Proses Gunung Meletus dan Dampaknya bagi Lingkungan yang Perlu Diketahui
Merdeka.com merangkum informasi tentang proses gunung berapi meletus dan dampaknya bagi lingkungan yang perlu untuk diketahui.
Proses gunung meletus memang menjadi salah satu pengetahuan yang penting untuk diketahui. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki gunung berapi terbanyak di dunia. Hal itu karena Indonesia terletak di ring of fire, atau lingkaran api pasifik. Yaitu wilayah yang sering sekali mengalami gempa bumi dan gunung meletus.
Oleh karena itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak pernah absen dari letusan gunung merapi. Namun, apakah Anda sudah mengetahui bagaimana proses gunung berapi itu bisa meletus? Masih banyak orang yang mungkin belum mengetahui secara pasti tentang proses letusan gunung berapi.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Kapan Gunung Dempo meletus? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi pada tanggal 5 Juli 2023? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini Merdeka.com merangkum informasi tentang proses gunung berapi meletus dan dampaknya bagi lingkungan yang perlu untuk diketahui.
Proses Terjadinya Gunung Meletus
Gunung berapi yang aktif sudah pasti akan mengalami letusan jika waktunya tiba. Bedanya antara satu gunung dengan gunung yang lain adalah perihal waktu dan siklusnya. Hal ini tergantung seberapa sering sebuah gunung berapi mengalami endapan magma yang ada di dalamnya.
Maka dari itu, untuk mengetahui dengan lebih jelas proses terjadinya gunung meletus, berikut ini adalah tiga proses terjadinya gunung meletus yang dilansir dari laman Ilmu Geografi.
1. Terdapat Endapan Magma di Perut Bumi
Proses pertama terjadinya gunung meletus diawali dengan adanya magma yang ada di dalam perut bumi atau inti bumi. Keberadaan endapan magma ini merupakan proses yang sangat penting dari terjadinya letusan gunung berapi.
Magma adalah batuan cair yang berada di perut bumi. Terbentuknya magma disebabkan karena panasnya suhu di dalam bumi. Hal inilah yang merupakan proses awal terjadinya letusan gunung berapi.
2. Terdapat Gas yang Bertekanan Tinggi
©2014 Merdeka.com
Proses kedua dari letusan gunung berapi adalah terdapat gas yang memilki tekanan yang tinggi. Suhu panas yang ada di dalam bumi tersebut bisa melelehkan batuan penyusun lapisan bumi.
Maka jika batuan tersebut meleleh, gas akan terbentuk, dan gas tersebut akan bercampur dengan magma. Magma ini terbentuk di kedalaman 60 sampai 160 km di bawah permukaan bumi.
3. Magma Didorong Gas yang Bertekanan Tinggi
Proses ketiga adalah proses didorongnya magma oleh gas yang bertekanan tinggi dari perut bumi. Magma yang sudah mengandung gas, maka akan terdorong sedikit demi sedikit ke permukaan bumi. Hal itu karena magma memiliki massa yang lebih ringan ketimbang batuan berat yang ada di sekitarnya.
Terdorongnya magma ke atas untuk menuju ke permukaan bumi inilah yang disebut sebagai letusan gunung berapi. Maka tidak heran jika letusan gunung berapi pasti memuntahkan batuan panas yang membahayakan kehidupan.
Dampak Letusan Gunung Berapi bagi Lingkungan
Setelah mengetahui proses meletusnya gunung berapi, maka hal selanjutnya yang perlu diketahui adalah dampaknya. Melansir dari laman Universitas Medan Area, letusan gunung berapi memiliki dampak positif dan negatif. Berikut ini adalah dampak letusan gunung berapi bagi lingkungan dan kehidupan manusia.
Dampak Positif
1. Tanah Subur
Dampak positif dari letusan gunung berapi bagi manusia yaitu suburnya tanah yang ada di sekitar letusan gunung berapi. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan oleh warga di sekitar letusan untuk bercocok tanam, seperti menanam sayur, buah dan lain sebagainya.
2. Pembangkit Listrik
Dampak positif kedua adalah karena letusan gunung berapi bisa menjadi pembangkit listrik. Pembangkit listrik ini bisa dibangun di daerah yang sering mengalami letusan gunung berapi. Hal ini tentu akan menjadi sumber daya listrik yang tidak terbatas dari gunung berapi kepada manusia.
3. Material Pasir
Salah satu material yang keluar dari letusan gunung berapi adalah material pasir. Hal ini bisa menjadi salah satu alternatif lapangan pekerjaan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar letusan gunung berapi. Pasir yang keluar dari perut bumi itu bisa ditambang dan dipakai untuk memenuhi kehidupan masyarakat.
Dampak Negatif
©2020 Merdeka.com/brilio.net
1. Abu Panas
Dampak negatif pertama dari letusan gunung berapi adalah abu panas. Abu ini tentu sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Tidak ada satupun makhluk hidup yang masih bisa bertahan hidup jika terkena abu panas yang keluar dari letusan gunung berapi. Ini tentu sangat membahayakan.
2. Pencemaran Udara
Keluarnya abu panas dan debu dengan jumlah yang fantastis juga menyebabkan pencemaran udara. Hal ini karena debu yang keluar dari perut bumi memiliki volume yang sangat besar. Selain itu, debu tersebut juga berpotensi merusak pernafasan dan mencemari udara yang bersih di pegunungan.
3. Melumpuhkan Aktivitas
Dampak negatif ketiga adalah melumpuhkan aktivitas. Aktivitas manusia maupun makhluk hidup lainnya di sekitar gunung berapi akan lumpuh jika terjadi letusan. Hal ini karena keluarnya abu panas dan material vulkanik ini sangat membahayakan, sehingga perlu dihindari.