Kisah Tukiyem Atmoredjo, Jawa Suriname yang Berprofesi sebagai Dukun Bayi
Tukiyem Atmoredjo adalah seorang Jawa yang tinggal di Suriname. Selama di Suriname ia pernah berprofesi sebagai dukun bayi.
Republik Suriname adalah salah satu negara yang berada di Amerika Selatan. Di Suriname banyak dijumpai orang Suku Jawa yang masih fasih berbahasa Jawa sampai sekarang.
Mereka adalah orang Jawa yang pada tahun 1920-an dibawa oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk pindah ke Suriname. Salah satunya adalah Tukiyem Atmoredjo.
-
Apa yang sedang dicari oleh Warga Negara Suriname di Klaten? Saskia Paiman, seorang warga negara Suriname, berkesempatan berkunjung ke tanah leluhurnya di Pulau Jawa. Ia pun mencari jejak keturunan leluhurnya yang berada di Dukuh Tombol, Desa Dalangan, Kecamatan Tulung, Klaten.
-
Siapa yang berjuang di Surabaya melawan tentara Belanda? Para pemuda rela bertempur menghadapi tentara Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
-
Apa yang dilakukan pasukan Belanda seusai mendarat? Dalam buku berjudul Brigade Ronggolawe, keesokan paginya yakni pada 19 Desember 2023, pasukan Belanda yang datang melalui pantai Glondong menyebar ke beberapa tempat.
-
Kapan leluhur Warga Negara Suriname itu pergi ke Suriname? Berdasarkan penuturan Mbak Saskia, Mbah Wiryodilopo ditinggal orang tuanya ke Suriname pada tahun 1920-an.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Siapa saja yang dikirim oleh Belanda ke Suriname untuk menjadi tenaga kerja? Sebagai negara penjajah, Belanda mengirimkan ribuan orang dari Indonesia ke Suriname. Orang yang dikirim itu kebanyakan dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Tukiyem Atmoredjo adalah seorang Jawa yang tinggal di Suriname. Selama di Suriname ia pernah berprofesi sebagai dukun bayi. Simak ulasannya sebagai berikut.
Dari Jawa ke Suriname
©2022 tiktok/serbarujak
Video TikTok yang diunggah oleh akun @serbarujak menayangkan sebuah wawancara dengan narasumber seorang perempuan bernama Tukiyem Atmoredjo.Tukiyem adalah perempuan keturunan Jawa yang lahir di Suriname.
Ia lahir pada tahun 1926, satu tahun setelah orang tuanya pindah ke Suriname pada tahun 1925. Orang tuanya merupakan salah satu dari orang Jawa yang dibawa ke Suriname oleh Ratu Wilhelmina.
Orang tua Tukiyem berasal dari Desa Djlegi, Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Brebes. Diketahui, sekarang Desa Jlegi, Kecamatan Kutowinangun masuk dalam wilayah Kabupaten Kebumen.
Diharuskan Kerja Kontrak
©2022 tiktok/serbarujak
Kedatangan orang Jawa ke Suriname bukanlah tanpa tujuan. Mereka di sana diminta untuk bekerja sebagai pekerja kontrak di berbagai sektor.
Orang-orang Jawa ini harus bekerja di perkebunan kopi, seperti menanam kopi, memanen kopi, dan membawa kopi di perkebunan setempat. Tukiyem juga merupakan salah satu pekerja kontrak di sana.
Mereka dikontrak selama lima tahun dan diberikan gaji sebesar 4 sen. Sedangkan untuk laki-laki mendapatkan gaji 6 sen.
Tidak Sekolah
©2022 tiktok/serbarujak
Tukiyem mengaku bahwa ia selama di Suriname tidak berkesempatan untuk mengenyam pendidikan.
Ia menuturkan bahwa tempat sekolah sangatlah jauh dan susah untuk dijangkau. Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk tidak sekolah.
“Tebih, ajeng sekolah, nggene tebih (Jauh, mau sekolah, tempatnya jauh)," ujar Tukiyem dalam wawancara tersebut.
Menjadi Dukun Bayi dan Tukang Pijat
©2022 tiktok/serbarujak
Selama di Suriname, selain ia bekerja di perkebunan kopi, Tukiyem juga bekerja sebagai dukun bayi dan tukang pijat. Meskipun demikian, ia mengatakan cukup kesulitan jika ingin mencari jamu di Suriname.
Ia mengaku bahwa ketika membutuhkan jamu, ia harus datang ke toko dan membelinya di Toko Laris, toko Tempoe Doeloe, dan lain sebagainya.
Ia tidak bisa menanam tanaman bahan jamu sendiri karena tanah yang tidak mendukung. "Kulo nanem bangle mawon pejah, kok (saya menanam bangle saja mati, kok)," ujar Tukiyem.
Tinggal di Belanda
©2022 tiktok/serbarujak
Tukiyem selanjutnya pindah dari Suriname ke Belanda. Ia memilih untuk pindah ke Belanda dengan membawa ibunya, suami, dan anak angkatnya.
Tukiyem mengatakan bahwa selama di Suriname ia juga sempat bekerja sebagai pembantu.
Meskipun begitu, ketika pindah ke Belanda ia mengaku jarang sekali berinteraksi langsung dengan orang Belanda.
Tetap Berbahasa Jawa
©2022 tiktok/serbarujak
Tukiyem mengatakan bahwa meskipun ia sudah pindah ke Suriname dan Belanda, bahkan menguasai beberapa bahasa asing, ia tetap fasih dalam berbahasa Jawa.
Ia mengatakan bahwa Jawa tetaplah Jawa. Tukiyem tetap menjaga Jawa supaya tidak luntur dan masih bisa dilestarikan.
Ia juga menuturkan sembari tertawa bahwa Bahasa Jawanya tidak akan memudar. “Nggeh, mboten luntur, nek mboten disukani klorok (klorin) nggeh mboten luntur (iya, tidak luntur, kalau tidak dikasih klorin ya tidak luntur)," ucap Tukiyem dilanjut dengan sebuah tawa.