Menko Luhut sebut Starlink Bakal Lebih Murah Dibandingkan Internet Lokal, Begini Kata Pengusaha
Respons pengusaha internet mendengar statment pejabat pemerintah soal harga murah Starlink.
Respons pengusaha internet mendengar statment pejabat pemerintah soal harga murah Starlink.
Menko Luhut sebut Starlink Bakal Lebih Murah Dibandingkan Internet Lokal, Begini Kata Pengusaha
Starlink akan beroperasi secara retail di Indonesia. Menteri Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, pun belum lama ini menyebut bahwa internet satelit milik Elon Musk ini akan memiliki biaya yang lebih murah di Indonesia.
Meski ada isu bahwa Starlink akan banting harga di Indonesia, Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Merza Fachys, mengatakan bahwa terdapat peraturan yang bisa membuar persaingan antarperusahaan telekomunikasi menjadi adil.
- Soal Starlink, APJII Minta Pemerintah Hargai Kerja Keras Perusahaan Internet Lokal
- Muncul Kekhawatiran Perang Harga Starlink dengan Internet Lokal, Begini Jawaban Menkominfo
- Menko Luhut sebut Harga Starlink Bakal Lebih Murah, Internet Lokal Harus Berani Bersaing
- Cara Berlangganan dan Harga Internet Starlink
“Kan ada Undang-Undang Nomor 5. Di situlah fungsi juga pemerintah dengan melalui KPPU yang akan mengawasi,” terang Merza yang ditemui dalam acara PANDI di Jakarta, Kamis (16/5).
Peraturan tersebut, bersama dengan keberadaan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), menjaga agar persaingan dalam pasar tidak hanya dikuasai oleh sebuah pihak saja, dalam hal ini Starlink yang bisa mendominasi pasar jika harga yang ia patok memang lebih rendah dari para pesaingnya.
Merza sendiri berkata bahwa kemajuan teknologi, termasuk kedatangan Starlink ke Indonesia, merupakan suatu keniscayaan sehingga sulit dihindari atau ditolak.
Ia pun menegaskan bahwa ketika beroperasi secara retail di Indonesia, Starlink harus melakukan kewajiban yang serupa.
Seperti dalam segi pembayaran ke negara, dengan kewajiban yang telah dilakukan oleh para penyedia layanan internet yang sebelumnya sudah ada.
“Itulah yang namanya the same playing field yang harus ditegakkan,” ucap Merza.
Hal senada juga diungkapkan Jerry M Swandy, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL).
Kata Jerry, konteks murah yang disebut Menko Luhut tergantung wilayahnya. Dia pun mencoba menganalisis dari semua sisi yang ditawarkan. Mulai dari perangkatnya hingga biaya per bulannya.
“Kalau gak salah harga device saat ini Rp 7-10 juta ya. Lalu harga internetnya rata-rata Rp 750 ribu an per bulan. Kalau kita lihat lagi UMR di Indonesia secara statistik, apakah murah? Ya mungkin kalau butuh waktu lama, bisa murah. Kalau begitu laku gak?” jelas Jerry.
Pasalnya, APJATEL sendiri merupakan asosiasi yang menaungi anggota perusahaan internet berbasis kabel. Perusahaan internet berbasis kabel ini telah melakukan investasi cukup mahal demi menggelar konektivitas.
“Karena kalau Starlink masuk di wilayah retail atau kota, nanti bisa mengganggu ekosistem dari sisi harga dan dari sisi bagaimana penyerapan layanan itu sendiri kepada masyarakat atau user,” ungkapnya.