Militer AS sedang Kembangkan Pesawat Luar Angkasa Berbasis Nuklir, Butuh Duit Segini
Sejauh ini masih tahap awal untuk pengerjaannya. Namun diperkirakan biaya yang dikeluarkan begitu besar.
Sejauh ini masih tahap awal untuk pengerjaannya. Namun diperkirakan biaya yang dikeluarkan begitu besar.
Militer AS sedang Kembangkan Pesawat Luar Angkasa Berbasis Nuklir, Butuh Duit Segini
Laboratorium Penelitian Angkatan Udara AS (AFRL), memberikan USD 33,7 juta atau sekitar Rp 500 miliar pada Lockheed Martin untuk Joint Emergent Technology Supplying On-Orbit Nuclear (JETSON), untuk menyempurnakan teknologi pesawat luar angkasa berbasis nuklir.
JETSON ini bertujuan untuk meluncurkan reaktor fisi yang menghasilkan panas, dan kemudian ditransfer ke konverter daya Stirling untuk menghasilkan listrik. Sehingga, dapat digunakan sebagai penggerak pesawat luar angkasa.
- Makam Panglima Militer Mesir Kuno dari Abad ke-6 SM Digali, Isinya Banyak Artefak Menakjubkan
- Serupa tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Sapi, Kerbau, dan Banteng
- Ilmuwan Ini Mencoba Menguak Keberadaan Es di Permukaan Bulan yang Masih Misterius
- Daftar HP yang Masih Ditunggu-tunggu Dirilis hingga Penghujung 2023
Untuk melancarkan proyek ini, Lockheed juga akan bekerja sama dengan Space Nuclear Power Corp (SpaceNukes) dan BWX Technologies Inc. (BWTX), yang dimana keduanya sama-sama memiliki keahlian di bidang tenaga nuklir dan desain reaktor.
“Berdasarkan subsistem kelistrikan dan penggerak listrik termal nuklir atau tenaga permukaan fisi, Lockheed Martin berfokus pada pengembangan sistem bersama lembaga pemerintah dan mitra industri penting,”
Barry Miles, Manajer Program JETSON dan Peneliti utama di Lockheed Martin.
Tahap Awal
Lebih lanjutnya, proyek ini juga sedang dalam tahap tinjauan desain awal dan akan dilanjutkan ke tingkat yang lebih dalam. Mengutip SPACE, Rabu, (15/11), pengembangan fisi nuklir juga akan menjadi kunci untuk memperkenalkan teknologi penjelajahan ke luar angkasa.
“Eksperimen JETSON akan meningkatkan kemampuan manuver dan kekuatan dalam operasi ruang angkasa di masa depan,”
Andy Phelps, CEO SpaceNukes.
Selain Lockheed, layanan pemerintah Westinghouse, yang berbasis di Carolina Selatan juga menerima kontrak untuk melanjutkan penelitian terkait pemanfaatan fisi nuklir berdaya tinggi pada pesawat luar angkasa.
Adanya penghargaan dan kepercayaan yang diberikan kepada Lockheed Martin merupakan kebanggaan tersendiri bagi perusahaan di bidang tenaga nuklir yang bergerak di bidang astronomi.
Oleh sebab itu, pada bulan Juli lalu juga NASA dan AS juga turut mengembangkan dan menguji pesawat luar angkasa dengan propulsi nuklir.
Proyek tersebut kemudian dikenal sebagai Demonstration Rocket for Agile Cislunar Operations (DRACO), yang menggunakan propulsi yang dinilai lebih efisien dibandingkan dengan kimia tradisional.