Perusahaan ini Paksa Karyawannya Telan Api agar Semangat Bekerja
Banyak pengguna media sosial di China mengkritik aktivitas ini dengan keras.
Sebuah perusahaan di China tengah menghadapi kritik karena mewajibkan karyawannya untuk melakukan aksi memakan api. Mereka beralasan bahwa kegiatan ini dapat membantu karyawan mengatasi ketakutan dan meningkatkan rasa percaya diri.
Seorang pengguna media sosial di China, Rongrong, baru-baru ini mengungkapkan "aktivitas membangun tim yang tidak masuk akal" melalui platform media sosial yang populer.
-
Kenapa mengucapkan perpisahan untuk pimpinan perusahaan itu penting? Tidak sekadar kata-kata formal, tetapi sebuah apresiasi yang mendalam atas segala kontribusi yang telah diberikan.
-
Kenapa kata-kata semangat kerja lucu bisa jadi penyemangat? Kata-kata semangat kerja lucu dan menghibur bisa jadi penyemangat saat hendak beraktivitas. Bekerja secara terus menerus terkadang membuat seseorang merasa cepat bosan. Banyaknya tugas yang harus segera diselesaikan juga membuat pikiran menjadi tidak tenang dan menyebabkan stres.
-
Kata-kata apa yang bisa memberikan semangat untuk bekerja keras? "Tidak ada di dunia ini yang diberikan kepadamu. Kamu harus keluar dan mendapatkannya! Tidak ada yang mengatakan itu akan mudah, tetapi kerja keras selalu terbayar."
-
Bagaimana cara mencintai pekerjaan? Lakukan apa yang kamu sukai. Ketika kamu mencintai pekerjaan, kamu menjadi pekerja terbaik di dunia.
-
Apa saja kata-kata motivasi tentang mencintai pekerjaan? “Jika kamu peduli dengan apa yang kamu lakukan dan bekerja keras untuk itu, tidak ada yang tidak dapat kamu lakukan jika kamu mau.” - Jim Henson
-
Kenapa penting untuk mencintai pekerjaan? Dengan mencintai pekerjaan yang dimiliki, bukan tak mungkin akan muncul rasa puas dan apresiasi atas kerja keras diri sendiri.
Praktik ini mengharuskan karyawan untuk memasukkan stik yang menyala api ke dalam mulut mereka. Menurut laporan dari laman SCMP pada Kamis (9/1), seorang netizen menjelaskan bahwa aksi tersebut mirip dengan akrobat yang memadamkan api dengan menutup mulut dengan cepat, sehingga menghalangi pasokan oksigen.
Rongrong menyatakan bahwa ia merasa enggan untuk mengikuti kegiatan memakan api tersebut, namun merasa tertekan untuk melakukannya karena takut kehilangan pekerjaan.
Perusahaan yang berlokasi di provinsi Liaoning, Tiongkok timur laut, merupakan organisasi pendidikan tempat Rongrong bekerja selama kurang dari setahun, sebagaimana dilaporkan oleh outlet media Tiongkok, Xiaoxiang Morning News.
Ia menjelaskan bahwa acara membangun tim yang berlangsung selama dua hari tersebut melibatkan 60 peserta yang dibagi menjadi enam kelompok.
"Tujuannya adalah untuk menunjukkan tekad kami kepada pimpinan perusahaan. Untuk menunjukkan bahwa kami ingin menang, dan kami ingin menghasilkan uang," ungkapnya.
- Takut Kritik Bos di Kantor? Perusahaan Ini Sediakan Jasa Marahi Atasan
- Perusahaan di China Kasih Jatah Cuti Khusus untuk Karyawan yang Sedih hingga Patah Hati
- Cerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun
- Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Banyak perusahaan di Tiongkok dilaporkan menerapkan teknik makan api sebagai bagian dari kegiatan membangun tim, dengan klaim bahwa metode ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, membantu mengatasi ketakutan, serta menggali potensi karyawan.
Renzhong, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan tim di Tiongkok timur, menyatakan di situs webnya bahwa instruktur akan melatih karyawan dalam teknik makan api dan menyediakan peralatan keselamatan kebakaran di lokasi.
Namun, Rongrong merasa sangat takut dan mengatakan, "Saya merasa itu merendahkan." Ia menambahkan bahwa acara tersebut melanggar undang-undang ketenagakerjaan dan berencana untuk mengajukan keluhan kepada pihak berwenang. Hingga saat ini, perusahaan tersebut belum memberikan tanggapan terkait tuduhan yang ada.
Indikasi Pelanggaran Hak Karyawan
Berdasarkan undang-undang di Tiongkok, perusahaan yang menerapkan praktik yang tidak wajar dan melanggar hak-hak karyawan dapat dikenakan peringatan serta diwajibkan untuk memberikan kompensasi.
Chen Pingfan, seorang pengacara dari Firma Hukum Hunan Furong, mendorong para karyawan untuk mengambil langkah hukum dan memanfaatkan media untuk mengecam praktik-praktik yang tidak etis di tempat kerja.
Insiden tersebut dengan cepat menjadi sorotan di media sosial, di mana topik terkait telah ditonton sebanyak 7,2 juta kali. Seorang pengamat daring menyebut peristiwa itu sebagai "ujian kepatuhan terselubung" dan meminta Rongrong untuk menghentikannya. Selain itu, ada pula yang menganggap tindakan tersebut sebagai penyalahgunaan kekuasaan.
"Melindungi pekerja berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan masih jauh dari harapan," ungkap salah satu pihak yang mengkritik.
Laporan mengenai perlakuan kasar terhadap karyawan selama kegiatan membangun tim terus bermunculan di seluruh Tiongkok.
Pada Januari 2025, sebuah perusahaan di provinsi Guizhou, bagian barat daya Tiongkok, memaksa pekerja yang kalah dalam permainan untuk merangkak di jalan pada malam hari.
Di tahun 2016, sebuah perusahaan yang berlokasi di Nanjing, Tiongkok timur, memaksa karyawan mereka untuk mencium tong sampah dan memeluk orang asing di tempat umum sebagai metode untuk meningkatkan keberanian mereka.