Dokumen Rahasia Militer Mesir Terbongkar, Ungkap Proyek Saluran Air buat Lenyapkan Terowongan Gaza
Dokumen itu mengungkap secara lengkap untuk pertama kalinya rincian spesifik tentang operasi Mesir untuk menghancurkan terowongan Gaza.
Dokumen itu mengungkap secara lengkap untuk pertama kalinya rincian spesifik tentang operasi Mesir untuk menghancurkan terowongan antara semenanjung Sinai dan Gaza.
Dokumen Rahasia Militer Mesir Terbongkar, Ungkap Proyek Saluran Air buat Lenyapkan Terowongan Gaza
Dokumen rahasia militer Mesir yang diperoleh Middle East Eye (MEE) mengungkap kabar mengejutkan.
Dokumen itu mengungkap secara lengkap untuk pertama kalinya rincian spesifik tentang operasi Mesir untuk menghancurkan terowongan antara semenanjung Sinai dan Gaza.
Dikutip dari middleeasteye, Minggu (19/5/2024), Sebuah dokumen tertanggal 5 Februari 2015, yang ditandatangani oleh Letnan Kolonel Ahmed Fawzy Abdelaziz, menyebutkan jumlah terowongan yang dihancurkan antara Agustus 2011 dan Februari 2015 sebanyak 2.121.
- Jaga Iklim di IKN, Pemerintah Bakal Bangun 60 Embung
- Ekskavator Proyek Lumbung Pangan Nasional Tiba di Merauke, Haji Isam: Tugas Negara
- Pekerja Proyek Rumah Pompa Air di Makassar Temukan Ular Sanca dengan Kondisi Perut Membesar
- Pengacara Hadirkan 5 Saksi di Sidang Praperadilan, Yakinkan Pegi Setiawan Korban Salah Tangkap
Jumlah ini termasuk 813 orang yang terendam banjir; 1.181 dimusnahkan dengan menggunakan peralatan teknik; dan 127 yang roboh karena bahan peledak.
Dokumen tersebut juga mencakup komunikasi mengenai usulan gagasan untuk membangun kanal yang akan berfungsi sebagai zona penyangga untuk memblokir pembuatan terowongan dan melonggarkan tanah di sekitarnya.
Usulan tersebut diawasi oleh Mohamed Farid Hegazi, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Mesir.
Usulan terusan ini sangat rahasia dan tidak ada bukti bahwa usulan tersebut berhasil dilaksanakan.
Pada 2015, saat ide itu dipertimbangkan, buldoser terlihat menggali di sepanjang perbatasan dalam bocoran video yang dilaporkan sebagai proyek pembangunan kanal untuk membanjiri terowongan dengan air laut.
Hal ini memicu kecaman dari para pejabat Palestina termasuk ketua Hamas Ismail Haniyeh. Sobhy Radwan, yang saat itu menjabat Wali Kota Rafah, memperingatkan kanal itu akan menyebabkan tanah longsor dan runtuhnya infrastruktur Gaza.
Dokumen itu menunjukkan bahwa Hegazi pada Desember 2014 menugaskan Otoritas Air angkatan bersenjata untuk melakukan studi bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Teknik Militer untuk menguji tanah di sepanjang perbatasan dan menentukan kelayakan kanal.
Otoritas perairan dan perguruan tinggi militer melakukan 40 penyelidikan buat mengukur kedalaman lapisan tanah dan menentukan tingkat kelembapan.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa tanah di sepanjang jalur saluran yang diusulkan sangat kedap air.
Selain itu, studi itu juga menyimpulkan kejenuhan tanah tidak akan terjadi hingga jangka waktu beberapa tahun.
Mengomentari temuan tersebut, Hegazi mengatakan dalam surat tertanggal 17 Januari 2015 bahwa kepala staf militer dan menteri pertahanan memerintahkan otoritas teknik dan perguruan tinggi militer untuk "melakukan studi mengenai alternatif spesifik untuk menangani terowongan di sebelah barat perbatasan timur di kedalaman lebih dari 20 meter”.
Hegazi juga menyertakan para ahli dari Institut Penelitian Nasional Astronomi dan Geofisika (NRIAG), yang merekomendasikan metode ilmiah untuk menemukan terowongan yang kedalamannya lebih dari 20 meter.
Dokumen-dokumen tersebut mengungkapkan peningkatan yang nyata dalam upaya untuk menemukan dan menghancurkan terowongan setelah Abdul Fattah as-Sisi berkuasa pada Juli 2013, ketika menteri pertahanan melakukan kudeta terhadap pendahulunya yang terpilih secara demokratis, Mohamed Morsi.