Kini hacker nakal bisa retas akun bank Anda cuma lewat WhatsApp!
Kini hacker nakal bisa retas akun bank Anda cuma lewat WhatsApp! Cara melakukannya adalah dengan menyusupi para pengguna WhatsApp dengan sebuah virus mobile yang didistribusikan lewat sebuah dokumen Word via chat WhatsApp. Masalahnya adalah, dokumen Word ini nampak sangat asli dan pengguna akan mudah terkecoh.
Para hacker ternyata makin lihai untuk mencari celah dari berbagai proteksi keamanan yang kita gunakan untuk melindungi berbagai privasi digital kita. Sayangnya, hacker selalu menemukan cara baru.
Bahkan, dilansir dari Express.co.uk, hacker kini bisa mencuri akun bank Anda dengan sebuah skema yang melibatkan aplikasi chat yang selalu kita paki, yakni WhatsApp.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Kenapa para hacker meminta tebusan kepada perusahaan yang diretas? Dalam serangan ransomware, peretas masuk ke jaringan komputer dan mengancam akan menyebabkan gangguan atau menghapus file kecuali uang tebusan dalam mata uang kripto dibayarkan.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana hacker di kasus PDNS 2 memberikan kunci dekripsi data? Ransomware yang mengatasnamakan Brain Cipher ini mengumumkan mengembalikan kunci deskripsi kepada pemerintah Indonesia.
Cara melakukannya adalah dengan menyusupi para pengguna WhatsApp dengan sebuah virus mobile yang didistribusikan lewat sebuah dokumen Word via chat WhatsApp. Masalahnya adalah, dokumen Word ini nampak sangat asli dan pengguna akan sangat mudah pula terkecoh.
Sekali buka, dokumen ini mampu menyedot informasi sensitif berupa data personal dan juga berbagai informasi akun perbankan yang tersimpan di smartphone kita.
Lebih buruk lagi, virus ini seringkali juga dikemas dalam bentuk file PDF atau dokumen Excel secara sangat meyakinkan.
Hal ini bukan pertama kalinya hacker menjadikan WhatsApp media peretasan. Tahun lalu, pengguna WhatsApp di Inggris diperingatkan tentang skema peretasan berupa pesan yang memberi iming-iming voucher 100 poundsterling dari supermarket bernama Sainsbury. Sekali dibuka pesan tersebut langsung diforward ke kontak lain yang ada di WhatsApp Anda.
Lebih berhati-hati dalam menerima pesan WhatsApp ya, terutama pesan berupa dokumen atau iming-iming.
Baca juga:
Jangan remehkan pentingnya keamanan siber
Begini kata pakar keamanan siber saat akun pengguna Yahoo! dijebol
Awas, ini 5 sisi kelam internet yang tidak semua orang tahu!
Bahaya! Segala informasi tentang Anda bisa terlacak cuma lewat foto
Waspadai penjahat siber bergentayangan selama Harbolnas
Video ini beritahu cara curi uang 40 Juta Dollar dari meretas ATM!