar bintang dan 20 miliar galaksi di alam semesta.