Membedah Perbedaan ChatGPT dan Google Bard
Berikut adalah perbedaan ChatGPT dan Google Bard, mana yang bakal menang di pasar?
Pamor ChatGPT begitu masyhur. Banyak kalangan menyebut model kecerdasan buatan besutan OpenAI ini mampu mengalahkan Google. Bahkan pencipta Gmail, Paul Buccheit mengatakan ChatGPT dapat mengalahkan dominasi Google dalam waktu dua tahun saja.
Google pun mulai bereaksi atas hiruk pikuk ChatGPT. Mereka ketar-ketir. Sampai-sampai CEO Google Sundar Pichai memanggil dua pendiri perusahaan teknologi raksasa itu, Larry Page dan Sergey Brin. Keduanya di panggil khusus untuk membahas langkah inovasi selanjutnya terkait kecerdasan buatan.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Bagaimana Google melatih AI untuk mendeteksi penyakit? Teknologi ini dilatih dengan data 300 juta rekaman suara seperti batuk, bersin, dan napas berat untuk mendeteksi penyakit seperti tuberkulosis.
-
Di mana teknologi Google ini akan digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Apa yang dimaksud dengan Artificial General Intelligence (AGI)? AGI adalah titik kritis hipotetis yang juga dikenal sebagai “Singularitas,” di mana AI menjadi lebih pintar dari manusia. Generasi AI saat ini masih tertinggal dalam bidang-bidang yang menjadi keunggulan manusia, seperti penalaran berbasis konteks dan kreativitas sejati.
-
Bagaimana Google Maps meningkatkan pengalaman pencarian dengan bantuan AI? Pencarian Google Maps telah ditingkatkan dengan AI. Pencarian tersebut kini memberikan hasil foto pertama dari miliaran foto yang dibagikan pengguna.
-
Apa kemampuan terbaru yang dimiliki Google Bard AI? Baru Ditambah Bahasa Indonesia Google Bard AI baru saja ditambahkan kemampuannya untuk bisa memahami perintah menggunakan bahasa Indonesia.
Akhirnya, Google merilis penantang ChatGPT yang diberi nama Bard. Kedua model bahasa kecerdasan buatan ini sama-sama memiliki perbedaan dan keunggulan. Berikut adalah perbedaan ChatGPT dan Google Bard:
ChatGPT
ChatGPT merupakan produk yang dikembangkan oleh OpenAI. OpenAI adalah perusahaan yang khusus mengembangkan kecerdasan buatan. Salah satu pendiri perusahaan ini adalah Elon Musk. Berdirinya OpenAI ini lantaran kekhawatiran dan naluri bisnis seorang Elon Musk terhadap kecerdasan buatan atau AI. Hingga pada akhirnya melalui OpenAI, ChatGPT muncul ke publik pada November 2022.
Sistem yang digunakan oleh ChatGPT ini menggunakan model bahasa Generative Pretrained Transformer 3 atau GPT-3. GPT-3 mampu menghasilkan teks seperti pada umumnya manusia berkomunikasi, mulai menerjemahkan bahasa, pemodelan bahasa dan menghasilkan teks untuk aplikasi seperti chatbots. Ini adalah salah satu model AI pemrosesan bahasa terbesar dan terkuat hingga saat ini dengan 175 miliar parameter.
Kecerdasan buatan ini dapat diperintah dengan kata-kata. Instruksinya bisa berupa pertanyaan, permintaan untuk sebuah tulisan tentang topik yang dipilih atau sejumlah besar permintaan dengan kata-kata lainnya. Meski begitu, model bahasa ini belum sempurna. Masih ada hal-hal yang harus dikembangkan lagi.
Saking menariknya ChatGPT, CEO Microsoft Satya Nadella mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan investasi hingga beberapa tahun mendatang senilai miliaran dolar untuk mempercepat terobosan AI.
Google Bard
Bard adalah produk kecerdasan buatan besutan Google. Produk yang terkesan tiba-tiba dirilis lantaran takut dominasi ChatGPT gerogoti pasar mereka. CEO Google Sundar Pichai menjelaskan bahwa Bard merupakan model AI yang hanya membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit.
"Memungkinkan kami untuk menskalakan ke lebih banyak pengguna, memungkinkan lebih banyak umpan balik. Kami akan menggabungkan umpan balik eksternal dengan pengujian internal kami sendiri untuk memastikan respons Bard memenuhi standar kualitas, keamanan, dan landasan yang tinggi dalam informasi dunia nyata," kata Sundar.
Sistem di belakang Google Bard menggunakan Language Model for Dialogue Applications (LaMDA). Sebuah model bahasa yang diciptakan Google untuk aplikasi dialog. LaMDA hanya membutuhkan lebih sedikit daya komputasi untuk memberikan jawaban. Keuntungannya adalah dengan LaMDA Google mampu menskalakan Bard AI ke titik di mana dapat menjawab pertanyaan dari jutaan pengguna.
Harus diakui, peran Google sebagai mesin pencari juga mampu menguntungkan Bard. Bard memiliki keunggulan dalam hal jangkauan, akses informasi dan jenis media yang ditawarkannya.
Alat AI Google ini memiliki akses ke informasi yang real sementara ChatGPT mengandalkan pelatihan pada data yang berakhir pada 2021. Bard akan menghasilkan lebih dari teks. Meskipun detailnya masih kabur, pada akhirnya akan memiliki elemen multimedia, memberikan informasi “dari bahasa dan gambar hingga video dan audio”.
Berbeda dengan ChatGPT. ChatGPT terkadang menjiplak jawaban dan salah menjawab soal matematika. Tapi ChatGPT masih mampu menghasilkan jawaban yang akurat untuk berbagai macam topik.
(mdk/faz)