Cerita Taruna Akpol Selama Pendidikan Mendapatkan Uang Saku, Ini Besarannya
Di sela-sela perjuangan berat, para taruna Akademi Kepolisian (Akpol) justru mendapatkan keberuntungan. Ada banyak fasilitas mumpuni yang siap mengakomodasi kebutuhan.
Ditempa menjadi seorang abdi negara dengan kemampuan luar biasa memang tak mudah. Ada perjuangan yang harus dilakukan.
Kendati demikian, di sela-sela perjuangan berat, para taruna Akademi Kepolisian (Akpol) justru mendapatkan keberuntungan. Ada banyak fasilitas mumpuni yang siap mengakomodasi kebutuhan.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Salah satunya yakni uang saku setiap bulan. Simak ulasan selengkapnya berikut ini, dilansir dari kanal YouTube Bidhumas Poldajatim, Senin (31/1).
Diberi Uang Saku
Di tengah-tengah kesibukan menempuh pendidikan Akpol, taruni cantik serta taruna yang satu ini berbagi cerita. Ada rasa manis yang mereka rasakan tatkala berjuang menjadi seorang abdi negara.
Seluruh akomodasi diterimanya secara cuma-cuma. Bahkan, mereka mendapatkan uang saku sejumlah Rp300 ribu setiap bulan.
"Tempat tinggal gratis, makan gratis juga, dari seragam dan atributnya gratis semua," ungkap taruni asal asal Bangkalan, Jatim tersebut.
YouTube Bidhumas Poldajatim ©2022 Merdeka.com
"Berarti orangtua gak kasih uang saku lagi?" tanya sang komandan.
"Tidak, komandan. Malah kita dapat uang saku setiap bulan sekitar Rp300 ribu," tambahnya.
Fasilitas Gedung & Makanan
Selain itu, berbagai kebutuhan lainnya pun juga tersedia secara gratis dan mumpuni. Mulai dari ruang kelas yang nyaman hingga auditorium untuk keperluan pengajaran akademik.
"Fasilitas ada ruang kelas yang sangat bagus, Komandan. Lalu komputer ada satu setiap di kelas. Ada gedung kelas dan auditorium," terang taruna asal pengiriman Polres Situbondo tersebut.
Untuk fasilitas kesehatan sekali pun juga tersedia. Semua fasilitas gedung, pendidikan, kesehatan, hingga menu makanan menjadi perhatian Polri bagi pendidikan calon penerus satuan Bhayangkara.
"Untuk fasilitas kesehatan, di sana ada RS Bhayangkara Akpol. Menu makanannya di Akpol juga enak, saya kesukaannya ayam goreng," tambah sang taruni.
Diberi Pelajaran Akademik
Semua fasilitas tersebut demi menunjang para taruna saat menempuh pendidikan. Selayaknya mahasiswa pada umumnya, mereka pun juga dibabat habis dengan sejumlah tugas akademik.
Terlebih, mereka juga dituntut untuk memahami ilmu-ilmu sosial.
YouTube Bidhumas Poldajatim ©2022 Merdeka.com
"Untuk pelajaran, kami juga masih bisa mengikuti, Komandan. Jadi seperti kuliah biasa, nanti kita diberikan tugas-tugas seperti pembuatan makalah, paper, namun lebih banyak juga pelajaran ke sosial seperti sosiologi, psikologi masa, dan fungsi teknis kepolisian," ungkapnya.
Pendidikan Penuh Keberanian & Perjuangan
Namun, semua hal tersebut masih membutuhkan perjuangan dan ketangguhan para taruna dan taruni. Pendidikan Akpol memang tempat bagi para calon taruna untuk membentuk diri sendiri menjadi pribadi yang kuat secara mental dan fisik.
"Yang namanya pendidikan pembentukan itu tidak enak," ceritanya.
"Kami ditempa, dibina, tapi kita harus solid dan tetap menguatkan," sambungnya.