Radiasi dari smartphone tak sebabkan kanker, benarkah?
Radiasi dari smartphone tak sebabkan kanker, benarkah? Tentu Anda cukup sering mendengar bahwa radiasi smartphone berbahaya. Radiasi tersebut dimitoskan memiliki dampak mulai dari kemandulan hingga kanker.
Tentu Anda cukup sering mendengar bahwa radiasi smartphone berbahaya. Radiasi tersebut dimitoskan memiliki dampak mulai dari kemandulan hingga kanker.
Terjadinya ketakutan ini memang tak bisa dihindari. Hal ini tentu dikarenakan kebanyakan dari kita tak memahami cara kerja radiasi, dan smartphone berada di dekat organ-organ vital kita.
-
Apa yang ditemukan oleh penelitian terbaru tentang penggunaan smartphone dan risiko kanker otak? Sebuah penelitian sistematis terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Environment International mengungkapkan bahwa penggunaan smartphone tidak terkait dengan risiko kanker otak.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang hubungan antara penggunaan smartphone dan kanker otak? Penelitian ini, yang dilakukan atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi titik terang bagi kekhawatiran yang telah lama ada di kalangan masyarakat terkait potensi bahaya gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
-
Apakah kanker nasofaring itu? Salah satu jenis kanker yang jarang terjadi adalah kanker nasofaring atau karsinoma nasofaring. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), penderita kanker nasofaring setiap tahunnya di seluruh dunia sekitar 80 ribu. Meski sedikit dibanding kanker lain, kanker nasofaring tetap harus segera ditangani dengan benar.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
Penjelasan mudahnya sebenarnya sederhana: radiasi ponsel tak berbahaya. Radiasi yang dipancarkan sebuah ponsel pintar tentu tak semasif pabrik nuklir. Di pabrik nuklir, radiasi dikenal sebagai ionisasi yang mampu merusak DNA kita. Hal ini telah dikonfirmasi bisa menyebabkan kanker.
Sementara ponsel, pemancaran energi radiasinya jauh lebih rendah, bahkan lebih rendah dari cahaya yang terlihat. radiasi smartphone sendiri juga tidak dianggap berion.
Jika mengacu pada hal ini, tentu smartphone bukan sumber penyakit kanker. Namun jika pertanyaannya diubah menjadi, apakah ada dampak jangka panjang dari radiasi smartphone ini? Para ilmuwan masih belum bisa menjawabnya.
Melansir The Verge, seorang ilmuwan yang juga dekan dari Colorado School of Public Health dan pernah memimpin proyek WHO dalam penelitian bahaya radiasi ponsel, Jonathan Samet, menyebut bahwa radiasi ponsel "mungkin bersifat karsinogenik," dan hal ini jadi kesimpulan proyek WHO tersebut. Ia juga masih berpegang teguh pada anggapan bahwa sepertinya masih ada indikasi risiko yang bisa disebabkan radiasi smartphone.
Jadi, untuk saat ini, meski belum pasti, radiasi smartphone dianggap aman. harusnya masih banyak yang perlu dikhawatirkan seperti sinyal telekomunikasi, sinyal Wifi, dan berbagai frekuensi radio lainnya yang memancarkan radiasi. Namun ilmuwan memang tak meletakkannya jadi lebih berbahaya ketimbang merokok ataupun memakan daging merah.
Baca juga:
Google bantu NASA temukan dunia alien
Selain Tasikmalaya, gempa hebat juga dirasakan sampai Jepang bahkan Peru!
Begini jadinya jika Anda melihat gerhana matahari dengan mata telanjang
Ingin ingatan lebih baik? Baca keras-keras!
Pakar lingkungan: Erupsi vulkanik Gunung Agung berjasa 'dinginkan' Bumi
Google Home bantu anak sulit bicara ucapkan kata pertamanya
Ditemukan bakteri di luar angkasa, dianggap alien namun bukan