Sisi Negatif AI yang Perlu Diwaspadai
Kebutuhan pengaturan pemanfaatan kecerdasan buatan ini tengah dikaji oleh pemerintah.
Sisi Negatif AI yang Perlu Diwaspadai
Mesin kecerdasan buatan tersebut kerap dimanfaatkan sebagai asisten dalam membereskan beragam tugas, terutama yang berkaitan dengan teks, seperti membuat essai, ide, konten, penerjemahan dan semacamnya.
Sayangnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, mengungkapkan jika kebutuhan pengaturan pemanfaatan kecerdasan buatan ini tengah dikaji oleh pemerintah. Kenapa?
Memunculkan Sisi Negatif
Nazar menuturkan jika kecerdasan buatan bisa memunculkan sisi-sisi negatif dan berbagai isu.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Apa alasan Suriah melarang penggunaan ChatGPT? Singkatnya, kebijakan ini diambil Suriah untuk melindungi warganya dari risiko buruk yang bisa terjadi dari ChatGPT.
-
Mengapa aktivitas paten AI generative meningkat? “Peningkatan tajam dalam aktivitas paten mencerminkan kemajuan teknologi terkini dan potensi dalam GenAI,” kata laporan itu.
-
Mengapa ChatGPT diibaratkan seperti pisau bermata dua? "Ada plus dan minusnya, pisau bermata dua. (Jurnalis) tak akan pernah tergantikan karena unsur mendefinisikan kepentingan publik meraba perasaan publik itu kan membutuhkan manusia. Tidak bisa dikerjakan si mesin, menganalisis, lagi-lagi media itu membutuhkan independensi,"
-
Apa yang digambarkan oleh AI dalam postingan Reddit tersebut? Berikut adalah gambar yang dihasilkan AI membuat kostum DC Universe versi low budget. Ada yang berandai-andai bagaimana jadinya karakter-karakter film Hollywood dibuat di Bollywood.
-
Apa yang ditemukan para ahli dengan menggunakan AI? Para ahli dari Universitas Bradford, Nottingham, dan Stanford telah mengembangkan algoritma analisis khusus untuk membuat sebuah penemuan: salah satu objek dalam lukisan karya Raffaello Sanzio/Raphael ternyata tidak dilukis oleh sang maestro.
Pemerintah tak sendiri, tetapi juga melibatkan sejumlah lembaga, hingga mitra kerja di beragam sektor, seperti beberapa pakar teknologi, sosial, maupun budaya.
Tujuannya untuk berkolaborasi dalam mengkaji bersama masalah ini.
Walau begitu, Nezar mengungkapkan jika regulasi kecerdasan buatan ini tak dimaksudkan untuk menghambat inovasi, tetapi sebagai langkah antisipasi atas risiko yang mungkin muncul.
Nezar juga mengatakan, pemerintah telah berdiskusi dengan UNESCO tentang pemanfaatan AI atau kercerdasan buatan, terutama dari sisi etika.
Media Perlu Waspada Menggunakan Kecerdasan Buatan
Lebih lanjut, Nezar mengingatkan agar industri media lebih waspada dalam menggunakan AI.
Menurutnya, kecerdasan buatan dapat berakibat pada pemberitaan yang berujung disinformasi, apabila data yang diberikan salah dan tidak disiapkan dengan baik.
Selain itu, penggunaan AI juga punya potensi melanggar hak cipta. Banyak data-data penulis, gambar, suara yang dijalari oleh generative AI.
Di situlah kemudian menurut Nezar, ada unsur yang dilanggar dari karya yang diambil oleh kecerdasan buatan. Inilah kenapa efek negatif kecerdasan buatan atau AI ini harus diantisipasi ke depannya.
Butuh SDM yang Memadai
Kendati menegaskan pentingnya regulasi AI, Nezar Patria juga mendorong demokratisasi AI.
Menurutnya, langkah demokratisasi AI ini dapat memberikan akses penggunaan, pemanfaaan, pengembangan, dan pengaturan AI.
Hal tersebut dapat membuka peluang inovasi dan penyelesaian berbagai isu kontemporer AI secara kolaboratif.
Hanya saja, selain keberadaan infrastruktur internet, demokratisasi AI ini juga perlu regulasi dan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
Sederet Isu yang Berkaitan dengan Kecerdasan Buatan
Adapun isu yang terkait dengan kecerdasan buatan ini menurut Nezar Patria ada beberapa macam, yaitu
1. Kesalahan atau misinformasi,
2. Privasi atau kerahasiaan,
3. Toxicity atau ancaman berbasis siber,
4. Perlindungan hak cipta,
5. Bias implementasi AI,
6. Pemahaman nilai kemanusiaan.
Menurut Nezar Patria, untuk mengatasi isu-isu ini, diperlukan regulasi agar pemanfaatan kecerdasan buatan sebagai teknologi, juga memungkinkan keberagaman dan menciptakan fair level playing field.