Optimis tentang masa depan dapat membuat Anda depresi
Kita tidak akan siap bila di masa depan kenyataan tidak sesuai ekspektasi.
Menatap masa depan dengan optimisme adalah hal yang sangat menyenangkan. Namun berhati-hatilah, karena kepercayaan diri yang tinggi bisa membuat Anda depresi.
Dilansir dari Daily Mail (03/02), sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa sugesti positif terhadap diri sendiri sangat baik untuk jangka pendek. Namun dalam jangka panjang, hal tersebut bisa berubah menjadi depresi.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
Hal ini sebenarnya adalah sebuah pembuktian logika klise. Karena penyebab depresi ini adalah jika kita terlalu percaya diri, kita tidak akan siap bila di masa depan kenyataan tidak sesuai ekspektasi. Hal itulah yang sangat mudah memicu depresi. Sang peneliti pun juga menyatakan bahwa pemikiran positif tidak terlalu berpengaruh dalam mengubah keraguan masa depan.
Objek penelitian ini adalah siswa SMA, yang disuruh untuk berpikir positif tentang tes yang akan dihadapinya. Para siswa yang merasa tesnya baik, tercatat tidak terlalu bekerja keras untuk belajar di ujian masuk kuliah berikutnya. Pada akhirnya studi juga menemukan bahwa nilai mereka memburuk. peneliti berkesimpulan bahwa mereka yang takut tidak lulus, justru belajar lebih banyak.
Pemimpin dari penelitian ini, Profesor Gabriele Oettingen dari New York University, mengatakan bahwa hasil dari studi ini cukup penting karena persepsi orang selalu berfokus pada bagaimana untuk menjadikan seseorang dapat berpikir positif. Dalam kegiatan pertolongan diri, seharusnya meski berpikir positif itu perlu, memikirkan resiko dan skenario terburuk juga perlu. Agar kita tak selalu bermimpi dan tetap realistis.
Penelitian ini berkesimpulan bahwa semakin positif para partisipan berfantasi tentang masa depannya, semakin sedikit tanda depresinya di saat ini. Namun tanda-tanda depresi akan muncul di masa depan, jika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
Baca juga:
Eksperimen nuklir Korea picu gunung berapi meletus?
Tanda kedekatan, hadiah murah ternyata punyai arti spesial
Jika alien datang, mereka akan kuasai Bumi
Apakah lubang hitam bakal sebabkan kiamat bagi Bumi?
Musik yang ceria buat warna yang kita lihat makin cerah
Puzzle ini tentukan seberapa mudahnya anda kehilangan konsentrasi
4 Alasan romantis persembahkan berlian pada kekasih menurut sains