Lebih dari 50 persen website berita menjadi target hacker
59 persen melaporkan upaya phising atau hacker berusaha mendapatkan informasi penting tanpa diketahui perusahaan
Dalam sebuah survei terhadap 100 media berita, lebih dari setengahnya mengatakan mereka telah menjadi target dari berbagai bentuk serangan cyber sejak awal 2014.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Newscycle Solution, sebanyak 51 persen perusahaan media berita melaporkan serangan cyber, 12 persen tidak mengetahui apakan serangan terjadi, dan 37 persennya tidak mengalami serangan tersebut selama 2 tahun terakhir ini.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja layanan hacking yang ditawarkan? Seorang pengembang dengan pengalaman hampir satu dekade menawarkan layanan pembuatan halaman phishing, kloning bank, kloning pasar, penguras kripto, spoofing SMS, dan spoofing email.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang menawarkan jasa hacking? Pekerja keamanan siber yang tidak puas dengan kondisi kerja dan gaji yang kurang memadai mulai menawarkan layanan mereka di web gelap, termasuk pengembang kode dan ahli kecerdasan buatan (AI).
Perusahaan yang mengaku telah diserang, 59 persen melaporkan upaya phising atau hacker berusaha mendapatkan informasi penting tanpa diketahui perusahaan. Kemudian 51 persen mengaku diserang malware, sementara 49 persen mengatakan mereka mengalami DDoS (kerusakan host atau servis).
Tidak hanya itu, ada beberapa jenis serangan lainnya yang tidak biasa, seperti eksploitasi kerentanan SQL injection, ransomware, dan perusakan rekening dan akun media sosial perusahaan.
Oleh karena itu, kini banyak perusahaan medai yang telah sadar akan ancaman serangan syber. Seperti dilansir dari Softpedia, perusahaan mulai memberikan yang terbaik untuk keamanannya. Namun ada juga perusahaan yang sampai saat ini tidak memiliki program yang bisa mengamankan dari serangan jahat ini.
Baca juga:
Parlemen AS bahas lagi RUU keamanan cyber, data pengguna terancam?
Siswa SMA retas komputer sekolah demi ganti nilai raport
Remaja Amerika pro Palestina retas email bos CIA, bocorkan data ini
Pemerintah fokus tingkatkan keamanan cyber untuk sektor strategis
Makanan hacker! Ini harga info rekening bank jika dijual di internet
4 Cara mudah lindungi gadget dan akun sosmed dari serangan cyber