Penampakan Telur Era Romawi yang Diawetkan Selama 1700 Tahun, Kondisinya Masih Utuh dan Penuh Cairan
Begini penampakan telur purba berusia 1700 tahun sejak zaman romawi.
Begini penampakan telur purba berusia 1700 tahun sejak zaman romawi.
Penampakan Telur Era Romawi yang Diawetkan Selama 1700 Tahun, Kondisinya Masih Utuh dan Penuh Cairan
Sebuah telur purba ditemukan dalam kondisi yang utuh dan masih memiliki cairan di dalamnya. Melansir dari laman Science Alert, Jumat (8/3), telur ini ditemukan di Inggris dan dihasilkan oleh seekor burung sekitar 1.700 tahun yang lalu.
Saat ditemukan, isinya masih utuh dan berceceran di dalamnya.
Para arkeolog mencoba menganalisis spesimen era Romawi tersebut dan berhasli membuat mereka kagum oleh isinya.
Para arkeolog berpendapat bahwa ovum tersebut mungkin merupakan satu-satunya penemuan sejenis di dunia.
- Sedang Mencangkul Untuk Tanam Pohon, Petani Temukan Mosaik Lantai Romawi Kuno 84 Meter
- Jalan-Jalan dengan Anjingnya, Bocah 12 Tahun Temukan Gelang Emas Romawi Berusia 1900 Tahun
- Arkeolog Temukan Wadah Unik Tempat Penampung Air Mata Pelayat di Makam Romawi, Kisah di Baliknya Bikin Haru
- Tengkorak Zaman Romawi Dikubur Bersama Perhiasan Emas dan Sepatu Kulit Mahal, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Beberapa telur-telur tua dengan isi utuh banyak digali di belahan dunia lain, termasuk telur-telur yang dimumikan di Mesir.
Tujuan spesimen-spesimen tersebut sengaja diawetkan adalah untuk masa depan.
Telur era Romawi tersebut mampu bertahan selama berabad-abad karena keberuntungan alam.
Karena faktor alam, cangkangnya dalam kondisi sangat rapuh sehingga tidak bisa disentuh atau bahkan terkena udara. Para ilmuwan pun harus menanganinya dengan sangat hati-hati.
Penemuan telur tersebut pertama kali diumumkan pada tahun 2019, namun baru-baru ini para ahli konservasi memindai spesimen tersebut.
Para Ilmuwan baru menyadari bahwa bagian dalam telur tersebut tidak terlepas dari cangkangnya seiring berjalannya waktu.
“Telur tersebut ternyata lebih menakjubkan lagi.”
“Masih ada cairannya, kuning telur dan putihnya,” kata ketua konservator arkeologi Dana Goodburn-Brow kepada Steven Morris dari The Guardian.
Dari hasil pemindaian, tidak ada gambaran yang jelas untuk membedakan kuning telur dari albumen, yang menunjukkan bahwa keduanya telah bercampur seiring berjalannya waktu.
Ada pula gelembung udara kecil yang terlihat di antara cairan dan cangkang.
Kemungkinan telur bisa bertahan sejauh ini tanpa campur tangan manusia sangatlah kecil.
Tiga telur lain ditemukan di situs arkeologi yang sama tidak dimasukkan ke museum dalam keadaan utuh.
Mereka secara tidak sengaja dipecah oleh para ilmuwan saat dianalisis, sehingga mengeluarkan bau belerang yang menyengat seperti yang biasa terjadi pada telur busuk berusia 1.700 tahun.
Seluruh telur yang diyakini sebagai telur ayam digali di lubang yang tergenang air di kota Aylesbury di tenggara Inggris, antara tahun 2007 dan 2016.
Faktor air tampaknya telah melindungi telur-telur tersebut dari erosi keras di lingkungan yang lebih kering.
Para ilmuwan menduga situs era Romawi ini dulunya berfungsi seperti sumur harapan.
Telur-telur tersebut bisa saja dimaksudkan sebagai persembahan spiritual atau keagamaan, yang diberikan untuk keberuntungan, kesuburan, atau upacara pemakaman.
Sepatu kulit, peralatan, tembikar, koin, dan keranjang juga ditemukan di dalam lubang tersebut.
Setelah menemukan isi berharga dari telur yang masih hidup, para peneliti membawanya ke Museum Sejarah Alam di London untuk dianalisis lebih lanjut.