Mulai dilupakan, nasib Google Glass di ujung tanduk
Proyek Google Glass mulai ditinggalkan para developer aplikasi
Sejak pertama muncul, Google Glass diprediksi menjadi gadget yang akan merubah tren teknologi masa depan. Akan tetapi, kini nasib dari proyek prestisius ini justru semakin tidak jelas.
Seperti yang dilansir oleh Reuters (14/11), saat banyak developer atau pengembang aplikasi dan pengguna Google Glass tengah kehilangan harapan terhadap gadget berharga belasan juta rupiah itu. Hal ini juga terlihat dari langkah Google yang memundurkan jadwal peluncuran massal Google Glass ke publik.
-
Di mana teknologi Google ini akan digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
-
Siapa yang bisa menggunakan Google Lens untuk memindahkan tulisan tangan? Langkah mudah ini dapat membantu Anda memindahkan tulisan tangan ke catatan digital. Di zaman yang lekat dengan teknologi, dokumen-dokumen yang bertuliskan tangan akan mudah diarsipkan jika bentuknya digital. Sayangnya, banyak orang yang belum mengetahui bagaimana cara mudah menyalin tulisan tangan menjadi digital.
-
Apa yang ditemukan dengan bantuan Google Earth? Mayat seorang pria yang menghilang tanpa jejak akhirnya ditemukan secara kebetulan berkat Google Earth.
-
Mengapa Telkomsel bermitra dengan Google? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
Ironisnya, ada sekitar 9 pengembang yang sudah memutuskan untuk menghentikan dukungan mereka pada aplikasi-aplikasi Google Glass. Kebanyakan alasan penghentian itu adalah sedikitnya pengguna yang secara otomatis mengurangi keuntungan mereka. Hingga saat ini, masih terdapat sekitar 100 aplikasi yang bertahan di Google Glass.
"Jika ada 200 juta Google Glass yang terjual di pasaran, mungkin ceritanya akan lain. Saat ini Google Glass tidak mempunyai pasar," Chief Executive dari Little Guy Games, Tom Frencel, yang sudah menghentikan untuk sementara proyek aplikasi Google Glass-nya.
Ternyata tidak hanya pengembang saja yang kehilangan harapan pada kacamata pintar Google itu. Selama 6 bulan terakhir tercatat ada 3 pegawai utama proyek pengembangan Google Glass telah meninggalkan Google, salah satunya adalah lead developer Babak Parvis.
Semakin meredupnya proyek Google Glass juga ditandai dengan matinya website 'The Glass Collective' yang sebelumnya digunakan oleh badan bisnis buatan Google Ventures dan beberapa pengusaha kelas atas Google untuk mendanai proyek pengembangan Google Glass.
Di sisi lain, Google membantah kabar mulai matinya proyek kacamata pintar mereka. Google menyatakan bila pihaknya bersungguh-sungguh mengembangkan Google Glass dengan mengerahkan ratusan insinyur dan petinggi mereka.
"Kami sepenuhnya bersemangat, bahkan tidak pernah sesemangat ini untuk memanfaatkan peluang dalam menghadirkan perangkat wearable dan Google Glass," ungkap Chris O'Neill selaku Head of Business Operations dari Google Glass.
Kemungkinan besar, Google baru akan menjual Google Glass ke pasaran secara bebas di tahun 2015 nanti. Sayangnya, keberhasilan atau seberapa tinggi penjualan dari gadget ini belum bisa diprediksi. Terlebih di beberapa negara, penggunaan Google Glass mulai dilarang karena beberapa alasan. Bagaimana menurut Anda?
(mdk/bbo)