Pelajar SMK Ini Jadi Mentor Bantu Komunitas Pecahkan Rumitnya Koding
Namanya Adhitya Firmansyah Putra. Usianya baru menginjak 16 tahun. Pelajar SMK Negeri 1 Majalengka, Jawa Barat ini sudah tergila-gila dengan programing Android. Bahkan jauh sebelum ia duduk di bangku SMK. Kepada Merdeka.com melalui wawancara virtual, ia bercerita awal mula jatuh cinta kepada program Android ini.
Namanya Adhitya Firmansyah Putra. Usianya baru menginjak 16 tahun. Pelajar SMK Negeri 1 Majalengka, Jawa Barat ini sudah tergila-gila dengan programing Android. Bahkan jauh sebelum ia duduk di bangku SMK. Kepada Merdeka.com melalui wawancara virtual, ia bercerita awal mula jatuh cinta kepada program Android ini.
"Sebelumnya, sudah dari kelas 2 SMP saya sudah mulai suka dan penasaran," kata dia.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Apa itu revolusi teknologi dan internet? Pada tahun 1969, dunia menyaksikan awal dari sebuah revolusi teknologi yang akan mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berkomunikasi.
-
Bagaimana internet berkembang dan menjadi global? ARPANET pertama kali terhubung hanya empat komputer di empat universitas di Amerika Serikat. Namun, seiring berjalannya waktu, jaringan ini tumbuh pesat. Pada tahun 1983, protokol TCP/IP diperkenalkan, yang memungkinkan jaringan komputer yang berbeda untuk berkomunikasi satu sama lain, membuka pintu bagi pertumbuhan internet global.
Awal kecintaannya itu, ia ceritakan bermula gara-gara game. Adhit ini tipikal remaja yang suka sekali bermain game. Apapun itu. Mulai dari game yang ada di warung internet (warnet) hingga Android.
Sama seperti remaja seusianya yang gemar bermain game. Namun, ketika rekan-rekannya hanya memikirkan bermain game dan menang, Adhit tidak demikian. Dia melihat game dari sudut pandang lain.
"Saya berpikir, daripada bermain game terus gak ada progres, bagaimana ya kalau saya menciptakan game seperti ini? Saya juga penasaran, bagaimana sih game itu bisa bekerja, bagaimana cara kerja sistem IT. Pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu muncul di otak saya," jelasnya.
Pertanyaan yang ada di benak dia sekaligus tantangan besar untuk remaja seusianya kala itu. Dengan rasa penasaran dan cita-cita ingin bisa membuat game, akhirnya ia rela menyisihkan waktunya untuk belajar programing.
"Saya pun coba mencari tahu informasi bagaimana belajar programing di warnet sekaligus dipraktikan di sana. Ya, saya belajar koding secara otodidak melalui YouTube dengan mencatat kodenya di dalam buku," ungkap dia.
Sampai pada akhirnya, ia bertemu dengan Kotakode. Kotakode ini merupakan platform komunitas programmer untuk melakukan tanya jawab terkait masalah teknis programing. Ia pun tertarik mengikuti forum ini.
"Banyak hal yang saya dapatkan dari Kotakode ini," terang dia.
Adhit barangkali tipikal orang yang bisa belajar dengan cepat. Terbukti tak butuh waktu lama dia menjadi mentor muda di Kotakode. Hingga saat ini, Adhit telah berhasil membantu lebih dari 1.000 programmer di Kotakode untuk memecahkan persoalan terkait dengan programing.
"Ada juga pertanyaan yang tidak terpecahkan. Namun, saya kasih preferensi lain. Misalnya, daripada kamu pakai ini, bisa pakai teknologi ini. Jadi saya menyediakan alternative lainnya," kata dia.
Meski demikian, Adhit masih merasa belum puas atas pencapaiannya ini. Ke depan, ketika ia kuliah nanti, ia ingin mempelajari secara mendalam tentang artificial intelligence.