Letusan gunung Sinabung bisa perlambat global warming
Letusan gunung dapat menghasilkan gas asam yang bisa menolak panas dari matahari
Gunung Sinabung yang terdapat di Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara terus saja meletus sejak bulan September 2013 hingga saat ini. Namun, tidak banyak yang tahu bila letusan gunung berapi seperti gunung Sinabung bisa memperlambat global warming.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan MIT (Massachusetts Institute of Technology), erupsi kecil gunung berapi seperti yang dikeluarkan oleh gunung Sinabung mampu memantulkan radiasi sinar matahari hingga dua kali dari yang diperkirakan sebelumnya, Daily Mail (19/11).
-
Mengapa penelitian Gunung Padang dicabut? Kesalahan ini, yang tidak ditemukan selama peninjauan sejawat, adalah bahwa penanggalan radiokarbon diterapkan pada sampel tanah yang tidak terkait dengan artefak atau fitur apa pun yang dapat ditafsirkan secara akurat sebagai antropogenik atau "buatan manusia".
-
Apa yang menjadi klaim berani dari penelitian tentang Gunung Padang? Salah satu klaim berani lainnya adalah bahwa ada "rongga atau ruang tersembunyi" di situs tersebut dan tampaknya telah dikubur beberapa kali, "mungkin untuk menyembunyikan identitas aslinya untuk tujuan pelestarian."
-
Di mana penelitian tentang Gunung Padang diterbitkan? Sebuah penelitian kontroversial yang diterbitkan jurnal Archaeological Prospection yang menyatakan orang di Indonesia telah mulai membangun "piramida" sejak 25.000 tahun yang lalu dicabut.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Mengapa penelitian ini dianggap penting? “Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,” Cheok melanjutkan,
Ilmuwan MIT percaya bila gas-gas yang dikeluarkan oleh sebuah gunung berapi saat meletus seperti sulfur dapat membantu bumi menurunkan suhu 'tubuhnya' akibat global warming.
"Dengan memantulkan energi matahari kembali keluar angkasa, gas sulfur yang bersifat asam dari gunung berapi bertanggung jawab atas penurunan suhu bumi secara global mulai dari 0,5-0,12 derajat Celcius sejak tahun 2000 silam," tulis ilmuwan MIT di laporan mereka.
Hal ini ikut menjawab teka-teki tentang penurunan aktivitas global warming selama 15 tahun terakhir, yang sering disebut 'masa tenggang pemanasan global' oleh ilmuwan.
Tetapi, efek 'masa tenggang' pemanasan global yang diciptakan oleh gunung berapi tidak akan bertahan bila tidak ada letusan 'dahsyat' lagi seperti saat gunung Pinatubo di Filipina meletus pada tahun 1991 silam. Mengingat 'panas' dari global warming ternyata diketahui tengah bersembunyi di bawah laut.
Ya, ilmuwan menyatakan bila peningkatan panas benua-benua di dunia saat ini diakibatkan oleh pemanasan laut di yang berasal dari kedalaman 700 meter. Global warming laut yang juga dipengaruhi oleh angin samudra ini berkontribusi dalam peningkatan panas bumi yang mencapai 0,1-0,2 derajat Celcius.
(mdk/bbo)