Menguak Alasan Fisikawan Stephen Hawking Lebih Percaya Sains Dibandingkan Tuhan
Mendiang Fisikawan terkenal asal Inggris, Stephen Hawking, beberapa kali secara terbuka mengatakan bahwa dirinya adalah seorang atheis atau tidak percaya akan keberadaan Tuhan.
Mendiang Fisikawan terkenal asal Inggris, Stephen Hawking, beberapa kali secara terbuka mengatakan bahwa dirinya adalah seorang atheis atau tidak percaya akan keberadaan Tuhan.
Jika umumnya ilmuwan lain masih percaya akan keberadaan Tuhan, seperti Einstein yang seorang Yahudi atau Isaac Newton yang mengaku dirinya sebagai penganut Kristen Ortodoks.
-
Apa peringatan Stephen Hawking tentang kecerdasan buatan? Hawking dengan tegas menyatakan, "Perkembangan kecerdasan buatan secara penuh dapat berarti akhir dari umat manusia."
-
Bagaimana kecerdasan buatan bisa berbahaya menurut Stephen Hawking? Hal tersebut menurutnya dapat menyebabkan manusia tergantikan oleh kecerdasan buatan, karena manusia memiliki keterbatasan evolusi biologis yang lambat.
-
Apa yang Stephen Hawking yakini tentang lubang hitam? Hawking dan Thorne yakin lubang hitam bisa menghancurkan.
-
Siapa yang Stephen Hawking ajak bertaruh tentang lubang hitam? Pada 10 Desember 1974, Hawking bertaruh dengan fisikawan Kip Throne, apakah Cygnus X-1, sumber x-ray masif di galaksi Bima Sakti termasuk black hole?
-
Kapan Stephen Hawking kalah taruhan tentang lubang hitam? Hawking kalah taruhan dengan Preskill pada 2004.
-
Bagaimana Stephen Hawking membuktikan teori tentang lubang hitam? Hawking kemudian cari tahu cara kerja black hole dan melaporkan penelitianya dalam studi 2016 bertajuk Physical Review Letters.
Hawking dalam buku terakhirnya yang berjudul "Jawaban Singkat untuk Pertanyaan Besar" secara terang-terangan menulis bahwa, "Tidak ada Tuhan. Tidak ada yang mengarahkan alam semesta".
Dilansir dari CNN, Hawking lebih percaya melihat semua keajaiban alam semesta ini secara sains, tanpa campur tangan Tuhan.
"Saya lebih suka berpikir bahwa semuanya dapat dijelaskan dengan cara lain, oleh hukum alam," tulis Hawking dalam buku terakhirnya.
Namun dalam buku terkenalnya yang berjudul 'A Brief History of Time', Hawking seperti tanpa sadar mengakui keberadaan Tuhan.
"Seluruh sejarah sains telah menjadi kesadaran bertahap bahwa peristiwa tidak terjadi secara sewenang-wenang, tetapi mereka mencerminkan urutan dasar tertentu, yang mungkin atau mungkin tidak terinspirasi secara ilahi." tulisnya dikutip dari USA Today, Selasa (6/6).
Meski demikian, dalam sebuah wawancara, dia tetap berpegang teguh pada pendiriannya bahwa dirinya adalah seorang atheis. Hawking mengatakan secara langsung jika masing-masing orang bebas untuk percaya pada apa yang diinginkan.
"Dan pandangan saya adalah pandangan bahwa penjelasan paling sederhana adalah tidak ada Tuhan. Tidak ada yang menciptakan alam semesta dan tidak ada yang mengarahkan nasib kita," ungkapnya untuk mempertegas bahwa dia adalah seorang yang tidak percaya keberadaan Tuhan.
Banyak atheis lain yang berpandangan bahwa alasan pendirian Hawking terhadap agama hanya sebatas penalaran dengan berbasis bukti ilmiah saja. Yang artinya, Hawking tidak percaya Tuhan karena lebih percaya akan sains yang dapat dibuktikan akal manusia.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha