Simbol Islam-Kristen di Spanyol, Begini Penampakan Masjid Cordoba, Kini Berubah Jadi Gereja Katedral
Peradaban Islam sempat berjaya di tanah Spanyol pada abad ke-8 tepatnya tahun 785 Masehi.
Peradaban Islam sempat berjaya di tanah Spanyol pada abad ke-8 tepatnya tahun 785 Masehi.
Simbol Islam-Kristen di Spanyol, Begini Penampakan Masjid Cordoba, Kini Berubah Jadi Gereja Katedral
Peradaban Islam sempat berjaya di tanah Spanyol pada abad ke-8 tepatnya tahun 785 Masehi.
Salah satu bukti perkembangan Islam di Spanyol adalah berdirinya sebuah masjid di Kota Cordoba yang akrab disebut Mezquita atau Masjid Raya Cordoba.
- Makna Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral, Simbol Harmoni Umat Beragama di Indonesia
- Menikmati Lezatnya Bebek Songkem, Kuliner Khas Madura Simbol Penghormatan untuk Para Ulama
- Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus
- Potret Masjid Kebanggaan Banjarmasin, Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Kalimantan Berdiri di Tanah Bekas Asrama Tentara Kolonial
Meski sudah beralihfungsi menjadi Gereja Katedral, Masjid Cordoba dahulu merupakan masjid terluas dan termegah di Spanyol.
Seperti apa potret Masjid Cordoba? Melansir dari TikTok @amritsaraje, Rabu (10/1) berikut informasi selengkapnya.
Peninggalan Peradaban Islam di Spanyol
Masjid Cordoba merupakan bangunan legendaris yang berdiri di tanah Andalusia, Spanyol.
Bangunan ibadah ini dibangun oleh Abdurrahman I pada 785 CE, ketika Cordoba yang merupakan ibu kota dari wilayah yang dikuasai Muslim, Al-Andalus.
Masjid ini mengalami banyak perubahan struktur hingga interior bangunan.
Pada akhir abad ke-10 masjid ini diperluas dan diberi tambahan seperti minaret (selesai pada 958) oleh Abdurrahman III dan anaknya, Al-Hakam II, menambahkan mihrab dan maksurah baru (selesai pada 971).
Struktur masjid ini dianggap bersejarah bagi arsitektur Islam dan dianggap sangat berpengaruh pada arsitektur "Moor" di wilayah Mediterania barat dari dunia Islam.
Simbol Pemersatu Islam-Kristen di Spanyol
Pada awalnya bangunan ini merupakan sebuah gereja Kristen yang didedikasikan untuk Santo Vinsensius dari Zaragoza.
Gereja ini juga digunakan bersama oleh masyarakat Kristen dan Muslim untuk beribadah setelah penaklukan Hispania oleh Umayyah.
Berkembangnya komunitas Muslim dan ruang yang ada menjadi terlalu kecil untuk ibadah salat, basilika diperluas sedikit demi sedikit.
Pengaturan berbagi situs ini akhirnya dibuat oleh Abdurrahman Ad-Dakhil hingga tahun 785, dengan membeli bagian Kristen untuk dihancurkan seperti struktur gereja dan membangun Masjid Agung Kordoba di situs tersebut.
Sebagai imbalannya, Abdurrahman ad-Dakhil juga mengizinkan orang-orang Kristen untuk membangun kembali gereja-gereja lain yang hancur, termasuk gereja-gereja yang didedikasikan untuk para martir Kristen yang sangat mereka hormati.
Berubah Jadi Gereja Katedral
Masjid ini akhirnya jatuh ke tangan pasukan Kristen Kastila pada tahun 1236 usai Cordoba direbut pada periode Reconquista.
Meski beralih menjadi gereja, struktur tersebut hanya mengalami sedikit modifikasi hingga sebuah proyek besar bangunan dibangun pada abad ke-16.
Dibuatlah bagian panti umat dan transept katedral Renaisans baru ke tengah bangunan.
Bekas minaret juga telah diubah menjadi menara lonceng, dan direnovasi secara signifikan pada sekitar waktu ini.
Dimulai pada abad ke-19, restorasi modern dilaksanakan dan mengarah pada pemulihan dan studi beberapa elemen bangunan pada era Islam.
Saat ini, bangunan tersebut terus berfungsi sebagai katedral kota dan Misa dirayakan di dalamnya setiap hari.
Sekarang bangunan ini juga digunakan sebagai salah satu monumen bersejarah dan tempat wisata utama Spanyol serta Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 1984.
Pengunjung dikenakan biaya masuk 13 Euro atau sekitar Rp220 ribu.
Meski sudah menjadi gereja, terdapat sebuah masjid yang dibuat di belakang gereja dan bisa dipakai ibadah oleh umat Muslim.