Robot dan Manusia Diadu Lomba Lari, Siapa Bakal Menang?
Pada bulan April 2025, E-Town di Beijing akan mengadakan lomba half marathon yang melibatkan peserta manusia dan robot.

Ibu kota China, Beijing, akan menjadi lokasi penyelenggaraan half-marathon yang menarik, di mana ribuan pelari akan bersaing melawan puluhan robot bipedal.
Robot-robot ini merupakan hasil pengembangan dari beberapa perusahaan robotika terkemuka di dunia, seperti yang dinyatakan dalam laman Oddity Central, pada hari Jumat (31/1/2025).
-
Apa saja keunggulan hewan dibandingkan robot? Dr. Max Donelan dari Universitas Simon Fraser menyatakan bahwa hewan memiliki daya tahan, kelincahan, dan kekokohan yang sulit ditiru oleh robot.
-
Bagaimana robot bisa berjalan seperti manusia? Sebuah kelompok peneliti dari Sekolah Pascasarjana Teknik Universitas Tohoku telah mereplikasi jalan robot mirip manusia. Mereka menggunakan model muskuloskeletal – yang dikendalikan oleh metode kontrol refleks yang mencerminkan sistem saraf manusia.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Apa yang membuat robot bisa berjalan seperti manusia? Analisis intensif terhadap sirkuit saraf ini, khususnya yang mengendalikan otot-otot pada fase mengayun kaki, mengungkap elemen penting dari strategi efiisiensi energi.
-
Siapa yang menyatakan bahwa hewan memiliki keunggulan dibandingkan robot? Dr. Max Donelan dari Universitas Simon Fraser menyatakan bahwa hewan memiliki daya tahan, kelincahan, dan kekokohan yang sulit ditiru oleh robot.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
Pada bulan April 2025, Kawasan Pengembangan Ekonomi-Teknologi Beijing (E-Town) akan mengadakan acara lari yang menggabungkan partisipasi manusia dan robot mirip manusia.
Diperkirakan sebanyak 12.000 pelari akan ikut serta dalam acara ini, bersama dengan sejumlah robot bipedal yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan besar dalam bidang robotika, termasuk Tesla, Boston Dynamics, dan 1X, menjadikan acara ini salah satu half-marathon yang paling unik dalam sejarah.
Para robot yang akan berpartisipasi wajib memiliki desain yang terinspirasi oleh bentuk manusia, dengan tinggi antara 0,5 hingga 2 meter, sehingga robot raksasa tidak diperbolehkan.
Selain itu, robot-robot tersebut diharapkan memiliki kemampuan untuk berlari atau setidaknya berjalan dengan menggunakan dua kaki.
Pemenang dari perlombaan ini, baik dari kalangan manusia maupun robot, akan mendapatkan hadiah uang yang bervariasi sesuai dengan hasil kinerja mereka.
Bukan Pengalaman Pertama
Robot telah berpartisipasi dalam kompetisi lari resmi sebelumnya. Pada tahun lalu, Laibo 2, sebuah robot berkaki empat yang diciptakan di Korea Selatan, berhasil menjadi robot pertama yang menyelesaikan maraton penuh hanya dengan satu kali pengisian daya.
Namun, sayangnya, robot ini tidak akan dapat berpartisipasi dalam half-maraton yang akan diadakan pada bulan April mendatang, karena acara tersebut hanya diperuntukkan bagi robot yang memiliki dua kaki.
Di sisi lain, pada bulan Oktober tahun lalu, Tiangong, robot bipedal yang dirancang di Tiongkok, secara teknis telah berpartisipasi dalam Yizhuang Half Marathon di Beijing.
Akan tetapi, keikutsertaannya hanya sebatas berlari sejauh 100 meter bersama pelari manusia untuk sesi foto. Meskipun demikian, Tiangong direncanakan akan kembali berpartisipasi pada April 2025.