Kisah Perwira Muda TNI Diperintah Prabowo Daki Everest, Kini jadi Danjen Kopassus
Kisah perwira muda TNI diperintah Prabowo untuk mendaki Mount Everest.
Mayor Jenderal TNI H. Iwan Setiawan menceritakan kisahnya saat diperintah untuk mendaki Mount Everest saat menjadi perwira muda. Perintah tersebut berasal dari Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus.
Lika-liku perjalanan pun dilalui, mulai dari seleksi, persiapan hingga seleksi di Paldor, Nepal. Lantas bagaimana kisah perwira muda TNI diperintah Prabowo untuk mendaki Mount Everest?
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan Jenderal Wismoyo menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD? Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar menjabat Kepala Staf TNI AD dari tahun 1993 sampai 1995.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
Melansir dari akun YouTube Indonesia Satu Channel, Senin (8/8), simak ulasan informasinya berikut ini.
Seperti Mustahil
Dengan suhu minus 50 derajat Celcius, mendaki Mount Everest menurut Mayjen Iwan seperti mustahil. Apalagi dirinya dari iklim tropis dan tidak berpengalaman, tiba-tiba mendaki Mount Everest.
YouTube Indonesia Satu Channel ©2022 Merdeka.com
"Sebetulnya seperti mustahil (daki Mount Everest), itu kan di luar batas kemampuan manusia. Bayangkan Kang Freddy, kita dari iklim tropis, kita tidak berpengalaman, ujug-ujug (tiba-tiba) mendaki ke Mount Everest. Itu adalah impian seluruh pendaki di dunia," ungkap Mayor Jenderal TNI H. Iwan Setiawan, Danjen Kopassus.
"Orang mau mendaki Mount Everest, butuh waktu 3 tahun sampai 5 tahun. Mungkin pernah mendaki ketinggian 3.000 (mdpl), 4.000 (mdpl), 5.000 (mdpl) dan belum tentu berhasil," sambungnya.
Untuk Kehormatan Bangsa
Mayjen Iwan menjelaskan salah satu alasan prajurit TNI mendaki Mount Everest. Karena rasa Nasionalisme Prabowo Subianto tinggi. Dia meminta dicarikan prajurit TNI terbaik.
YouTube Indonesia Satu Channel ©2022 Merdeka.com
"Tetapi kita dengan panggilan nasionalisme untuk kehormatan bangsa, karena waktu itu Pak Mahathir Mohamad memproklamirkan bahwa Malaysia mau mengibarkan benderanya di Asia yang pertama," ungkap Mayjen Iwan.
"Sedangkan kita tidak ada persiapan, karena keterpanggilan saja. Waktu itu Komandan Jenderalnya Pak Prabowo Subianto punya nasionalisme yang tinggi, akhirnya 'Cari prajurit yang terbaik'," lanjutnya.
"Nah kita adalah prajurit-prajurit perwira muda saat itu, saya umur 29 tahun. Jadi kita perwira muda, fisiknya bagus, semangat bagus yang siap untuk melaksanakan tugas apapun," tambahnya.
Berhasil Seleksi Pendakian
Sebelum mendaki, para prajurit TNI ini diseleksi terlebih dahulu. Mayjen Iwan pun menjadi salah satu perwira yang berhasil diseleksi untuk pendakian Mount Everest.
YouTube Indonesia Satu Channel ©2022 Merdeka.com
"Jadi saya muda diseleksi masuklah beladiri judo. Satu tahun setengah perjalanan ada lagi kegiatan yang memang memanggil Patriotisme dari prajurit Kopassus yaitu pendakian Everest. Akhirnya pada saat saya berjalan judo satu tahun setengah diseleksi untuk pendakian Mount Everest. Kebetulan spesialisasi saya pendaki serbu," ujarnya.
"Jadi saya termasuk salah satu perwira yang berhasil di seleksi untuk pendakian Mount Everest," sambung Mayjen Iwan.
Latihan di Pegunungan Himalaya
YouTube Indonesia Satu Channel ©2022 Merdeka.com
"Kan ini minus 50 derajat, waktu dibayangan di alam pikiran Kang Iwan seperti apa? Waktu itu istri mau melahirkan," tanya Freddy Ndolu.
"Tidak terbayang, makanya kita dari iklim tropis lihat es saja belum pernah. Begitu mendaki di sana ya hanya modal Bonex tetapi diisi dengan kemampuan fisik, diisi dengan semangat. Latihan hanya 3 bulan, dulu pernah dari rekan-rekan sipil menyarankan bagaimana kalau latihan kita di Puncak Carstensz," ujar Mayjen Iwan.
"Petunjuk Pak Prabowo latihan di medan sebenarnya yaitu di pegunungan Himalaya," lanjutnya.
Berhasil Sampai Puncak
Rombongan pun berangkat ke Nepal untuk selanjutnya melaksanakan pendakian di Paldor terlebih dahulu. Dari 33 orang TNI-Sipil, hanya tersisa 25 orang yang lolos. Belum berhenti di sana, mereka tetap melanjutkan latihan di Paldor.
YouTube Indonesia Satu Channel ©2022 Merdeka.com
"Hasil penilaian pelatih dari Rusia bahwa hanya 16 orang yang siap untuk berangkat ke Mount Everest. Di situ 10 orang dari TNI dan 6 orang dari sipil," paparnya.
"Waktu itu dibagi lagi, sisi utara 6 orang, sisi selatan 10 orang. Saya Komandan Tim dari sisi selatan," sambungnya.
"Karena berkat semangat, berkat gemblengan fisik di Kopassus, berkat doa dari orangtua, istri dan seluruh bangsa Indonesia, ternyata kita bisa," jelasnya.
Video Kisah Perwira Muda Daki Mount Everest
Mayor Jenderal TNI H. Iwan Setiawan menceritakan kisahnya saat diperintah untuk mendaki Mount Everest saat menjadi perwira muda.
Perintah tersebut berasal dari Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal.
Berikut videonya.