Peluru Ini Jadi Bukti Indonesia Pernah Perang dengan Malaysia, Ditemukan TNI di Hutan
Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarhanud 16/SBC/3 Kostrad Pos Lumbis menemukan munisi berkaliber 7,62 mm.
Prajurit TNI baru-baru ini menemukan munisi atau peluru sisa konfrontasi Indonesia-Malaysia. Munisi dengan kaliber 7,61 mm ini merupakan peninggalan konfrontasi RI-MLY pada tahun 1965. Jumlah peluru atau munisi yang diamankan mencapai 1.201 butir.
Diketahui peluru itu pun masih aktif. Atas penemuan tersebut, Satgas Pamtas Yonarhanud 16/SBC langsung bergerak melakukan penyisiran di sekitar lokasi. Penasaran dengan peluru atau munisi peninggalan konfrontasi Indonesia-Malaysia yang ditemukan oleh prajurit TNI?
-
Siapa yang cedera di pertandingan timnas Indonesia melawan Thailand? Semoga saja, cederanya tak serius dan ia lekas sembuh. Jadi Da Bin bisa bermain lagi dan bisa membela Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-20 2025. Aaammiinnn!
-
Apa yang terjadi pada Timnas Indonesia U-20 saat bertanding melawan Thailand? Dalam pertandingan lanjutan Seoul Earth on Us (EoU) Cup 2024 ini, Indonesia yang sebelumnya diunggulkan, justru harus menelan pil pahit dengan kekalahan dua gol tanpa balas.
-
Apa saja yang ditayangkan dalam pertandingan Timnas Indonesia vs Australia? Pertandingan ini akan disiarkan langsung di RCTI dan juga bisa disaksikan melalui Vision+.
-
Kapan Timnas Indonesia bermain melawan Australia? Setelah menunjukkan penampilan gemilang bersama Timnas Indonesia dalam pertandingan melawan Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa malam (10/9/2024), Maarten Paes tidak bisa menahan keinginannya untuk menikmati nasi rendang.
-
Kenapa Timnas Indonesia dilatih dengan ketat di Stadion Madya? Latihan yang berlangsung di Stadion Madya, Jakarta pada Minggu sore (8/9/2024) ini diawasi secara ketat oleh aparat kepolisian.
-
Siapa pelatih Timnas Indonesia di pertandingan ini? Pelatih untuk timnas Indonesia adalah Shin Tae-yong.
Melansir dari akun Instagram tnilovers18, Senin (8/2), berikut ulasannya:
Warga & TNI Temukan Peluru
Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonarhanud 16/SBC/3 Kostrad Pos Lumbis menemukan munisi berkaliber 7,62 mm. Penemuan ini berawal saat sekelompok warga Desa Tau Lumbis Frangki, Boy, dan Igo tengah menggali tanah untuk memasang jerat babi hutan. Saat penggalian telah mencapai kedalaman sekitar 40 cm, terlihat ada 10 butir munisi aktif. Munisi atau peluru ini ditemukan di hutan Desa Lumbis, Kecamatan Lumbis Hulu, Kabupaten Nunukan pada Sabtu (6/2).
Instagram @tnilovers18 ©2021 Merdeka.com
Berdasarkan laporan dari warga tersebut, anggota Pos Lumbis yang dipimpin oleh Danpos Letda Arh Sutrisno Sitakar langsung bergegas menuju lokasi penemuan. Pelapor dan dibantu oleh 6 anggota TNI lantas mencoba menggali kembali di lokasi penemuan. Siapa sangka, mereka kembali menemukan sekitar 1.191 munisi atau peluru aktif yang langsung diamankan ke Pos Lumbis.
Peninggalan Konfrontasi RI-MLY
Penemuan ini juga disampaikan oleh Dansatgas Pamtas RI-Malaysia Yonarhanud 16/SBC Mayor Arh Drian Priyambodo, dalam keterangan tertulisnya di Pos Kotis Jalan Fatahilah, Kecamatan Nunukan Tengah, Kabupaten Nunukan. Menurut informasi yang didapat dari Bapak Tukang, lokasi penemuan merupakan tempat persembunyian pasukan Gurkha serta pasukan Inggris saat Zaman konfrontasi.
Instagram @tnilovers18 ©2021 Merdeka.com
Bapak Tukang sendiri merupakan saksi hidup atau bisa dikatakan sebagai veteran konfrontasi Indonesia-Malaysia pada tahun 1965. Menurut Dansatgas, diduga masih ada sisa-sisa peninggalan konfrontasi RI-MLY lainnya yang tertinggal di dalam hutan.
“Saya perintahkan personel yang di lokasi untuk lakukan penyisiran dan pendalaman untuk antisipasi apabila masih tersimpan ataupun masih ada sisa-sisa munisi lainnya ataupun bahan peledak yang masih tertanam. Untuk munisi tersebut masih kami amankan di Pos Satgas,” tutup Dansatgas.
Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Munisi atau peluru yang ditemukan merupakan peninggalan konfrontasi RI-MLY pada tahun 1965. Peluru tersebut telah berhasil ditemukan dan diamankan sebanyak 1.201 butir yang masih aktif. Meski begitu, diduga masih ada peninggalan lainnya di sekitar lokasi penemuan. Menilik pada sejarah, hubungan Indonesia dan Malaysia pernah memasuki fase-fase terburuk. Pada tahun 1962, Indonesia sempat berkontrofersi dengan Malaysia. Penyebab konfrontasi itu yakni Malaysia hendak menggabungkan Brunei, Sabah dan Serawak ke dalam Federasi Malaysia. Di mana hal itu tidak sesuai dengan Persetujuan Manila.
Instagram @tnilovers18 ©2021 Merdeka.com
Sontak saja hal itu mendapat penolakan dari Presiden Soekarno. Bahkan Bung Karno sampai menyebut tindakan itu sebagai bentuk neo-kolonialisme dan imperialisme gaya baru yang akan mengancam kemerdekaan Indonesia. Dengan lantang, Soekarno menyebut Malaysia sebagai boneka Inggris dan konsolidasi Malaysia akan menambah kontrol Britania di kawasan itu.
Pada 17 September 1963, sikap keras Soekarno rupanya ditanggapi oleh demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur. Massa menyerbu KBRI untuk merobek-robek foto Soekarno dan membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Perdana Menteri Malaysia Tuanku Abdul Rahman. Mereka memaksanya untuk menginjak simbol negara Indonesia tersebut. Di sisi lain, gelombang ketidaksenangan terhadap Malaysia terus berkecamuk. Demonstrasi di dalam negeri pun merebak.
Dalam buku 'Indonesian Communism Under Soekarno', massa Partai Komunis Indonesia (PKI), yang saat itu dekat dengan kekuasaan Presiden Soekarno, menjadi yang terdepan dalam demonstrasi. Poster-poster anti-Malaysia memenuhi Jakarta dan kota-kota besar lainnya, seperti Medan dan Surabaya. Pada 16 September 1963, demonstrasi raksasa yang digalang massa PKI menyerbu kantor Kedutaan Besar Inggris dan Malaysia di Jakarta dan membuat kerusakan luar biasa. Sehari setelahnya, Malaysia memutuskan hubungan diplomatik dengan Indonesia dan di Kuala Lumpur juga berlangsung kontra-demonstrasi.
Pidato Soekarno Ganyang Malaysia
Amarah Presiden Soekarno terhadap Malaysia pun meledak. Soekarno tak terima demonstrasi anti-Indonesia di Malaysia yang menginjak-injak lambang negara Indonesia. Bung Karno akhirnya menyerukan kepada seluruh bangsa Indonesia untuk mengganyang Malaysia.
©2020 Merdeka.com
"Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.
Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.
Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!"