Kisah Nyawa yang Hilang Demi Penemuan Penangkal Racun Ular Paling Mematikan di Dunia
Pertaruhan yang luar biasa seseorang demi sebuah penemuan antibisa ular paling mematikan bagi seluruh umat manusia.
Pertaruhan yang luar biasa seseorang demi sebuah penemuan antibisa ular paling mematikan bagi seluruh umat manusia.
Kisah Nyawa yang Hilang Demi Penemuan Penangkal Racun Ular Paling Mematikan di Dunia
Pada 1950, ada seorang herpetologis muda sekaligus pemburu ular yang sedang berusaha menangkap seekor reptil paling mematikan di dunia.
Tujuannya untuk dilakukan penelitian dan pengembangan penangkal racun bisa.
-
Bagaimana sisik ular membantu ular? Apa fungsi dari sisik ular? Sisik-sisik tersebut berperan dalam melindungi tubuh, mendukung pergerakan ular, menjaga kelembaban, berkontribusi pada kemampuan kamuflase dan transformasi penampilan, dan dalam beberapa situasi, juga mendukung proses penangkapan mangsa, seperti pada kasus ular kadut.
-
Apa saja jenis ular sawah yang berbisa? Beberapa di antaranya tidak berbahaya, namun ada pula yang berbisa dan dapat menimbulkan ancaman serius bagi manusia.Berikut selengkapnya jenis-jenis ular sawah yang harus diwaspadai dan cara mencegah mereka masuk ke dalam rumah.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Ular seperti apa yang memiliki sisik unik? Ular “berambut” ini hidup di Tanzania, Uganda, Kenya, dan Kongo. Panjangnya sekitar 2 kaki atau kurang dari 1 meter dengan beberapa variasi. Ia juga dikenal sebagai viper semak berduri dan viper semak bersisik. Ular semak berbulu terlihat seperti memiliki rambut berduri karena sisiknya tidak bertumpuk dengan mulus seperti pada spesies ular lainnya.
-
Bagaimana cara ular raksasa ini berburu? Mengutip ScienceAlert, Senin (22/4), menurut analisis yang dilakukan oleh ahli geografi Debajit Datta dan ahli paleontologi Sunil Bajpai, tulang belakang ular ini menunjukkan kemungkinan besar ular ini adalah pemburu yang bergerak lambat dan menyerang mangsanya dengan penyergapan, mirip dengan perilaku anakonda.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
Namanya Kevin Budden. Usianya masih muda dan terkenal kala itu sebagai pemburu ular yang lihai dan berpengalaman.
Bahkan surat kabar lokal pernah menulis tentang hobinya menangkap ular berbisa, setelah berhasil meringkus 59 ekor ular dalam setahun.
Harus diakui, dia juga pernah digigit ular lima kali namun nyawanya masih tertolong.
Kematian Tak Bisa Dihindari
Hari apesnya pun datang. Ketika Pria berusia 20 tahun itu bersama dua rekannya pergi ke Queensland untuk mencoba menangkap ular Taipan demi menciptakan antibisa. Jenis ular ini terkenal lincah, sangat berbisa dan mematikan, serta belum ada penangkalnya. Saat berada di semak belukar, Kevin berhasil menangkap Taipan sepanjang 1,8 meter. Namun, saat ia memasukkannya ke dalam tas, ular itu terlepas dan menggigit ibu jarinya. Reaksinya tetap tenang. Bahkan ia dapat meraih ular itu dengan tangan lainnya dan memasukkannya ke dalam tas. Dia membawa tas berisi ular itu ke dalam mobil. Kevin saat itu sangat membutuhkan perawatan medis dan perlu dibawa ke dokter.
Sayangnya karena mendesak, spesimen itu harus lekas dibawa ke pusat penelitian untuk segera dikembangkan antibisanya.
Ular itu harus dikirim ke Melbourne di mana spesies tersebut berperan penting dalam menciptakan antivenom pada 1955. Praktis, Kevin tak sempat dibawa ke dokter.
"Pria berusia 20 tahun yang mengumpulkan ular dengan tujuan penelitian justru tergigit oleh objek yang akan dibuat penangkalnya,"
Bryan Fry, Ahli Antivenom dari University of Queensland, Australia, dikutip dari IFLScience, Jumat (7/7).
- Jadi Bagian dari Pendukung Kemerdekaan RI, Ini Kisah Surat Kabar yang Terbit Pertama Kali di Tanah Deli
- Curug di Garut Ini Punya Pemandangan Indah Tapi Dianggap Mematikan, Ini Alasannya
- Dorong Literasi Sejak Dini, Kepala BPIP Resmikan Pojok Taman Baca Pancasila
- Deretan Senjata Paling Mematikan di Dunia
Ternyata, hipotesisnya itu keliru. Setelah diberikan penangkal dari ular macan yang diharapkan dapat membantu efek pembekuan racun, nyatanya hal itu tidak berdampak pada sistem saraf dia. Ia mulai memuntahkan cairan kuning, merasakan sakit kepala, dan otot-ototnya mulai melemah. Keesokan harinya, dia mulai merasakan tidak dapat menggerakkan lidah atau untuk menelan. Mulutnya menganga serta merasakan limbung pada dirinya. Sebelumnya dokter mengira dia akan pulih, tetapi malah justru sebaliknya.
Akhirnya Kevin dinyatakan meninggal keesokan harinya setelah diberikan bantuan pernapasan.
Sejak antivenom dikembangkan berkat usahanya, belum ada kematian yang tercatat akibat gigitan Taipan. Bryan juga takjub sampel racun yang dibawa Kevin setelah 80 tahun berlalu, masih kuat sampai saat ini.