Perjuangan Keras Pengusaha Ayam Goreng, Dulu jadi Karyawan Biasa Kini Punya Omzet Rp78 Triliun
Pendiri sekaligus CEO Raising Cane, Todd Graves menyadari membangun sebuah bisnis membutuhkan komitmen yang sangat besar.
Pendiri sekaligus CEO dari Raising Cane's Chicken Fingers, Todd Graves, menyadari betapa pentingnya dedikasi dalam membangun sebuah bisnis. Raising Cane's Chicken Fingers adalah sebuah jaringan restoran cepat saji yang berasal dari Amerika Serikat, yang fokus pada penyajian chicken finger. Nama perusahaan ini diambil dari anjing Graves, yaitu seekor Labrador kuning.
"Anda harus benar-benar menggandakan usaha tanpa batas," kata Graves seperti dikutip dari CNBC pada hari Jumat (8/11).
- Dulu Jadi TKI yang 'Numpang' Foto di Mobil Orang, Kini Bisa Pose dengan Ferrari di Rumah Sendiri
- Kehilangan Pekerjaan saat Istri Hamil, Mantan Karyawan Perusahaan Ternama Ini Buka Warung Pempek di Tulungagung
- Pria ini Kena Tipu Ratusan Juta Malah Tambah Sukses, Padahal Cuma Jualan Bawang Goreng
- Berkat Usaha Ayam Kampung, Pemuda Indramayu Ini Sukses Raup Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah
Sebagai contoh nyata, Graves pernah bekerja hingga 90 jam dalam seminggu di sebuah kilang minyak di California sembari memancing salmon di Alaska. Semua itu demi mengumpulkan modal untuk membuka restoran ayam goreng pertamanya di Baton Rouge, Louisiana, pada tahun 1996.
Saat ini, Raising Cane telah memiliki lebih dari 800 outlet di seluruh dunia. Diperkirakan akan meraih penjualan hampir USD 5 miliar, setara dengan sekitar Rp 78,79 triliun, pada tahun ini, berdasarkan estimasi kurs Rp 15.758 per USD. Graves mengakui dia tidak dapat menghitung berapa banyak hari dia bekerja selama 15 hingga 16 jam secara terus-menerus.
"Saya harus mengorbankan banyak hal," ungkap Graves.
Dia juga sering kali bekerja hingga larut malam, sehingga istrinya harus membawa kedua anak mereka ke kantor untuk makan malam bersama dan bermain sejenak sebelum Graves kembali melanjutkan pekerjaannya. Kini, setelah perusahaannya mencapai nilai miliaran dolar, sebagian besar dari kekayaan bersihnya yang mencapai USD 9,5 miliar berasal dari kepemilikannya sebesar 90% di Raising Cane's.
Lebih dari itu, Graves kini memiliki kemampuan untuk mengatur jadwal kerjanya, sehingga dia bisa meluangkan waktu untuk keluarga dan teman-temannya. Contohnya, saat liburan, dia seringkali bangun pada pukul 4:30 pagi untuk bekerja, agar dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarganya mulai pukul 11 siang hingga sisa hari tersebut. Melalui pengalamannya, Graves menunjukkan bahwa dedikasi dan pengorbanan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis.
Seimbangkan Antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi
Menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sering kali menjadi tantangan, terutama saat memulai sebuah bisnis. Jackie Bowie, mitra pengelola di Chatham Financial, mengatakan usaha untuk mencapai keseimbangan tersebut dapat menimbulkan stres.
"Jika anda melakukan sesuatu yang benar-benar anda sukai dan nikmati, anda hanya menerima kenyataan bahwa kadang-kadang itu akan menjadi pekerjaan yang sangat berat dan memerlukan pengorbanan," kata Bowie.
Ketika Graves memulai restorannya, ia memilih untuk menyewa apartemen di belakang tempat usahanya. Ia juga mengatur jadwal tidur siang bersama rekannya, Craig Silvey, agar bisa bekerja dari jam 8:30 pagi hingga 5:30 pagi keesokan harinya. "Anda membutuhkan tingkat komitmen ini selama berusaha mengembangkan bisnis," ungkap Graves, menekankan pentingnya dedikasi dalam menjalankan usaha.
Penugasan Tugas
Delegasi tugas sering kali menjadi tantangan, terutama bagi orang yang terbiasa bekerja dalam waktu lama atau mengelola berbagai tanggung jawab, mulai dari CEO hingga manajer tingkat awal.
"Percayalah pada orang-orang di sekitar anda untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, terutama jika Anda telah mempekerjakan mereka," kata para ahli karier.
Meskipun metode mereka mungkin berbeda dengan cara Anda, pekerjaan tersebut tetap dapat diselesaikan dengan baik. Amanda Augustine, seorang pakar karier, menekankan pentingnya untuk tidak terjebak dalam hal-hal kecil, meskipun hal tersebut tampak menarik.
"Tentu menggoda untuk terlibat langsung dalam detail pekerjaan tim, terutama jika Anda menikmati tugas tersebut," ujarnya kepada CNBC pada tahun 2017.
Augustine juga mengingatkan agar Anda tidak terlalu fokus pada rincian hingga melupakan tanggung jawab manajerial yang lebih besar, seperti merumuskan strategi dan mengembangkan potensi karyawan.