Cara Meyakini Bahwa Allah Maha Esa, Pahami Dalilnya dalam Al-Quran
Berikut cara meyakini bahwa Allah Maha Esa beserta dalilnya dalam Al-Quran.
Allah Maha Esa merupakan salah satu gelar yang masuk ke dalam Asmaul Husna yakni Al Ahad. Allah Maha Esa memiliki srti Allah SWT itu tunggal, tidak beranak, tidak diperanakkan dan tidak serupa dengan siapa pun.
Meyakini bahwa Allah Maha Esa membuat Islan disebut sebagai agama tauhid. Di mana umat Islam menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sembahan yang benar. Allah SWT menegaskan keesaannya dalam Al-Quran surat Thaha ayat 14 yang artinya,
-
Bagaimana caranya memohon petunjuk kepada Allah? Memohon petunjuk kepada Allah adalah tindakan spiritual yang penting dalam ajaran Islam. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memohon petunjuk kepada Allah:1. Berserah diri: Mulailah dengan memperkuat hubungan spiritual Anda dengan Allah. Berserah diri sepenuhnya kepada-Nya, sadari bahwa Dia Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. 2. Shalat Istikharah: Shalat Istikharah adalah doa khusus yang dilakukan ketika seseorang menghadapi keputusan penting. Dalam shalat ini, Anda memohon petunjuk dari Allah dalam memilih antara dua pilihan yang baik.3. Doa: Doa adalah sarana terpenting dalam memohon petunjuk kepada Allah. Berdoalah dengan sungguh-sungguh dan tulus, memohon petunjuk dan bimbingan-Nya dalam segala hal yang Anda hadapi. 4. Membaca Al-Qur'an: Al-Qur'an adalah sumber utama petunjuk bagi umat Islam. Dengan membaca Al-Qur'an, Anda dapat menemukan petunjuk dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Anda.5. Berpikir dan Merenung: Merenungkan tentang tanda-tanda Allah dalam ciptaan-Nya dapat membantu Anda memperoleh pemahaman dan petunjuk dari-Nya. Renungkanlah tentang ayat-ayat-Nya dan belajarlah dari pengalaman hidup Anda. 6. Konsultasi dengan Orang yang Bijaksana: Berbicara dengan orang yang lebih bijaksana dan berpengalaman dalam agama Islam juga bisa memberikan perspektif baru dan petunjuk yang berharga.7. Bersabar dan Tawakal: Setelah memohon petunjuk kepada Allah, bersabarlah dalam menunggu jawaban-Nya. Percayalah bahwa Allah akan memberikan petunjuk yang terbaik bagi Anda, dan tawakallah kepada-Nya dalam setiap keputusan yang Anda ambil.
-
Bagaimana caranya untuk pasrah kepada Allah? Bertawakal atau berpasrah diri kepada Allah harus disertai dengan hati yang ikhlas. Tanamkan dalam diri bahwa setiap rencana yang Allah takdirkan adalah yang terbaik untuk hidup kita. Oleh karena itu, sikap pasrah kepada Allah juga dapat memperkuat iman seseorang.
-
Apa arti dari kalimat "Masya Allah, laa quwwata illa billah"? "Masya Allah sendiri merupakan salah satu kalimat thayyibah bahasa Arab yang kerap diucapkan ketika seorang muslim merasa takjub. Namun, terkadang masih ada beberapa orang salah kaprah dan justru mengucapkan kalimat tersebut saat melihat sesuatu yang buruk. Hal ini terjadi karena tak semua orang memahami arti dari kalimat tersebut. Simak ulasan selengkapnya dilansir dari laman muslim.or.id dan berbagai sumber: Kata Masya Allah (Arab: مَا شَاءَ ٱللَّٰهُ), memiliki arti sebagai sesuatu yang dikehendaki oleh Allah SWT."
-
Kapan Mahalini resmi memeluk agama Islam? Yang pasti, Mahalini menjadi mualaf bulan ini setelah acara memapit kemarin," ujarnya.
-
Kenapa Mahalini memeluk agama Islam? Kita mulai dari cerita di Bali dulu ya, dari saat Mahalini memohon izin untuk ditemani oleh Aa Ikky dan tentunya meminta izin untuk berpindah keyakinan, sudah mendapat izin dari orang tua, dan segala macam," ujar Deni Uwaw saat diwawancara di Kawasan Tambun, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (8/5/2024).
-
Apa makna sebenarnya dari "Masya Allah"? Dalam buku Seri Kalimat Tayyibah: Masya Allah (2023) oleh Ririn Astutiningrum, menjelaskan bahwa kata Masyaallah artinya dengan kehendak Allah. Makna dari ungkapan ini adalah apa yang dikehendaki Allah SWT.
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku. Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku," (Q.S. Thaha: 14)
Lantas bagaimana cara meyakini bahwa Allah Maha Esa beserta dalilnya dalam Al-Quran? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (22/8), simak ulasan informasinya berikut ini.
Dalil Allah Maha Esa dalam Al-Quran
Sebelum membahas cara menyakini bahwa Allah Maha Esa, ada baiknya untuk mengetahui dalilnya dalam Al-Quran.
1. Asmaul Husna Al-Ahad artinya dalam Al-Quran surat Al-Hajj ayat 34:
"Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang patuh (kepada Allah),"
2. Asmaul Husna Al-Ahad artinya dalam Al-Quran surat Maryam ayat 88-96:
"Dan mereka berkata, '(Allah) Yang Maha Pengasih memiliki anak.' Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar, hampir saja langit, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, karena ucapan itu, karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih memiliki anak.
Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih memiliki anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.
Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat. Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanam rasa kasih sayang (dalam hati mereka),"
Cara Meyakini Bahwa Allah Maha Esa
Allah Maha Esa artinya tunggal dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Dapat diartikan juga dengan tidak ada dzat yang menyerupai Dzat Allah ta'ala. Dzat Allah SWT juga tidak tersusun dari bagian-bagian sebab tunggal dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-perbuatan-Nya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Ikhlas ayat 1-4, Allah SWT berfirman,
"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
Sedangkan, keesaan Allah SWT dalam sifat-Nya memiliki maksud bahwa tidak ada makhluk yang memiliki sifat-sifat serupa Allah SWT. Itu artinya tidak ada manusia dan makhluk lainnya yang memiliki sifat qudroh (kuasa), iradah (kehendak) dan sifat-sifat Allah SWT lainnya.
Firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 255 yang artinya:
"Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi mengurus (makhluk-Nya); tidak ada dan tidak tidur. KepunyaanNya apa yang ada di langit dan di bumi. siapa yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinnya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang mengamatiNya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa menjaga keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar," (Q.S. Al Baqarah: 255)