Menristek sebut Indonesia Perlu Perkuat Riset Manufaktur
Menristek sebut Indonesia Perlu Perkuat Riset Manufaktur
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia saat ini sudah berkembang dari sisi ekonomi jasa atau 'service economy', terutama dari 'digital economy'.
Namun Indonesia perlu memperkuat sektor manufaktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menyebarluaskan kesejahteraan nasional.
-
Bagaimana Menkes mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini? Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Kenapa Kemkominfo mendorong kemajuan teknologi? “Kami lakukan untuk mendorong kemajuan teknologi dan ekonomi bangsa yang lebih baik dan membuka berbagai ruang bagi masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
-
Apa yang dimaksud dengan IPTEK? IPTEK adalah kata yang digunakan untuk menyebut sebuah perkembangan teknologi atau ilmu pengetahuan.
-
Apa yang diproyeksikan oleh Menkominfo terkait AI di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, mengatakan Artificial Intelligence (AI) memiliki peran besar dalam mengubah lanskap industri telekomunikasi. Kata dia, pada 2030 mendatang, diproyeksikan kontribusi AI terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global mencapai USD 3 triliun.
-
Bagaimana teknologi membantu meningkatkan penghasilan? Teknologi meningkatkan penghasilan dengan bisnis online yang beragam dan menarik. Kita dapat menjual produk atau jasa kita secara online dengan mudah dan murah, serta mempromosikan bisnis kita melalui media sosial atau platform digital lainnya.
"Saat ini kita paham bahwa semua orang saat ini berada dalam euforia 'digital economy', tapi di saat yang sama kita harus melihat masa depan, dalam arti kita harus mulai menanam pondasi yang kuat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/11).
Kata Bambang, hampir semua negara berpopulasi besar yang maju memiliki sektor manufaktur yang kuat karena banyak tenaga kerja yang terserap dan bekerja di pabrik, salah satu contohnya adalah Korea Selatan.
"Negara besar manapun, kalau kita lihat sejarahnya, seperti sejarah Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang dan Korea Selatan, mereka tidak bisa langsung menjadi service economy. Memang sekarang Korea Selatan mulai pindah ke ekonomi berbasis jasa. K-Pop adalah contoh sukses dari service economy, tapi Indonesia tidak bisa meniru begitu saja dengan adakan versi K-Pop sendiri," ungkapnya.
Menteri Bambang mengungkapkan Korea Selatan baru bisa mengembangkan K-Pop setelah manufaktur Korea Selatan berhasil menciptakan produk inovatif yang kompetitif, yaitu telepon pintar atau smartphone.
"Indonesia harus melalui proses yang sudah dialami Korea, melalui hal yang melelahkan, yaitu membangun sektor manufaktur sehingga dapat menjadi kompetitif. Kalau kita lihat yang sudah terjadi di Korea. Memang K-Pop sudah tersebar, tapi kalau kita lihat dari telepon pintar Anda, mungkin sampai lima puluh persen telepon di ruangan ini itu Samsung. Ini tentu saja kesuksesan dari Korea Selatan dalam manufaktur," jelas dia.
Baca juga:
LIPI Tunggu Keppres Soal Pendirian BRIN
Kenangan Menristek: Presiden Tahan Lapar, Menterinya Enggak Tahan Lapar
5 Tahun Menteri, Nasir Ungkap Upayanya Perbaiki Sistem Birokrasi di Kemenristekdikti
Menristekdikti Tak Ingin Ada Dosen Terpapar Radikalisme
Menristekdikti Targetkan Startup Binaan di 2024 Capai 4.900
Menristekdikti Sayangkan Mahasiswa Menolak Berdialog dengan Jokowi
BEM se-Kota Semarang Kritik Ancaman Sanksi ke Rektor yang Gerakkan Mahasiswa Demo