Ilmuwan Ini Mencoba Menguak Keberadaan Es di Permukaan Bulan yang Masih Misterius
Sudah sejak lama sebenarnya keberadaan es di Bulan. Namun asal-muasalnya masih belum terkuak.
Sudah sejak lama sebenarnya keberadaan es di Bulan. Namun asal-muasalnya masih belum terkuak.
Ilmuwan Ini Mencoba Menguak Keberadaan Es di Permukaan Bulan yang Masih Misterius
Ilmuwan telah menemukan fakta tentang keberadaan es di permukaan Bulan sejak lama. Tetapi hingga kini, asal-muasalnya masih belum jelas.
Namun penelitian terbaru memberikan suatu teori yang menghubungkan gelombang elektron yang berasal dari Bumi dan Matahari dengan pembentukan es di Bulan.
Diduga, gelombang elektron ini mencapai Bulan saat Bulan melintas masuk dan keluar dari ekor magnet Bumi yang ditinggalkan saat Bumi bergerak melalui ruang angkasa. Lalu mengapa hal ini diduga berpengaruh?
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di permukaan Bulan? Beberapa khas permukaan Bulan berbentuk gelap atau kerap disebut sebagai maria, yang di banyak negara disebut sebagai “Manusia di Bulan“ kini telah diketahui usianya.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di Bulan? Ilmuwan mengonfirmsi penemuan gua bawah tanah di Bulan, tidak jauh dari lokasi di mana Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat 55 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan di bawah permukaan Bulan? Jadi Misteri selama miliaran tahun yang berada di bawah permukaan Bulan baru saja diungkap para ilmuwan berkat program luar angkasa China.
-
Bagaimana ilmuwan meneliti objek di Bulan? Mengutip Gizmodo, Sabtu, (18/11), untuk mengetahui lebih lanjut lagi, kemudian para peneliti menggunakan teknologi berkekuatan tinggi untuk mengamati booster dan mengukur perubahan cahaya dan pergerakan dari alat tersebut.
-
Apa yang ditemukan di Bulan? Ahli geologi menemukan batuan granit dengan ukuran besar di Bulan.
Dilansir dari Science Alert, Rabu (20/9), hal ini disebabkan karena di dalam ekor magnet terdapat plasma yang mengandung elektron dan ion-ion bermuatan tinggi yang ditarik dari atmosfer Bumi dan dari radiasi angin surya Matahari.
Selain ekor magnet, magnetosfer yang terbentuk saat medan magnet pelindung Bumi menolak angin surya dari Matahari juga diduga memiliki peran penting dalam pembentukan es di Bulan. Terbentuknya magnetosfer akan menimbulkan berbagai efek tertentu di belakangnya.
Foto: NASA
Ilmuwan planet Shuai Li dari University of Hawai’i di Mānoa mengatakan, ketika Bulan berada di luar ekor magnet, permukaan Bulan terkena angin surya.
“Di dalam ekor magnet, hampir tidak ada proton angin surya dan pembentukan air diharapkan turun hampir menjadi nol,” ungkap dia.
Foto: NASA
Tetapi tampaknya air ini masihlah terbentuk bahkan saat permukaan Bulan dilindungi dari angin surya, di dalam ekor magnet.
Selain hydrogen, elektron juga memiliki peran penting di dalam pembentukan air di Bulan.
Para peneliti menduga bahwa salah satu mekanisme yang mungkin terjadi adalah reaksi elektron berenergi tinggi dengan tanah Bulan, yang melepaskan hidrogen terperangkap dan membentuk air.
"Di dalam ekor magnet, mungkin ada proses pembentukan tambahan atau sumber air baru yang tidak secara langsung terkait dengan implantasi proton angin surya,"
Ilmuwan planet Shuai Li dari University of Hawai’i.
Ia kemudian menyatakan bahwa adiasi oleh elektron berenergi tinggi juga memiliki efek serupa dengan proton angin surya. Tentunya diperlukan pengamatan dan eksperimen lebih lanjut untuk membuktikan keakuratan teori-teori ini.
“Secara keseluruhan, temuan ini dan temuan saya sebelumnya mengenai kutub Bulan yang berkarat menunjukkan bahwa Bumi dan Bulan memiliki kaitan yang erat dalam banyak aspek yang tidak diakui,”
Ilmuwan planet Shuai Li dari University of Hawai’i.
Keberadaan es di Bulan tentu menarik perhatian para ilmuwan, karena hal ini dapat mengajarkan manusia tentang masa lalu Bulan dan mungkin membuka pintu soal hal yang sudah lama dicari tahu manusia: bagaimana kita dapat tinggal di Bulan dalam jangka waktu yang lama.