Mustahil Tanpa Starlink Koneksi Internet di Indonesia Bisa Sekencang Singapura
Wajar jika Starlink diberikan karpet merah oleh pemerintah. Pasalnya Indonesia butuh keberadaan Starlink.
Wajar jika Starlink diberikan karpet merah oleh pemerintah. Pasalnya Indonesia butuh keberadaan Starlink.
Mustahil Tanpa Starlink Koneksi Internet di Indonesia Bisa Sekencang Singapura
Banyak kalangan menilai kedatangan Starlink ke pasar retail Indonesia yang dianggap dibarengi dengan pemberian karpet merah dari pemerintah.
Namun anggapan itu tidak selamanya kontra. Ada yang pro terhadap pemberian karpet merah kepada Starlink. Salah satunya adalah Pengamat Siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.
Alfons menilai pemberian perlakuan khusus tersebut merupakan hal yang wajar mengingat kebutuhan dari pihak Indonesia yang sangat besar.
“Sejujurnya, [pemberian “karpet merah”] itu ada benarnya. Akan tetapi, karena, kan, kita memang butuh. Kalau tidak dikasih karpet merah, daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) itu, sampai kapan seluruh Indonesia bisa terkoneksi internet?” jelas Alfons kepada Merdeka.com, Rabu (29/5).
Alfons mencontohkan bahwa penyedia jasa internet (PJI/ISP) yang sebelumnya sudah ada di Indonesia belum mampu dan mau untuk menggelar jaringan ke daerah 3T.
Secara lebih terperinci, Alfons menyebut bahwa akses terhadap jaringan internet hanya mengincar daerah yang padat penduduk, seperti Pulau Jawa dan Sumatera, dengan keuntungan bisnis menjadi alasannya.
“Cakupan Internet Indonesia hari ini 70% itu, kan, mayoritas dari daerah yang padat penduduknya. Sisanya, sekitar 30%, itu enggak ada yang bakalan mau,”
Pengamat Siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.
Sebagai layanan internet satelit dari orbit rendah Bumi (LEO), Starlink memiliki keunggulan untuk menjangkau banyak sekali wilayah di Bumi yang tidak bisa dilakukan oleh layanan internet tradisional.
Dengan keunggulan yang luar biasa tersebut, Alfons mengira bahwa Starlink tidak ingin mendapat bagian “tulang” saja, dengan hanya menjual internet di daerah 3T. Ia menduga bahwa Starlink juga ingin mendapat keuntungan lebih, dengan berjualan di daerah perkotaan yang penduduknya lebih padat dan daya belinya tinggi.
“[Daerah 3T] itu daerah miskin. Lalu, [di] daerah gemuk mereka enggak boleh jualan. Saya kalau jadi Starlink, yah, saya enggak mau kasih layanan itu ke Indonesia. Kecuali dikasih karpet merah, baru saya mau bantu,” ucap Alfons.
Ia juga menambahkan bahwa Starlink hanyalah pihak yang bisa membuat internet Indonesia “setara” dengan Singapura karena jangkauan internetnya.
Alfons menjelaskan bahwa seluruh daerah di Singapura telah dijangkau oleh internet berkecepatan tinggi.
“Tanpa Starlink, mustahil kita bisa [seperti Singapura],” tegas Alfons.