Ancaman Generasi ke-5, Pasukan Siber TNI AD Siap Menghadapinya Untuk Perang
Kesiapan pasukan siber TNI AD dalam menghadapi ancaman perang generasi ke-5.
Komandan Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat Brigjen Iroth Sonny Edhie, berbicara soal kesiapan TNI AD dalam mengatasi ancaman perang generasi ke-5. Hal itu ia sampaikan melalui video yang diunggah di kanal Youtube TNI AD.
Dalam kesempatan tersebut, ia membahas soal persiapan pasukan siber TNI AD dalam menghadapi ancaman perang siber yang bisa mengganggu kedaulatan negara.
-
Apa yang sedang dibahas mengenai Angkatan Siber TNI? Wacana angkatan siber kembali mencuat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto untuk membentuk matra baru di TNI, yakni matra siber.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Bagaimana cara membentuk Angkatan Siber TNI? “Kalau ingin menambah matra atau angkatan baru, ubah dulu aturannya,” ujarnya.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
Simak ulasannya:
Kesiapan TNI AD Dalam Ancaman Perang Siber
Dalam video yang dibagikan, Brigjen Iroth menuturkan jika TNI AD berupaya menjaga keamanan ruang siber untuk tetap mempertahankan kedaulatan negara.
"Iya betul (penting) karena dalam ruang siber ini kita harus jaga juga kedaulatan siber karena kita bicara pertahanan negara kan ada 3 aspek yang harus dijaga," ungkapnya seperti dikutip dari Youtube TNI AD (3/5).
Youtube/TNI AD ©2023 Merdeka.com
Ruang Digital Perlu Dijaga dan Diamankan
Menurut Iroth, ruang siber di era saat ini sudah berevolusi dari ancaman nir-militer menjadi militer. Sehingga, status ancaman siber ini bersifat ancaman hybrida gabungan antara militer dan non-militer.
"Era siber ini sebenarnya adalah era perang informasi dan bagaimana informasi itu di eksploitasi untuk kepentingan tertentu," kata Iroth.
Youtube/TNI AD ©2023 Merdeka.com
Karakter perang siber ini sendiri memiliki cara kerja antara lain merekayasa fakta dan informasi, menjungkir-balikkan fakta, menyebarkan kebohongan, dan provokasi melalui media siber.
"Masyarakat 5.0 (generasi ke-5) ini adalah masyarakat berbasis digital di mana kita hidup dalam ruang digital. Sehingga itulah yang membuat ruang digital ini perlu dijaga dan diamankan," tambah Iroth.
Kesiapan TNI AD Hadapi Ancaman Perang Siber
Iroth menyebut, saat ini dunia telah memasuki era perang generasi ke-5 meliputi perang siber dan informasi. Untuk itu, pasukan siber TNI Angkatan Darat (AD) disebut tengah bersiap untuk menghadapi ancaman perang siber yang bisa mengganggu ideologi dan kedaulatan negara.
"Perang generasi ke-5 sudah masuk ranah (menyerang) ideologi. Itu yang disebut perang mindset atau perang ideologi. Nah ini yang harus kita atasi bersama, bagaimana Angkatan Darat bisa bersikap memperkuat konsep operasi untuk menghadapi ancaman perang generasi ke-5," kata Iroth.