Penderita Kanker Tak Bisa Sembuh Sepenuhnya, Tapi Dapat Mencapai Remisi
Kanker, menurut situs WebMD, adalah istilah umum yang mencakup lebih dari 200 jenis penyakit.
Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan dan bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Menurut data dari Globocan, Indonesia mencatat lebih dari 396 ribu kasus baru kanker, dengan sebagian besar merupakan kanker payudara, kanker serviks, kanker paru-paru, kanker kolorektal, dan kanker hati.
Penyakit ini juga menjadi salah satu penyebab kematian yang signifikan, dengan sekitar 234 ribu orang meninggal setiap tahun akibat kanker. WebMD menjelaskan bahwa kanker adalah istilah umum yang mencakup lebih dari 200 jenis penyakit, termasuk kanker kandung kemih, otak, dan ginjal. Kanker terjadi ketika sel-sel abnormal di dalam tubuh berkembang secara tidak terkendali, sehingga merusak jaringan sehat.
Kecepatan pertumbuhan kanker berbeda-beda tergantung pada jenisnya; ada yang tumbuh dengan cepat dan ada pula yang lebih lambat. Setiap jenis kanker memiliki gejala, stadium, dan tahapan yang unik, sehingga pendekatan untuk pengobatan harus disesuaikan. Namun, dengan banyaknya jenis kanker dan perbedaan dalam penanganannya, belum ada satu obat yang dapat menyembuhkan kanker secara total.
Meskipun pengobatan modern dapat membantu pasien mencapai remisi, seringkali kanker masih tersisa dalam tubuh dan berisiko untuk kambuh. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari berbagai sumber Kamis (25/9/).
Adakah Kemungkinan Kanker Sembuh Sepenuhnya?
Setiap tipe kanker memiliki cara perkembangan yang unik, dengan berbagai tingkat, tahap, dan gejala yang berbeda, serta memerlukan pendekatan penanganan yang khusus. Oleh karena itu, tidak ada satu terapi yang dapat diterapkan untuk semua jenis kanker, menjadikan pengobatan kanker sebagai suatu tantangan yang signifikan. Salah satu faktor utama yang menyebabkan pasien kanker tidak dapat dinyatakan sembuh sepenuhnya adalah karakteristik kanker itu sendiri.
Meskipun metode pengobatan modern seperti operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi dapat efektif dalam menghilangkan atau mengendalikan sel kanker, sering kali kanker tetap ada dalam tubuh dalam jumlah yang sangat kecil dan sulit untuk terdeteksi. Keadaan ini dikenal sebagai remisi, di mana gejala dan tanda-tanda kanker mungkin menghilang atau berkurang secara signifikan, tetapi sel-sel kanker tetap ada.
Remisi tidak berarti sembuh total, karena kanker dapat kembali muncul bahkan setelah bertahun-tahun. Sel-sel kanker yang masih tersisa dapat berkembang lagi dan menyebabkan kekambuhan. Inilah alasan mengapa dokter lebih memilih istilah "remisi" daripada "sembuh" dalam konteks kanker. Risiko kekambuhan ini menjadikan kanker sebagai penyakit yang tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dari tubuh, dan memerlukan pemantauan yang berkelanjutan.
Apa yang Dimaksud dengan Remisi Kanker?
Remisi kanker merujuk pada keadaan di mana tanda-tanda dan gejala kanker berkurang secara signifikan, atau bahkan tidak terlihat sama sekali dalam tubuh. Keadaan remisi ini dapat terdeteksi melalui pemeriksaan medis seperti sinar-X, MRI, atau tes darah, di mana sel kanker tidak dapat ditemukan atau terlihat menurun drastis. Gejala umum yang sering muncul akibat kanker, seperti kelelahan dan nyeri, biasanya juga akan mereda selama fase remisi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa remisi tidak sama dengan kesembuhan total. Meskipun sel kanker mungkin tidak terlihat lagi, kondisi ini tidak selalu bersifat permanen. Seorang pasien kanker hanya dapat dianggap benar-benar sembuh jika tidak ada bukti keberadaan sel kanker dan tidak muncul gejala setidaknya selama lima tahun setelah pengobatan.
Remisi kanker terbagi menjadi dua kategori utama: remisi parsial dan remisi lengkap. Remisi Parsial atau Partial Remission adalah keadaan di mana sel kanker masih ada dalam tubuh, tetapi jumlahnya berkurang secara signifikan. Dalam kasus kanker yang berbentuk tumor, remisi parsial berarti tumor telah menyusut atau berhenti berkembang. Sementara itu, pada leukemia, remisi parsial menunjukkan bahwa jumlah sel kanker dalam tubuh telah menurun.
Meskipun kanker sudah terkontrol, pasien tetap perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau kemungkinan kekambuhan. Remisi Lengkap atau Complete Remission adalah keadaan di mana tidak ada tanda-tanda sel kanker yang terdeteksi, yang juga dikenal dengan istilah NED (No Evidence of Disease). Namun, ini tidak berarti pasien telah sepenuhnya sembuh, karena kanker bisa saja muncul kembali. Beberapa dokter mungkin menyatakan bahwa kanker telah sembuh jika remisi lengkap berlangsung selama lima tahun, tetapi banyak yang tetap berhati-hati dalam menggunakan istilah "sembuh" karena kemungkinan kekambuhan setelah waktu yang cukup lama.
Lama Waktu Remisi Kanker
Lama remisi pada setiap pasien kanker berbeda-beda, tergantung pada tipe kanker, tahap penyakit, serta reaksi tubuh terhadap terapi. Beberapa pasien dapat mengalami remisi selama beberapa bulan hingga bertahun-tahun. Untuk menjaga agar kondisi remisi tetap stabil, biasanya dilakukan terapi pemeliharaan, dan pemeriksaan rutin diperlukan untuk mengawasi kemungkinan kekambuhan.
Jika kanker mulai muncul kembali, pemeriksaan yang teratur memungkinkan dokter untuk segera memulai pengobatan yang baru. Meskipun tidak semua jenis kanker dapat mencapai remisi, terutama pada tahap lanjut, kemajuan dalam bidang medis memberikan harapan bagi pasien kanker stadium IV untuk mencapai remisi, baik secara parsial maupun total. Dengan demikian, remisi kanker menjadi fase penting dalam proses pengobatan, namun tetap memerlukan kewaspadaan dan tindak lanjut medis yang berkelanjutan.
Metod Mencapai dan Menjaga Remisi Kanker
Mencapai remisi dari kanker memerlukan terapi yang intensif, terutama ketika kanker masih berada pada tahap awal. Berbagai metode pengobatan yang umum digunakan untuk mencapai remisi antara lain kemoterapi, radioterapi, operasi, imunoterapi, dan terapi hormon. Dalam banyak situasi, dokter biasanya akan merekomendasikan kombinasi dari berbagai metode ini untuk memastikan kanker dapat dikelola atau dihilangkan dengan efektif. Namun, meraih remisi hanyalah langkah awal; untuk mempertahankan remisi dan mencegah terjadinya kekambuhan, pasien kanker perlu menjalani pemeriksaan rutin serta menerapkan pola hidup sehat. Berikut adalah langkah-langkah penting untuk menjaga kondisi remisi.
1. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi Seimbang
Fokus pada konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein tanpa lemak dapat membantu memperkuat sistem imun tubuh. Nutrisi yang seimbang juga sangat penting dalam mendukung proses pemulihan dan menjaga kesehatan setelah menjalani pengobatan kanker.
2. Menghentikan Kebiasaan Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko utama untuk berbagai jenis kanker. Dengan berhenti merokok, pasien kanker dapat menurunkan kemungkinan terjadinya kekambuhan atau mengalami kanker jenis lain.
3. Menjaga Berat Badan Ideal
Mempertahankan berat badan yang sehat sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terjadinya kekambuhan kanker. Oleh karena itu, menjaga berat badan dalam batas yang sehat dapat membantu dalam mempertahankan remisi.
4. Membatasi atau Menghindari Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan telah terbukti dapat meningkatkan risiko kekambuhan kanker. Sebaiknya, batasi atau hindari minuman beralkohol untuk menjaga kesehatan dalam jangka panjang.
5. Berolahraga Secara Rutin
Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan suasana hati, dan mengurangi risiko kekambuhan kanker. Diskusikan dengan dokter tentang jenis olahraga yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
6. Mengelola Stres
Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi stres adalah dengan bergabung dalam komunitas penyintas kanker, di mana para pasien dapat saling memberikan dukungan dan berbagi pengalaman.
Macam-macam Terapi untuk Kanker
Perawatan kanker dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti tipe kanker, tahap perkembangan, dan riwayat kesehatan pasien. Setiap jenis terapi memiliki tujuan yang berbeda, apakah itu untuk menghancurkan sel kanker, mengecilkan ukuran tumor, atau mencegah penyebarannya lebih lanjut. Berikut adalah beberapa metode terapi kanker yang sering diterapkan, beserta kemungkinan efek samping yang muncul.
1. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan perkembangannya. Sel kanker tumbuh dengan cepat dan tidak terkontrol, dan kemoterapi berfungsi untuk menghancurkan sel-sel tersebut. Efek samping:
- Rambut rontok
- Masalah pencernaan (mual, muntah)
- Gangguan kesuburan
- Anemia (penurunan jumlah sel darah merah dan putih)
2. Radioterapi
Radioterapi memanfaatkan sinar berenergi tinggi seperti sinar-X atau sinar gamma untuk menghancurkan sel kanker. Terapi ini merusak DNA sel kanker, menghentikan pertumbuhannya, dan mencegah penyebarannya. Umumnya, terapi ini digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum dilakukan operasi atau untuk mengobati kanker pada stadium lanjut. Efek samping:
- Mual dan muntah
- Rambut rontok
- Kulit menjadi kusam akibat radiasi
- Penurunan nafsu makan
3. Imunoterapi
Imunoterapi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam melawan kanker. Metode ini menggunakan agen seperti antibodi, vaksin kanker, terapi sel-T, atau sitokin untuk merangsang respons imun terhadap sel kanker. Efek samping:
- Nyeri dan pembengkakan di lokasi suntikan
- Kelelahan yang berkepanjangan
- Demam
- Nyeri otot
- Gangguan pencernaan
4. Terapi Target
Terapi target adalah bentuk pengobatan yang dirancang untuk menyerang sel kanker dengan mempertimbangkan perubahan genetik dan molekuler di dalam sel tersebut. Terapi ini fokus pada protein atau molekul tertentu yang mendukung pertumbuhan sel kanker, sehingga efek samping pada sel sehat dapat diminimalkan. Efek samping:
- Diare
- Peningkatan kadar enzim hati
- Rash kulit
- Kulit kering dan perubahan warna kuku
- Kebotakan
- Sariawan
5. Terapi Hormon
Terapi hormon digunakan untuk menghambat efek hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan prostat. Terapi ini bertujuan untuk menurunkan kadar hormon atau memblokir pengaruh hormon pada sel kanker. Efek samping:
- Penurunan libido dan kelelahan
- Risiko osteoporosis
- Pembekuan darah dan penyakit jantung
- Peningkatan berat badan
- Risiko stroke dan sakit kepala