Suka Pakai Singkatan di Chat, Ini Dampaknya Menurut Peneliti
Ada dampak bagi orang yang suka chat pakai singkatan.
Sering pake singkatan pas chat? Ternyata, ada dampak yang mungkin jarang kita sadari nih. Menurut peneliti, pakai singkatan bikin pesan kita kelihatan kurang tulus dan orang jadi malas membalasnya.
Para psikolog menganalisis lebih dari 5.000 pesan dari delapan penelitian dan menemukan bahwa orang yang sering pakai singkatan dianggap kurang serius dan jarang dapat tanggapan. Apalagi, mengikuti era yang semakin modern, singkatan juga makin populer di era pesan digital.
-
Kenapa orang-orang suka berbagi kata-kata lucu nunggu gajian? Humor sering kali menjadi pelarian yang efektif dari stres finansial dan kegelisahan yang mungkin dirasakan selama periode ini.
-
Kenapa orang-orang suka menggunakan kata-kata sindiran halus? Kata sindiran halus namun menohok menjadi salah satu cara mengungkapkan rasa tak suka secara tidak langsung pada seseorang yang menjengkelkan. Satu di antara cara terbaik untuk mengungkapkan rasa kesal adalah melalui kata sindiran halus.
-
Siapa saja yang suka membaca kata-kata lucu? Orang lebih senang ketika membaca kata-kata lucu sekaligus membayangkan adegan yang benar-benar terjadi di otaknya.
-
Kenapa kata-kata semangat puasa lucu penting? Kata-kata semangat puasa lucu ini dapat membuat suasana Ramadan lebih riang dan ceria. Memberi semangat kepada mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa merupakan salah satu hal baik yang perlu kamu lakukan.
-
Gimana cara kata-kata lucu bikin semangat? Kata-kata hari ini lucu bisa menjadi penyemangat untuk mengawali hari. Kata-kata hari ini lucu juga bisa membantu menghilangkan kejenuhan. Bahkan, kata-kata ini juga mampu memberikan suasana yang menyenangkan.
-
Kapan kata-kata cinta bahasa Inggris berkembang? "Love is like an hourglass, with the heart filling up as the brain empties." (Cinta itu bagaikan jam pasir, dengan hati terisi selagi otak mengosong). - Jules Renard
Cepet sih, tetapi ternyata bertanya “gmn?” (gimana), tidak seakurat ketika kita bilang “Gimana kabarnya?” secara lengkap.
“Meskipun singkatan bisa menghemat waktu dan tenaga, penelitian kami menunjukkan bahwa singkatan juga dapat menghalangi komunikasi yang efektif dan mempengaruhi persepsi interpersonal secara negatif,” tulis para penulis dalam Jurnal Psikologi Eksperimental, yang dikutip dari theguardian, Jumat (15/11).
David Fang dari Universitas Stanford dan timnya di Universitas Toronto menyelidiki dampak singkatan dalam berbagai skenario pengiriman pesan. Mereka meminta orang-orang menilai ketulusan pesan dengan dan tanpa singkatan dan seberapa besar kemungkinan mereka akan merespon.
Mereka juga menganalisis pesan di platform Discord, eksperimen kencan kilat online, dan aplikasi kencan Tinder.Hasilnya, orang yang menggunakan singkatan lebih jarang mendapat respon dibandingkan dengan mereka yang menulis lengkap. Tanggapan yang diterima pun cenderung lebih pendek. Walaupun anak muda lebih sering menggunakan singkatan, efek negatifnya tetap ada, kata para peneliti.
“Singkatan membuat pengirim terlihat kurang tulus dan penerima cenderung tidak membalas,” kata para penulis.
- Lima Kesalahan dalam Chatting dengan Gebetan yang Sebaiknya Dihindari
- 3 Cara Ampuh Terhindar dari Jebakan Link Palsu dan Penipuan
- Cara Pintar Menghadapi Pasangan yang Suka Lama Membalas Chat, Jangan Sampai Tidak Tahu!
- Kala Chat Mesra Hasan Hasbi Panggil Cayang-Beb ke Windy Idol Dibongkar Jaksa Bikin Kuasa Hukum Protes
Dampak negatif ini muncul karena singkatan menandakan tingkat usaha yang lebih rendah dari si pengirim. Sejak pesan teks pertama di dunia dikirim pada Desember 1992, pengguna pesan makin efisien dengan mengganti kata-kata dan frasa lengkap dengan singkatan.
Misalnya, “I Love You” menjadi “ily” atau “I don’t really care” menjadi “idrc.”Para peneliti ingin memahami apakah singkatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan makna yang sama dengan kata lengkap memiliki efek berbeda pada penerimanya. Ada yang bilang singkatan lebih santai dan informal, bisa membuat hubungan lebih akrab.
Tapi, ada juga yang berpendapat singkatan menunjukkan kurangnya usaha dan minat.Dalam salah satu eksperimen, orang yang menerima pesan singkatan merespon dengan pesan yang lebih pendek dari biasanya, yang meningkatkan kemungkinan balasan yang semakin singkat.
“Temuan kami menunjukkan bahwa orang menghargai percakapan yang berkualitas, lebih menyukai pesan yang menunjukkan perhatian dan hubungan pribadi,” tulis para peneliti.
Namun, beberapa psikolog lain tidak yakin singkatan benar-benar bermasalah. Profesor Linda Kaye dari Edge Hill University mengatakan, “Penting untuk menyadari bahwa dalam interaksi pesan berbasis teks di dunia nyata, penerima kemungkinan besar memiliki lebih banyak konteks dan keakraban dengan pengirim sehingga persepsi akan didasarkan pada serangkaian informasi yang jauh lebih kaya.
Mungkin saja dalam interaksi di dunia nyata, persepsi ini kurang menonjol atau berdampak.”Dr. Christopher Hand, seorang psikolog di Universitas Glasgow, setuju. “Banyak hal bergantung pada hubungan pribadi antara pengirim dan penerima, dan apakah Anda mengenal orang-orang tersebut yang menggunakan singkatan atau tidak,” katanya.
“Itu juga bergantung pada konteksnya, apakah mereka sedang terburu-buru? Apakah mereka menggunakan singkatan-singkatan ini untuk menghindari penggunaan kata-kata yang tabu?”
“Orang cenderung memilih gaya komunikasi mereka dengan hati-hati, tergantung pada siapa yang mereka ajak bicara, mengapa mereka berbicara, dan apakah itu bersifat pribadi, profesional, romantis, agresif, dan sebagainya,” tambah Hand.
“Teknologi modern melampaui komunikasi teks singkat, karakteristik suara dalam catatan suara, emoji, gif, meme, dan sebagainya cenderung lebih berdampak daripada teks biasa.”
Reporter magang: Nadya Nur Aulia