Penampakan 'Istana' Peninggalan Mesir Kuno Berusia 3500 Tahun yang Baru Ditemukan, Dulu Penuh Pasukan Tempur
Bangunan peninggalan kerajaan Mesir kuno berusia sekira 3500 tahun ditemukan para arkeolog di situs arkeologi Tel Habwa di Kawasan Arkeologi Sinai Utara.
Bangunan peninggalan kerajaan Mesir kuno berusia sekira 3500 tahun ditemukan para arkeolog di situs arkeologi Tel Habwa di Kawasan Arkeologi Sinai Utara.
Penampakan 'Istana' Peninggalan Mesir Kuno Berusia 3500 Tahun yang Baru Ditemukan, Dulu Penuh Pasukan Tempur
Bangunan peninggalan kerajaan Mesir kuno berusia sekira 3500 tahun ditemukan para arkeolog di situs arkeologi Tel Habwa di Kawasan Arkeologi Sinai Utara.
Bangunan yang dibangun dari batu bata lumpur itu diyakini adalah salah satu istana kerajaan yang terletak di dekat Gerbang Timur Mesir.
Bangunan berbenteng itu kemungkinan besar dibangun untuk menampung pasukan Mesir kuno dan keluarga kerajaan, pada masa pemerintahan Thutmose III (1479 hingga 1425 SM).
- Arkeolog Temukan Makam Kerajaan Mesir Kuno Berusia 3.000 Tahun, Berisi 11 Peti Mati dan Perhiasan
- Arkeolog Temukan Kota yang Tenggelam di Sungai Nil Berusia 2.500 Tahun, Punya Peran Penting Zaman Mesir Kuno
- Tanpa Menutup Hidung, Arkeolog Temukan Istana Kuno Dewa Kentut dari Masa 1.400 Tahun Lalu
- Arkeolog Temukan Makam Pejabat Mesir Berusia 4.300 Tahun, Ternyata Isinya Gambar Kehidupan Sehari-Hari Mesir Kuno
Selama periode tersebut, penguasa Mesir kuno sering melakukan ekspedisi militer ke Mediterania timur. Salah satu jalur yang umum digunakan pasukan Mesir untuk mengakses kawasan ini adalah melalui gurun Sinai.
Karenanya lokasi itu amatlah strategis untuk perumahan dan perbekalan pasukan saat melintasi Sinai dalam perjalanan menuju kampanye militer, karena di lokasi tersebut terdapat istana kerajaan untuk menampung raja. Demikian dilansir Ancient Origins.
"Kemungkinan besar bangunan ini pernah digunakan sebagai tempat peristirahatan kerajaan karena perencanaan arsitektur bangunan tersebut dan kelangkaan pecahan tembikar di dalamnya," kata Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dalam pernyataan terjemahan yang dibagikan di halaman Facebook mereka.
Misi Arkeologi Mesir, yang beroperasi di Situs Arkeologi Tel Habwa (Tharo), menemukan bangunan itu selama penggalian sebagai bagian dari Proyek Pengembangan Sinai.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Arkeologi, Mohamed Ismail Khaled, menyoroti bahwa analisis ilmiah awal yang dilakukan terhadap artefak yang ditemukan di dalam bangunan tersebut menunjukkan asal-usulnya sejak masa pemerintahan Raja Thutmose III dari Dinasti ke-18.
Tata letak arsitektural dan kelangkaan pecahan tembikar di dalamnya menunjukkan bahwa bangunan ini kemungkinan besar berfungsi sebagai tempat peristirahatan kerajaan.
Tata letak bangunan terdiri dari dua aula persegi panjang yang berurutan, bersama dengan beberapa ruangan yang bersebelahan. Pintu masuk utama yang terletak di sisi utara mengarah ke aula pertama yang diapit oleh tiga tiang batu kapur.
Aula lain yang lebih kecil, dengan pintu masuk di sisi timur dan barat, menghubungkan ke aula pertama. Aula yang lebih kecil ini memiliki dua kolom batu kapur di tengahnya, dan ambang batu menandai pintu masuknya.
Aula kedua mengarah ke dua ruangan terpisah. Masing-masing menghadap ke timur dan barat, serta terhubung ke aula kedua melalui pintu masuk yang ditempatkan saling berhadapan.
Temuan ini menunjukkan bahwa bangunan tersebut digunakan selama kampanye militer raja untuk memperluas Kekaisaran Mesir ke arah timur. Selanjutnya, bangunan tersebut dibentengi dengan tembok pembatas, dengan gerbang utama menghadap ke timur.
Profesor Spalinger, seorang profesor emeritus sejarah klasik dan kuno di Universitas Auckland di Selandia Baru, kepada Live Science mengutarakan tanggapannya.
Meski tidak terlibat dalam penelitian tersebut, ia menyatakan keberatannya secara pasti menghubungkan rumah peristirahatan tersebut dengan masa pemerintahan Thutmose III.
Dia menunjukkan bahwa stratigrafi di sekitarnya menunjukkan periode selanjutnya, dan keberadaan cartouche yang dirilis oleh tim juga menunjukkan jangka waktu yang lebih lama.
Spalinger menekankan perlunya informasi lebih lanjut untuk memastikan masa penggunaan bangunan tersebut.
Dia juga menyatakan bahwa masih belum pasti apakah Firaun sendiri yang memanfaatkan rumah peristirahatan ini.