Pelaku Usaha yang Cantumkan Alamat di Google Maps Segera Cek, Ada Penipuan Baru
Marak penipuan yang mencantumkan nomor HP di Google Maps pelaku usaha.
Di media sosial ada sebuah konten yang memperingatkan pelaku usaha agar berhati-hati dengan penipuan yang berasal dari Google Maps. Mengutip video reels dari akun chef.volven, Rabu (14/8), saat ini banyak orang-orang yang tak bertanggung jawab memasukan nomor HP mereka di alamat Google Maps.
“Ada orang yang tak bertanggung jawab yang memasukan nomor HP mereka di alamat Google Maps di usaha kita,” kata dia.
- Google Maps Bantu Ungkap Kasus Pembunuhan Seorang Pria
- Ikuti Petunjuk Google Maps, Tiga Pria Ini Tewas karena Mobil Mereka Terjun Bebas dari Jembatan yang Belum Rampung
- Awas, Jangan Lagi Pakai Ulasan Palsu Review Bisnis di Google Maps, Ketahuan Bisa Dipermalukan
- Waspada Modus Penipuan Tanya Alamat di Pinggir Jalan, Pelaku Mengaku Ustaz dan Punya 'Batu Keberuntungan'
Ciri-cirinya, tambah dia, di depan alamat toko usaha yang dicantumkan di Google Maps, terdapat nomor HP yang tidak dikenali. Sehingga bila ada konsumen yang ingin bertanya tentang usaha itu, bisa menjadi sasaran penipuan.
“Tak hanya itu, mereka (penipu-red) bisa membuat invoice dengan logo perusahaan. Perubahan adanya nomor HP yang tidak dikenal itu, enggak ada notifikasinya di email perusahaan. Jadi harus pakai account lain untuk mengeceknya,” ujarnya.
Setelah itu, baru bisa dilakukan perubahan alamat kembali ke seperti semula.
“Kejadian ini kita untung banget dikasih tahu sama klien kita tentang scam terbaru ini. Hampir saja kita menjadi korbannya. Jadi, check Google map usaha kalian sekarang juga! Kemarin kita check, udah banyak banget toko2 kue besar di Bali yang alamat google map nya juga kena nomor scam2 ini,” tambahnya.
Google Indonesia Angkat Suara
Kejadian itu sudah terdengar oleh pihak Google. Menurut perwakilan Google Indonesia, mereka sudah memahami adanya isu terkait informasi pada Profil Bisnis.
“Kebijakan kami dengan jelas menyatakan bahwa usulan perubahan dari pengguna harus berdasarkan informasi yang sebenarnya dan tim kami bekerja sepanjang waktu untuk melawan aktivitas yang melanggar kebijakan,” jelas mereka.
Pihaknya juga mengakui mengalami masalah teknis yang berdampak pada perubahan informasi pada sejumlah profil bisnis dan telah menerapkan perbaikan untuk mencegah terjadinya perubahan yang salah lagi.
“Kami juga dalam proses memulihkan informasi yang akurat,” ungkapnya.