5 Alasan Anak Putuskan Menjauh dari Orang Tua, Jangan Salahkan Mereka
Hubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Ikatan antara orang tua dan anak mulai terbentuk sejak kelahiran si buah hati. Bagi banyak orang tua, kehadiran anak merupakan sumber kebahagiaan yang menyempurnakan keluarga mereka. Pada masa kanak-kanak, anak biasanya cenderung patuh terhadap perintah orang tua dan mengikuti ajaran mereka, baik dalam hal pengetahuan maupun emosi.
Dalam banyak aspek, orang tua memiliki wewenang untuk membuat keputusan penting. Namun, ketika anak memasuki fase remaja dan dewasa, mereka mulai belajar untuk mengejar impian dan membuat keputusan secara mandiri. Dukungan orang tua di tahap ini sangatlah krusial. Sayangnya, sering kali orang tua menentang keinginan anak dan memaksa mereka untuk mengikuti kehendak orang tua.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Bagaimana warga Lebak memelihara kerbau mereka? Warga di Kabupaten Lebak sendiri memiliki cara yang unik dalam beternak kerbau. Mereka hanya melepaskannya saja di tanah lapang yang luas. Konsep ini merupakan cara tradisional untuk membudidaya kerbau, karena hewan tersebut bisa leluasa mencari makan.
-
Siapa saja yang dekat dengan Jaka Tingkir? 2 Jaka udah punya akun Instagram sendiri, tapi jarang update. Umurnya sekarang 18 tahun. 3 Jaka, meskipun nggak ikutan ke dunia hiburan kayak om-om atau sepupunya, tapi gantengnya Jaka ini bisa jadi model nih. 4 Bisa dilihat di foto yang diunggahnya, Jaka sangat fotogenic. Nggak heran dia sering dapat pujian ganteng dari netizen. 5 Jaka emang demen banget sama olahraga, jadi gak heran deh badannya tinggi dan cakep! 6 Attila bangga banget punya anak-anak yang keren! Dia ngunggah foto ini pas lagi ngucapin ulang tahun ke-18 buat Jaka. 7 Jaka juga akrab sama anggota keluarga yang lain. Dia suka banget ikutan kumpul-kumpul dan foto-foto bareng mereka.
-
Di mana letak Jamaika? Jamaika sendiri terletak di kawasan Laut Karibia, benua Afrika.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
Sikap semacam ini dapat membuat anak merasa tertekan dan kehilangan kebebasan, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menjaga jarak dari orang tua. Oleh karena itu, penting untuk memahami beberapa alasan mengapa anak memilih untuk menjaga jarak dengan orang tua, seperti yang dilansir dari *Mom Junction*, Jumat (27/9).
1. Membandingkan dan Menganggap Salah Satunya Spesial
Bagi sebagian orang tua, memiliki lebih dari satu anak adalah sesuatu yang patut disyukuri. Mereka berusaha untuk memberikan kasih sayang dan perhatian yang seimbang antara setiap anak, sehingga semua anak merasa dicintai secara merata oleh kedua orang tua.
Namun, dalam praktiknya, sering kali terjadi ketidakseimbangan perhatian yang dapat mempengaruhi hubungan antar saudara. Mungkin Anda sebagai orang tua tidak menyadari, tetapi perilaku semacam itu dapat membuat anak yang lain merasa sensitif. Bahkan, jika Anda secara sadar atau tidak membandingkan satu anak dengan yang lainnya, hal ini dapat membuat anak Anda merasa diabaikan. Situasi ini mendorong anak untuk menciptakan jarak yang semakin besar seiring mereka tumbuh dewasa.
Tindakan yang Mengakibatkan Anak Merasa Benci ke Orang Tua
Saat anak melakukan kesalahan, reaksi yang ditunjukkan oleh orang tua sangat memengaruhi perkembangan emosional dan hubungan mereka di masa depan. Beberapa orang tua memilih untuk menahan kemarahan dan berusaha memahami keadaan, serta menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif. Pendekatan ini tidak hanya membantu anak untuk belajar dari kesalahan, tetapi juga memperkuat hubungan antara orang tua dan anak.
Di sisi lain, ada orang tua yang langsung memarahi atau menghukum anak ketika mereka berbuat salah. Meskipun niatnya mungkin baik, sikap ini dapat memberikan dampak negatif. Anak yang sering menerima hukuman atau dimarahi mungkin akan mengingat pengalaman tersebut dengan rasa sakit dan kebencian, yang dapat memengaruhi pandangan mereka terhadap orang tua saat mereka dewasa. Selain itu, pendekatan ini dapat membuat anak merasa takut, tidak hanya terhadap hukuman, tetapi juga terhadap orang tua mereka sendiri.
- Ini Alasan Mengapa Anak Perlu Tidur Siang, Bukan Karena Kelelahan dan Butuh Tidur
- Mengapa Anak Bisa Marah-marah dan Berperilaku Buruk Hanya pada Orangtua di Rumah? Ini Alasannya
- Anaknya Menangis Lantaran Tak Enak Hati Minta Uang Kuliah Profesi, Respons Ayah Ini Bikin Terenyuh
- Bagaimana Orangtua Bisa Menjawab Pertanyaan Anak ketika Kita Tidak Tahu Jawabnya?
Rekomendasi yang Tidak Diinginkan
Sebagai orang tua, merupakan tanggung jawab untuk membimbing anak agar melakukan hal-hal yang positif dan mengikuti jalur yang benar. Orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Namun, penting untuk menetapkan batasan yang jelas baik bagi anak maupun orang tua. Misalnya, jika seorang anak bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri, tetapi Anda sebagai orang tua lebih memilih agar ia tetap di daerah tempat tinggal dan melanjutkan studi di sana. Keputusan ini diambil agar Anda tidak terpisah dari anak dalam waktu yang lama. Meskipun bagi Anda itu adalah langkah yang baik, bagi anak, hal ini bisa menjadi sangat menyedihkan karena mereka harus mengorbankan impian mereka. Ketika anak tidak diberikan kebebasan untuk membuat pilihan, mereka mungkin merasa kecewa dan menjauh dari Anda.
Menyampingkan Batasan
Setiap orang memiliki batasan dalam hidup yang sering kali ingin dilindungi dari perhatian orang lain. Batasan ini sangat krusial, terutama dalam hubungan antara orang tua dan anak. Ketika anak mulai memasuki fase dewasa, mereka berusaha untuk menentukan jalur hidupnya sendiri, termasuk dalam aspek keuangan dan pengelolaan tabungan. Namun, seringkali orang tua melanggar batasan tersebut dengan meminta akses ke tabungan anak atau bahkan meminta untuk melihat jumlah uang yang mereka miliki. Tindakan ini dapat membuat anak merasa kehilangan privasi. Ketika anak merasa bahwa keputusan keuangan mereka tidak dihargai, hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan mengurangi kepercayaan dalam hubungan.
Terlibat dalam Urusan Rumah Tangga Anak
Saat anak Anda memilih untuk membangun kehidupan berkeluarga dengan pasangannya, ini merupakan saat yang dipenuhi dengan kebahagiaan sekaligus kesedihan bagi orang tua. Perpisahan ini menunjukkan bahwa anak Anda siap untuk memulai fase baru dalam kehidupannya. Namun, sering kali orang tua merasa kesulitan untuk melepaskan dan berusaha mendorong anak agar tetap tinggal di rumah. Upaya ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi anak dan pasangannya. Ketika orang tua melanggar batas dengan berusaha mengontrol kehidupan anak, hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang mendalam. Pasangan anak Anda mungkin merasa tidak memiliki kebebasan untuk membangun hubungan yang sehat, yang pada akhirnya membuat anak Anda merasa tertekan dan berusaha menjauh dari orang tua.