Kisah Tragis Paramedis di Gaza Dapat Panggilan Tugas Ada Rumah Dibom Israel, saat Tiba di Lokasi Ternyata Kediaman Ibunya
Tenaga Paramedis di Gaza harus kehilangan keluarga dan ibunya akibat serangan bom Israel yang menyasar rumah keluarganya.
Kisah tragis dialami oleh seorang tenaga paramedis asal Gaza yang harus kehilangan beberapa anggota keluarganya termasuk sang Ibu akibat serangan bom Israel.
Tenaga paramedis yang diketahui bernama Abdul Qader Ahmed menceritakannya sembari menahan duka di dalam ambulan usai mengetahui sang ibu tewas.
- Israel Serang Ambulans dan Tembaki Jurnalis di Kamp Pengungsian Gaza, Bunuh 48 Warga Palestina Hanya Dalam 24 Jam
- Periksa Kondisi Rumah Usai Dibombardir Israel, Warga Gaza Langsung Histeris Menemukan Jasad Ayahnya
- Utusan WHO Bawa Kabar Sedih dari Gaza, Semua karena Kebiadaban Israel
- Brutalnya Tentara Israel Serbu Rumah Sakit di Gaza, Tangkap Puluhan Petugas Medis & Bunuh 2 Pasien Anak-Anak
Apalagi, kala itu ia sedang dalam tugas menyelamatkan korban bom dan menyasar sebuah rumah yang diketahui adalah rumah ibunya.
Seperti apa kisah selengkapnya? Melansir dari Instagram @middleeasteye, Selasa (20/8) simak informasi berikut ini.
Rumah Ibu jadi Target Ledakan Bom Israel
Peristiwa bermula saat Abdul Qader Ahmed, awalnya menerima telepon yang memberitahukan bahwa serangan udara Israel telah mengebom sebuah rumah di kamp Jabalia ketika dia sedang bertugas di Rumah Sakit Kamal Adwan.
Sesampainya di lokasi, Abdul menemukan rumah yang diincar ternyata adalah rumah keluarganya.
"Ada serangan di rumah kami, di dekat rumah kami. Saya lihat orang-orang naik ke atas gedung, menuju lantai lima. Kami di lantai enam."
“Saya lihat dari sisi barat gedung, tampak baik-baik saja, alhamdulillah. Lalu katanya atapnya kena, tapi tidak seorang di sana," jelasnya sembari menahan tangis.
Mengetahui rumah keluarganya jadi sasaran, ia langsung naik ke atas atap yang sudah dalam kondisi hancur. Saat itu juga ia melihat korban tewas yang merupakan anggota keluarganya.
“Saya bilang tidak kepada mereka, 'saudara saya ada di atas sana'. Saya naik ke sana dan menemukan atapnya hancur, dan lantai lima dan empat runtuh ke lantai tiga.”
“Ibuku, ibuku tersayang, Jihan Ahmed, pamanku, adikku, Shaimaa Ahmed, semuanya syahid," sambungnya.
Abdul Qader hanya bisa pasrah dan terus berdoa sembari meyakinkan diri bahwa keluarganya yang tewas dalam kondisi syahid.
"Semuanya syahid, Insya Allah. Alhamdulillah Tuhan semesta alam. Kami milik Tuhan, dan kepada-Nya kami akan kembali. Demi Tuhan, kami tidak akan menangis, Insya Allah. Demi Tuhan, kami akan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka, Insya Allah. Dan saya mohon kepada Tuhan untuk mengikuti mereka sebagai syahid," tutupnya.
Banjir Simpati Warganet
Cerita tersebut memantik beragam tanggapan dari warganet via kolom komentar unggahan.
Tak sedikit yang mengutuk kebrutalan Israel dan memberikan dukungan kepada Abdul Qader yang tetap tegar dalam menjalankan tugasnya meski harus kehilangan anggota keluarganya dalam sekejap.
"Ketika mereka termasuk yang paling tangguh lalu diuji dengan begitu luar biasa.... Ya rabb mudahkan nasib mereka 💔," tulis akun @nafeesa.sfathima
"😢😢 Allah memberinya kekuatan agar tetap tegar. Insya Allah mereka akan dipertemukan kembali di surga 🤲💔," tulis akun @deborahmetwalli
"YA TUHAN KASIHAN ORAN-ORANG INI- bagaimana mereka bisa melanjutkan. Hatiku hancur melihat mereka semua - TOLONG HENTIKAN MIMPI BURUK INI," tulis akun @vanessaprice813
"Semua kekerasan yang disengaja oleh Israel ini tidak diperlukan. Sungguh menyia-nyiakan hidup. Semuanya merupakan keajaiban. Dan setiap hari Israel menindas atau membunuh kehendak Tuhan. Semuanya demi kesempurnaan dan kekuasaan serta penaklukan kita semua. Semua institusi kita adalah raja dan ratu kita, cara hidup kita ditentukan oleh serangkaian nilai kejam yang dipimpin oleh segelintir orang yang tidak mau bekerja sama," tulis akun @Mhossainpublic
"Kejahatan genosida paling jelas dan terbesar sepanjang masa. Allah lindungi kita," tulis akun @mygram_drhamad