Kisah Gus Dur Sudah Jadi Presiden Hanya Punya Dua Jas Kusut
Kisah tentang para pemimpin negara memang selalu menarik untuk disimak. Salah satunya kisah Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Kisah tentang para pemimpin negara memang selalu menarik untuk disimak. Salah satunya kisah Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
Saat menjabat sebagai Presiden RI, Gus Dur memiliki banyak kisah. Salah satunya, ternyata ia hanya memiliki dua jas kusut.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Apa yang dibahas oleh tokoh-tokoh nasional saat bertemu Gus Mus? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
-
Siapa yang membuat konten ceramah Gus Iqdam viral di media sosial? Konten-konten ceramah Gus Iqdam viral di media sosial Gus Iqdam digandrungi anak-anak muda karena caranya menyampaikan pesan keagamaan dinilai menyenangkan.
-
Siapa yang menemui Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).
Penasaran dengan kisahnya? Berikut ulasan lengkapnya.
Cerita Mantan Ajudan Gus Dur
Melalui unggahan mantan ajudan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid, Priyo Sambadha di akun Twitter pribadinya @PSambadha.
Priyo menceritakan tentang sosok Gus Dur. Ia menilai bahwa Gus Dur tidak pernah merasa menjadi manusia yang istimewa meski dirinya telah menjadi seorang presiden kala itu.
"Saya amati, kuncinya itu #GusDur tidak pernah merasa jadi 'manusia istimewa'. Baik sebelum, selama, maupun setelah menjabat Presiden. Makanya beliau bisa tetap mulia hingga akhir hayat beliau," tulis @PSambadha.
"Buat kalian-kalian yang masih muda, apapun Tuhan berikan peran dlm hidupmu kelak, baik itu sebagai presiden, ulama, atau tentara, konglomerat atau petani atau pengemudi atau hakim, menteri atau penjaga kamar mayat atau apapun itu, pesan saya satu: tetaplah berpijak di bumi. Seperti #GusDur," lanjutnya.
Gus Dur Hanya Punya Dua Jas Kusut
Priyo menceritakan bahwa semasa Gus Dur menjabat sebagai presiden, Gus Dur hanya memiliki dua jas kusut.
"Saat itu jas pribadi beliau hanya 2 lembar. Keduanya kusut karena memang bukan jas baru dan bukan jas hasil jahitan taylor mahal pasar baru atau kota. Sepertinya dari taylor tanah abang.
Bayangkan. Presiden RI dg 230 juta rakyat, jasnya hanya 2 lembar! Bukan Boss atau Versace," tulis @PSambadha.
Jas Gus Dur Terlihat Kusut Saat Pemotretan
Priyo mengingat kembali ketika dirinya mengurus sesi foto resmi presiden baru, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kala itu. Staf istana telah mempersiapkan segalanya sejak 3 hari sebelumnya.
Gus Dur yang didampingi oleh perangkat kepresidenan inti akhirnya datang. Ia telah mengenakan jas lengkap dengan pin-pin resmi kepresidenan.
Tetapi, ketika pemotretan dimulai, hasilnya kurang memuaskan. Hal ini lantaran jas Gus Duru tampak kurang rapi atau kusut.
"Tiba saatnya sesi foto resmi presiden baru, Presiden KH. Adurrahman Wahid.
Kita, staf istana sudah mempersiapkan semuanya 3 hari sebelumnya. Skenarionya adalah, set foto sudah siap 100%. Presiden tinggal datang, lalu foto cepret2, selesai, dan Presiden bisa segera meninggalkan tempat," tulis @PSambadha.
"Sesuai skenario, Bapak Presiden langsung dipersilahkan untuk berpose di spot yg sdh disetting slm 3 hari.
Gak pake lama, kamera polaroid langsung beraksi puluhan shutter. Cepret2 cepret2 cepret2!
Klita langsung cek hasilnya. Okekah?
Tidak!
Jas beliau tampak kurang rapi. Kusut," lanjutnya.
Staf Istana Berusaha Merapikan Jas Gus Dur
2018 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho
Priyo dan staf istana dengan sigap berusaha semampunya untuk merapikan jas presiden ke-4 RI tersebut. Tetapi, ternyata masih kelihatan kusut.
Staf istana merasa bingung, terlebih saat itu staf istana kepresidenan belum siap benar untuk melayani sepenuhnya Presiden dan keluarga penghuni istana.
Melihat sibakan tangan tak membuat jas Gus Dur rapi, akhirnya Sespres Ratih Hardjono mengatakan jika mereka membutuhkan setrika.
"Karena sibakan tangan-tangan gak ngaruh, Sespres Ratih Hardjono berkata, 'Ya udah terpaksa kita setrika dulu aja bentar'
Masuk akal.
Tp masalahnya ada dua.
1. Yang mau disterika itu jas presiden. Masak presiden disuruh nunggu jasnya disetrika?
2. Dimana mau cari setrika di istana?," tulis @PSambadha.
Gus Dur Mau Menunggu Jas Miliknya Disetrika
Meski demikian, Gus Dur dengan enteng menyetujui jika jas nya harus disetrika terlebih dulu. Bahkan ia tampak ikhlas untuk menunggu beberapa saat.
"Saat itu dengan enteng Pres Gus Dur setuju bahwa jasnya harus disetrika dulu karena ketika kita cek, jas satu lagi yang dimiliki beliau tidak lebih rapi dari yang dikenakan beliau.
Beliau dengan ikhlas 'menerima nasib' harus menunggu untuk beberapa saat.
Wajah beliau biasa saja. Datar," tulis @PSambadha.
Staf Istana Mencarikan Setrika
Petugas protokol pun segera keluar untuk mencari setrika. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya petugas tersebut datang dengan membawa setrika dan meja setrikaan.
"Tapi beliau woles aja. Ngobrol dengan putrinya.
Saat itu nunggu setrika rasanya lamaaaaaaa banget. Rasanya pingin lari dari kenyataan ini.
Akhirnya kawan saya datang juga. Ia menjinjing setrika sambil tangan satunya memeluk meja setrikaan motif kembang2. Dari jauh mirip orang dansa," tulis @PSambadha.
Tetapi, ternyata masih ada masalah satu lagi. Kabel setrika tersebut kurang panjang dan tidak sampai ke stopkontak. Akhirnya petugas tersebut kembali ke luar untuk mencari kabel.
"Segera perangkat set setrikaan kita assembly.
Siap!
Siaaap?!
Belum!
Kabel setrika kurang panjang!
Gak nyampe colokan!
Wuzz!!
Teman saya langsung terbang lagi menghilang cari kabel," lanjutnya.
Gus Dur Tampak Santai dan Tidak Marah
Meski menunggu cukup lama, Gus Dur tampak santai dan tidak marah. Ia sama sekali tidak memperlihatkan kesan marah.
"Saya lirik lagi wajah Bapak Presiden. Masih nyantai aja. Gak ada sama sekali kesan jengkel walaupun staf istana jelas-jelas amat sangat tidak bermutu.
Padahal kalau saja saya presidennya, pasti seluruh staf istana ini akan saya hukum nguras samudra Indonesia," tulis @PSambadha.
Staf Istana Berhasil Merapikan Jas Gus Dur
Setelah petugas yang mencari kabel datang dan setrika jas telah dilakukan, akhirnya Gus Dur dapat berfoto dengan hasil yang sempurna.
"Setelah itu 'upacara resmi' setrika jas bisa diselesaikan dengan hasil yang sempurna.
Dan tuntaslah sesi pemotretan foto resmi kepresidenan tersebut dengan baik.
Mulai sekarang kalo anda lihat foto resmi Presiden Gus Dur yang gagah itu, ingat cerita ini ya.
Bless you and this nation. SEKIAN," tulis @PSambadha.
Hikmah dari Cerita Mantan Ajudan Gus Dur
Priyo Sambadha, mantan Ajudan Presiden ke-4 RI tersebut lantas mengungkapkan hikmah yang dapat diambil dari cerita Gus Dur tersebut.
"Hikmah dari cerita ini adalah :
Jangan tanya jas apa yang bisa diberikan negara kepadamu.
Tapi apa yang bisa kamu berikan untuk bangsa ini," tulis @PSambadha.