Setelah meninggal, manusia akan reinkarnasi atau jadi 'arwah'?
Setelah meninggal, manusia akan reinkarnasi atau jadi 'arwah'? Meski ditolak oleh sains, masyarakat modern yang percaya adanya hantu berpendapat bahwa sains hanya belum bisa membuktikan dan hal tersebut sama sekali tak membuktikan bahwa hantu itu tak ada.
Banyak sekali usaha manusia dalam menegaskan diri bahwa 'roh' maupun 'arwah' itu ada. Berbagai tayangan televisi pun sering mengeksploitasi keingintahuan manusia terhadap hal tersebut dan akhirnya membuat manusia makin percaya kalau 'roh' itu ada.
Meski ditolak oleh sains, masyarakat modern yang percaya adanya hantu berpendapat bahwa sains hanya belum bisa membuktikan dan hal tersebut sama sekali tak membuktikan bahwa hantu itu tak ada. Para pemercaya hantu, lebih memilih percaya bahwa hantu bisa dijelaskan oleh bidang ilmu fisika modern.
-
Siapa yang memberikan nama ilmiah untuk "hiu hantu"? Dia memberi ikan baru itu nama ilmiah Harriota avia. Avia berarti "nenek" dalam bahasa Latin. Finucci mengatakan nama ini dia dedikasikan untuk neneknya.
-
Dimana "hiu hantu" ini ditemukan? Dr Finucci dan peneliti lain dari Institut Nasional Penelitian Air dan Atmosfer Selandia Baru (NIWA) menemukan ikan ini di area dasar laut yang dikenal dengan Chatham Rise, terletak di sebelah timur Selandia Baru.
-
Mengapa penemuan "hiu hantu" ini penting? Menurut para ilmuwan, temuan ini sangat penting karena mempelajari lebih banyak soal bagaimana spesies ini hidup dapat membantu para ahli menemukan cara terbaik untuk melindungi ikan ini.
-
Di mana 'hantu' tersebut muncul? Hantu gumpalan tersebut, yang tampak seperti sosok tak berbentuk yang melambai ke luar angkasa, terlihat di lapisan es Flade Isblink – lapisan es seluas sekitar 8.550 kilometer persegi yang terletak di garis pantai paling utara Greenland, jauh di dalam Lingkaran Arktik.
-
Di mana 'suara hantu' itu ditemukan? Lebih lanjut, dijelaskan Kiki, suara-suara hantu dalam rekap KPU tidak hanya terjadi di dapil DKI Jakarta II. Melainkan di dapil lain baik DPR RI, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
-
Bagaimana "tangan hantu" itu terbentuk? Mengutip Astronomy, Rabu, (01/11), para astronom kemudian mengartikan bahwa wilayah di dekat pulsar bergejolak, karena memuntahkan partikel-partikel energi yang kemudian pergerakannya berubah menjadi lebih tenang dan lebih teratur. "Data IXPE kita di peta pertama pada medan magnet berbentuk tangan. Kemudian, partikel bermuatan yang menghasilkan sinar-X bergerak sepanjang medan magnet, sehingga membentuk Nebula yang terlihat seperti tulang di tangan manusia,"
Di awal, sains menjelaskan konsep adanya arwah itu hanyalah ilusi bermula dari manusia yang secara kultur didesain untuk percaya adanya roh. Hal ini dikarenakan gagasan tentang kematian itu terlalu 'gelap' untuk dipercaya oleh masyarakat. Oleh karena itu berbagai budaya selalu punya versi tentang kehidupan setelah meninggal. Jadi secara psikologis, seseorang akan cenderung mempercayai konsep roh atau arwah, ketimbang menolaknya.
Dunia sains pun akhirnya punya pandangan yang bertolak belakang, dengan menyebut fisika modern bisa menyebutkan penjelasan ilmiah tentang arwah. Menurut teori fisika modern, energi di alam semesta ini adalah hal yang konstan dan hal tersebut tak bisa diciptakan maupun dihancurkan. Jadi apa yang terjadi ketika seseorang mati, energi seseorang harusnya bertransformasi ke bentuk energi lain. Harusnya bentuk energi baru ini bisa disebut 'arwah.'
Namun hal ini buru-buru dibantah oleh munculnya berbagai pemikiran lain soal transformasi energi. hal tersebut berupa energi yang berada dalam tubuh seseorang itu sebenarnya memang ditransformasikan, namun dalam bentuk panas. Energi panas ini dilepaskan ke lingkungan tempat seseorang dikebumikan. Sehingga energi ditransfer ke hewan atau bakteri yang memakan tubuh manusia, serta tumbuhan yang menyerap berbagai hal di 'jasad' seseorang yang berguna bagi tumbuhan tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa arwah pun sebenarnya tidak ada.
Bagaimana dengan reinkarnasi yang dipercaya oleh berbagai penganut agama tertentu? Untungnya, sains juga melakukan percobaan akan hal ini, dan justru belum menemukan jawaban.
Dalam agama Buddha dikenal konsep reinkarnasi yang percaya seseorang akan hidup kembali di jiwa yang lain setelah meninggal. Budaya barat yang sama sekali tak mengenal konsep semacam ini, mencoba menalarkan dengan kajian ilmiah.
Seorang psikiater dari University of Virginia bernama Jim Tucker, menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari data tentang anak-anak yang mengklaim diri memiliki kehidupan masa lalu. Dengan mengolah berbagai data dengan metodologi yang sangat baik, Jim mendapat sebuah pola dari data yang dia kumpulkan.
Data dari Jim menunjukkan bahwa hanya anak berumur 2 hingga 6 tahun yang menyadari bahwa ia memiliki kehidupan masa lalu, dan rata-rata kematian kehidupan masa lalunya di umur 28 tahun, di mana 70 persennya meninggal dengan kekerasan atau tidak biasa. Meski ada pola yang ditemukan, hal ini tak membuktikan apa-apa tentang eksisnya reinkarnasi secara ilmiah.
Selain dari penelitian ini, sebuah teori dijabarkan dari aspek fisika kuantum. Dari fisika kuantum, kehidupan itu berasal dari kesadaran yang membentuk material, bukan sebaliknya. Jika teori ini benar, sebuah kesadaran tentu tak butuh tubuh atau otak secara fisik untuk hidup. Meski demikian, hal ini tak membuat reinkarnasi jadi ada secara ilmiah.
Jadi, ke mana kita pergi setelah meninggal? Untuk menjawab ini, lebih baik tidak bertanya kepada berbagai kajian ilmiah, namun lebih baik ikuti apa yang jadi kepercayaan Anda masing-masing.
Baca juga:
15 Hewan paling mematikan di Bumi, ribuan orang jadi korban
Paling logis, ini jawaban terbaru dari misteri Segitiga Bermuda!
Rusia rilis nuklir, 2000 kali lebih kuat dari bom atom Hiroshima!
'Dosen Gaib' gegerkan netizen, ini 3 pandangan sains menanggapinya!
13 Objek aneh di permukaan Mars yang tertangkap kamera!
5 Fakta mencengangkan tentang mimpi yang bikin malas tidur!