Tidak bisa bangun pagi? salahkan DNA-mu
Ternyata seseorang terkadang terlahir menjadi seorang yang tak bisa bangun pagi.
Bangun pagi adalah permasalahan banyak orang di dunia, terutama mereka yang bekerja di jam kantor. Namun hal ini bukan melulu soal gaya hidup yang salah. Ternyata seseorang terkadang terlahir menjadi seorang yang tak bisa bangun pagi.
Dilansir dari Daily Mail (3/2), sebuah studi meneliti hampir 90 ribu orang dengan menanyakan pada mereka, apakah mereka seorang morning person, atau night person.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang ingatan menjijikkan? Mengutip Indy100 & Newsweek, Senin (25/3), para peneliti di Macquarie University di Australia dan Karolinska Universitet di Swedia telah mengungkap bahwa sensasi-sensasi sensorik ini memicu rasa jijik yang kuat.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
Dari penelitian ini, akhirnya diketahui bahwa ada 15 gen atau DNA yang berhubungan dengan seseorang bisa bangun pagi, atau bisa terjaga di malam hari. Penelitian ini juga membuktikan bahwa DNA ini mempengaruhi seseorang akan maksimal performanya pada pagi hari atau malam hari.
Sang peneliti, David Hinds, mengatakan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kondisi biologis manusia berpengaruh ke perilaku sehari-hari atau tidak. Penggolongan antara morning person dan night person adalah yang paling tepat dari perilaku ini.
Penelitian ini juga ditujukan untuk menemukan berbagai kondisi manusia dan kemungkinan penyakit apa yang bisa diderita. Selain itu, mengerti bagaimana kita berbeda dengan orang lain adalah hal yang menarik untuk diteliti.
Namun, sebuah hasil menarik ditemukan oleh para peneliti. Penelitian ini berkesimpulan bahwa mereka yang tidur 29 menit pasca tengah malam, adalah orang yang lebih pintar daripada mereka yang tidur di bawah tengah malam.
Baca juga:
Suka tidur dengan kaki menghadap pintu? Ini bahayanya
Penyakit ini bikin kamu tak mau tahan pipis lagi
Seks, cara unik untuk lawan risiko demensia
Tak hanya berisik, mendengkur simpan efek tak menyenangkan buat otak
Oksitosin, hormon cinta yang bikin rumah tangga harmonis