Suasana Upacara Adat Bakar Batu di Balik Pembebasan Kapten Philip dari KKB Papua
Momen tradisi upacara bakar batu yang dilakukan masyarakat di Papua sebelum membebaskan Kapten Philip.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua akhirnya membebaskan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mahrtens. Jalan panjang dari proses negoisasi akhirnya menemui titik terang setelah 1,5 tahun lamanya.
Kesepakatan pembebasan ditandai dengan dilakukannya tradisi bakar batu. Pemilik Susi Air, yakni Susi Pudjiastuti membagikan video merekam prosesi bakar batu lewat unggahan di Instagram.
- Mengenal Tradisi Bakar Batu di Balik Pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip dari KKB Papua
- Potret Kepala BPIP Kirab Alit dan Jamasan Pusaka di Sumedang
- Melihat Suasana Kampung Adat Lebak Bitung Sukabumi yang Asri, Punya Tradisi Tumbuk Padi Setelah 6 Tahun Panen
- Melihat Tradisi Mamanukan Khas Pantura Jawa Barat, Hadirkan Patung Burung Besar untuk Kendaraan Anak yang Disunat
"Proses yang panjang dan melelahkan untuk semua team. Namun karena soliditas yang tinggi antara TNI Polri juga tokoh masyarakat yang terus bekerja sama mengupayakan pembebasan Capt. Philip Mehrtens, akhirnya dapat berhasil bebas.. Terima kasih banyak ," tulisnya melalui akun @susipudjiastuti115 (23/9).
Dalam video, terlihat Kapten Philip bersama masyarakat di Kampung Yugura, Nduga, Papua Pegunungan melakukan tradisi upacara bakar batu untuk melepas kepulangan sang pilot.
"Upacara adat bakar batu oleh masyarakat kampung Yuguru untuk melepas pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens," tulis keterangan dalam video.
Dengan dilakukannya bakar batu, hal tersebut sebagai tanda bahwa negosiasi yang selama ini dilakukan telah disepakati kedua pihak.
"Jadi kalau sudah bakar batu itu akhirnya sudah oke lah, sudah deal gitu," kata Kaops Damai Cartenz 2024 Brigjen Faizal Ramadhani.
Tradisi bakar batu dikenal dengan nama yang berbeda-beda di setiap suku di Papua. Suku Dani menyebutnya bakar batu, suku Lani menyebutnya lago lakwi.
Sementara warga Wamena menyebutnya kit oba isago. Bakar batu disebut mogo gapil di Paniai. Sementara masyarakat Papua pantai menyebutnya barapen.
Ritual Bakar Batu
Bakar batu adalah ritual memasak bersama dengan menggunakan batu-batu panas yang ditata di tanah sebagai pengganti kompor. Biasanya, warga memasak menu makanan lengkap yang terdiri dari umbi-umbian, sayuran, daging, dan ikan dengan metode ini.
Makanan dibungkus dengan daun pisang atau daun kelapa, lalu diletakkan di antara batu-batu panas dan ditutup dengan tanah atau dedaunan untuk menjaga panasnya. Tradisi bakar batu bukan sekadar memasak bersama.
Bagi warga Papua, tradisi ini adalah bentuk syukur terhadap berkah yang diberikan Tuhan untuk dimanfaatkan manusia. Bakar batu juga menjadi simbol solidaritas, kerja sama, dan perdamaian masyarakat Papua.
Semua orang bekerja sama untuk menyiapkan bahan-bahan, menyalakan api, mengatur batu-batu, membungkus makanan, hingga menyantap hasil masakan bersama-sama. Masakan dibagi secara merata agar semua orang bisa menikmatinya dengan suka cita.
Warga Papua kerap mengadakan tradisi bakar batu untuk tujuan-tujuan seperti:
- Memperkuat solidaritas di antara anggota masyarakat. Menjaga silaturahmi dengan keluarga dan kerabat, baik dalam suasana suka maupun duka.
- Memfasilitasi komunikasi, negosiasi, dan perjanjian damai di antara kelompok-kelompok masyarakat.
- Menyambut tamu-tamu penting
- Mengumpulkan prajurit untuk berperang atau merayakan kemenangan perang.
- Merayakan pembukaan ladang, kelahiran, perburuan, pembangunan rumah, atau pernikahan.
Pilot Susi Air Dibebaskan KKB
Kapten Philip akhirnya dibebaskan setelah disandera selama 1,5 tahun oleh KKB di Papua. Dia dijemput oleh tim gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024 di Kampung Yuguru.
Pembebasan Philip dilakukan setelah dilakukan proses negosiasi yang cukup panjang. Salah satu poin negosiasi yang disepakati kedua belah pihak adalah dipenuhinya kebutuhan logistik yang diminta KKB.
Phillips adalah pilot maskapai Susi Air. Pria berkewarganegaraan Selandia Baru itu disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu.
Penyanderaan bermula saat Kapten Philip menerbangkan pesawat Susi Air dan mendarat di Bandara Paro, Kabupatan Nduga, Papua Tengah. Anggota KKB menangkap Phillip dan membakar pesawat.
Sejak Philip disandera, upaya pembebasan terus dilakukan. Presiden Joko Widodo berkali-kali menyampaikan keseriusan pemerintah untuk membebaskan pilot Susi Air itu.
Namun beberapa upaya tak kunjung berhasil.Kapten Philip akhirnya dibebaskan KKB tepat di tanggal 21 September 2024 setelah 1 tahun 7 bulan menjadi sandera di pedalaman Papua.
Phillips sudah tiba di Jakarta pada Sabtu (21/9) malam. Setibanya di Bandara Halim Perdanakusuma, Pilot Philip Mehrtens diserahkan kepada pemerintah Selandia Baru yang diwakili oleh Duta Besar Selandia Baru.