Israel Bantai Wanita & Anak-anak di Tempat Pengungsian, Kondisi Jenazahnya Amat Memprihatinkan
Kondisi Jabalia usai terjadi pengeboman terungkap begitu mencekam. Bahkan, jasad dari para korban tewas tersebut terungkap begitu menyayat hati.
Israel kembali melakukan serangan ke tempat pengungsian bagi para warga Palestina di Jabalia, Gaza Utara, Minggu (10/11) pagi pukul 06.00 waktu setempat.
Serangan yang dilakukan pun turut menewaskan puluhan warga sipil. Bahkan, hampir dari setengah jumlah korban tewas tersebut tak lain merupakan anak-anak yang tak berdosa.
- Tentara Israel Akui Mereka Kini Lelah, Patah Semangat, dan Mentalnya Hancur karena Perang di Gaza
- Bukti Israel Kejamnya Luar Biasa, Anak Kecil Ditembak buat Pancingan saat Warga Datang Menolong Langsung Dibom
- Dikata Sakit Jiwa, Tentara Israel Berjoget Ria Usai Bantai Puluhan Anak-anak di Gaza Setiap Hari
- Biadabnya Israel, Bomnya di Gaza Membuat Balita ini Dijahit 200 Jahitan di Wajah & Kehilangan Lidah Hingga Tangan
Kondisi Jabalia usai terjadi pengeboman terungkap begitu mencekam. Bahkan, jasad dari para korban tewas tersebut terungkap begitu menyayat hati. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Israel Serang Warga di Tempat Pengungsian
Meski mendapat tekanan hingga berbagai kecaman dari dunia internasional, Israel tak bergeming. Pasukan militer di bawah pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu masih terus meluncurkan berbagai serangan brutal.
Terakhir, Israel baru saja melakukan pengeboman secara mengerikan di wilayah Jabalia, Gaza Utara, Minggu pagi. Diungkap dalam laporan resmi yang dirilis aljazeera, setidaknya serangan tersebut menewaskan 32 orang, di mana 13 di antaranya merupakan anak-anak.
Sementara menurut kantor berita Wafa, serangan tersebut secara khusus menargetkan sebuah kediaman pribadi milik keluarga Alloush. Berdasarkan informasi yang dihimpun, lokasi tersebut sebelumnya digunakan warga sebagai tempat pengungsian.
Kini, lokasi tersebut bahkan telah berubah total menjadi puing-puing hingga hanya menyisakan kehancuran di berbagai sudutnya saja.
Menurut saksi mata setempat, penyerangan tersebut dilakukan pada saat warga masih belum sepenuhnya melakukan aktivitas. Secara mendadak dan tanpa peringatan, bom yang dijatuhkan dari jet tempur militer Israel langsung menggempur lokasi.
Kondisi Jenazahnya Memprihatinkan
Akibatnya, korban yang berjatuhan tersebut mengalami kondisi memprihatinkan. Beberapa korban yang didominasi dari kalangan anak-anak tersebut dilaporkan tewas dalam kondisi tubuh yang tidak lagi utuh.
Korban yang berjatuhan tersebut tampak ditutup dengan kain hingga selimut di sebuah halaman rumah sakit.
"Sekitar 30 orang syahid, 13 di antaranya anak-anak, dalam pembantaian mengerikan Israel terhadap keluarga 'Alloush' di Jabaliya Al-Balad di Gaza utara. Beberapa syuhada hanyalah bagian tubuh saja," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun X (sebelumnya Twitter) @warfareanalysis.
Puluhan Ribu Nyawa Warga Palestina Melayang
Hingga kini, setidaknya lebih dari 43.552 orang tewas sejak 7 Oktober 2023 akibat genosida yang dilakukan Israel.
Laporan lain menambahkan ada sekitar 102.765 orang lebih terluka akibat serangan yang masif dan terus menerus. Sementara itu, ada ribuan korban lainnya yang dikhawatirkan masih terjebak di antara puing reruntuhan dan tidak bisa diakses oleh petugas.
Aksi genosida tersebut disinyalir menjadi cara Israel agar warga Palestina segera mengosongkan dua kota di Gaza Utara dan salah satu kamp penduduk sebagai zona penyangga.
Meski begitu, mereka menyangkal dan bersikeras bahwa serangan hanya ditujukan kepada Hamas.
Serangan besar-besaran belum lama ini juga terjadi di Kota Beit Lahiya dan Jabalia. Kedua kota tersebut merupakan kamp pengungsi terbesar dan cukup bersejarah.
Sejak Sabtu (2/11) militer Israel dari divisi tentara baru dikirim ke Jabalia guna bergabung dengan dua batalyon operasi lain.
Serangan tersebut membuat seluruh penduduk wilayah terpaksa mengungsi di tengah blokade yang dilakukan Israel.
Otoritas Kualitas Lingkungan (EQA) Palestina juga mengklaim Israel telah jatuhkan 85 ribu ton bom di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Jumlah tersebut ditaksir melampaui selama Perang Dunia II.
Sejauh ini tentara zionis telah menggunakan semua jenis senjata dan peluru dalam agresi yang sedang berlangsung. Kebanyakan mereka memakai fosfor putih yang dilarang berdasarkan hukum internasional oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Senjata Konvensional. Senjata tersebut menyasar komponen lingkungan, yang menyebabkan kerusakan lingkungan parah dan mengancam kehidupan manusia maupun hewan.
Selain itu penggunaan senjata berbahaya juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur air hingga tercemar bocor ke reservoir air tanah. Akibatnya, bencana kesehatan hingga krisis air bersih mengancam ratusan ribu penduduk hingga generasi mendatang.