Makin hari, hacker Suriah makin rajin lancarkan cyber war
Hal ini akibat konflik berkepanjangan di Suriah.
Konflik berkepanjangan di Suriah membuat para hacker pro-pemerintahan jadi makin merajalela. Menurut laporan dari Electronic Frontier Foundation dan Citizen Lab, hacker yang dikenal dengan Syrian Electronic Army makin rajin melakukan serangan cyber untuk membela Presiden Assad.
Seperti yang dilansir oleh Mashable (26/12), jumlah serangan yang dilakukan SEA makin meningkat sejak tahun 2011 silam. Hacker mengerahkan tenaganya untuk memanipulasi jejaring sosial, menyuntikkan malware dan mengendalikan perangkat dari pihak oposisi.
-
Apa alasan Suriah melarang penggunaan ChatGPT? Singkatnya, kebijakan ini diambil Suriah untuk melindungi warganya dari risiko buruk yang bisa terjadi dari ChatGPT.
-
Siapa Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama. Ini juga yang kemudian menjadikannya sebagai sosok wali yang misterius.
-
Siapa Farida Nurhan? Inilah salah satu sudut rumah Farida Nurhan di kampung halamannya, yaitu di Kota Lumajang. Rumah ini tampak sangat jauh dari citra tajir melintir dan popularitasnya sebagai seorang food vlogger yang dikenal.
-
Di mana Suriah menyerang Israel? Mesir akan menyerbu melalui SInai, sementara Suriah akan menyerang Israel melalui Dataran Tinggi Golan.
-
Siapa KH Ahmad Hanafiah? KH Ahmad Hanafiah menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di Kota Lampung yang juga seorang ulama berpengaruh di sana.
-
Siapa Santyka Fauziah? Dia adalah seorang seleb TikTok yang cukup rajin bikin konten.
Sebagai contoh, dalam serangan berbasis email, hacker mengirim sebuah tautan berisi video yang ternyata palsu. Video ini digunakan sebagai alat propaganda mereka agar para oposisi tidak berani melawan pemerintahan Assad.
Video ini juga berisi malware yang bisa beroperasi ketika korban melihatnya. Malware ini berupa keylogger yang bisa merekam kegiatan korban di komputernya.
Laporan ini tidak merinci apakah pihak oposisi juga membalasnya dengan cara yang sama. Namun, bisa dipastikan bahwa hacker Suriah memanfaatkan berbagai layanan Google dan Facebook untuk melancarkan aksinya.
(mdk/nvl)