Soal hacking besar-besaran Sony, FBI bela Korea Utara
FBI nyatakan Korea Utara masih 'bersih'
Sony sempat dikabarkan bersiap untuk menyatakan keterlibatan hacker Korea Utara dalam kasus peretasan besar yang menimpa salah satu cabang perusahaan mereka, Sony Pictures.
Namun sekarang isu tersebut dimentahkan oleh salah satu badan intelijen Amerika, FBI. Lewat salah satu direktur cybercrime-nya, Joe Demarest, FBI mengungkapkan bila Korea Utara saat ini masih 'bersih'.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
"Tidak ada kontribusi Korea Utara (dalam kasus hacking Sony) hingga saat ini," kata Demarest pada Reuters(09/12).
Selain itu, juru bicara FBI mengatakan bila pihaknya masih terus membantu Sony untuk menangkap hacker sesungguhnya, meskipun FBI tidak mau menjelaskan recana yang mereka pakai, The Next Web (09/12).
Pernyataan FBI ini tentu saja berbanding terbalik dengan pendapat beberapa pakar keamanan internet yang sejak kasus ini bergulir percaya bila Korea Utara adalah dalangnya.
Pendapat itu tidak lepas dari permintaan hacker untuk menghentikan rilis salah satu film terbaru Sony yang menggambarkan upaya pembunuhan pemimpin nomor satu Korea Utara, Kim Jung Un. Apalagi, virus yang dipakai oleh hacker #GOP yang menyerang Sony juga mempunyai kemiripan dengan cirus serupa yang pernah dipakai oleh hacker Korea Utara untuk menyerang Korea Selatan.
Tidak mau semakin terpojokkan oleh publik dunia, Korea Utara pun mengambil sikap dengan menyanggah semua tuduhan hacking yang dialamatkan padanya.
Diplomat Korea Utara sebelumnya berujar bila tuduhan itu adalah laporan palsu yang sengaja ditujukan untuk memojokkan negara mereka agar mau mengikuti peraturan internasional untuk melarang hacking dan pembajakan.
Baca juga:
Gawat! Hacker kembali serang Sony, PlayStation jadi korban
Dahsyatnya virus Korea Utara yang lumpuhkan Sony Pictures
Amerika akan dilanda serangan hacker besar-besaran?
Gara-gara hacker #GOP? 5 Film baru Sony beredar di dunia maya
Hacking besar-besaran Sony dilancarkan oleh Korea Utara?
Hacker #GOP berhasil bobol Sony, sebabkan kelumpuhan global!