Tablet Kuno Berusia 3500 Tahun Ditemukan di Turki, Ungkap Daftar Belanja Masyarakat Purba
Sebuah benda yang disebut 'tablet' kuno ditemukan di Kota Tua Alalakh di distrik Reyhanlı Hatay.
Tablet Kuno Berusia 3500 Tahun Ditemukan di Turki, Ungkap Daftar Belanja Masyarakat Purba
Sebuah benda yang disebut 'tablet' kuno ditemukan di Kota Tua Alalakh di distrik Reyhanlı Hatay.
Kota Alalakh saat ini menjadi situs arkeologi yang dikenal sebagai Tell Atchana, terletak di dekat Antakya yang sekarang di Turki selatan.
Para peneliti dari Turki menemukan tablet tersebut selama pekerjaan restorasi setelah gempa bumi mengguncang Alalakh.
Melansir dari Live Science, Kamis (1/8) tablet itu terbuat dari tanah liat kecil dengan ukuran 1,6 kali 0,6 inci (4 kali 1,6 sentimeter) dan berat 0,06 pon (28 gram).
Benda itu merinci pembelian furnitur dalam jumlah besar. Para ahli mengatakan temuan ini bisa menjadi petunjuk mengenai kondisi sosial ekonomi daerah tersebut pada periode Perunggu Akhir.
Para Arkeolog memperkirakan tablet itu sudah berusia 3500 tahun atau sudah ada sejak abad ke-15 SM.
Dalam tablet itu tertulis daftar belanja furnitur dalam jumlah besar yang tidak jauh beda dengan barang inventaris modern.
- Bawaslu Daerah Sambut Baik Putusan MK Aparat Negara Tak Netral Langsung Pidana: Berikan Efek Jera
- Dikira Potongan Kayu Biasa, Ternyata Peneliti Temukan Tabel Perkalian Berusia 1.300 Tahun
- Mundur dari Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono Digaji Rp172 Juta Per Bulan
- Pabrik Obat Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Dalam Kuil Kuno, Canggih Pada Masanya
Pada baris pertama merinci pembelian meja, kursi, dan bangku kayu dalam jumlah besar.
Arkeolog pun belum diketahui pasti siapa yang menulis tablet tersebut dan siapa yang melakukan transaksinya.
“Tablet ini berguna untuk memahami struktur ekonomi dan sistem negara pada Zaman Perunggu Akhir,” kata Mehmet Ersoy, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki.
Rincian furnitur itu berisi tulisan paku Akkadia, bentuk tulisan logo-suku kata yang umum di Timur Tengah kuno.
Bahasa Akkadia adalah salah satu bahasa Semit paling awal yang digunakan dan ditulis sejak milenium ketiga SM sampai abad pertama M. Bahasa itu saat ini sudah dianggap punah.
Bahasa ini berkaitan dengan bahasa Arab dan Ibrani dan digunakan di wilayah geografis yang luas mulai dari Iran hingga Mesir dan Irak selatan hingga Turki tengah.
Temuan arkeologi di Alalakh bukanlah hal baru. Saat ini dikenal situs Tell Atchana yang terletak di dekat Antakya yang sekarang di Turki selatan.
Pada milenium kedua SM, Alalakh adalah ibu kota Kerajaan Mukish dan pemukiman terbesar di wilayah tersebut.
Kota itu menjadi rumah bagi orang Amori, suku berbahasa Semit dari Mesopotamia barat (Suriah modern), menduduki wilayah tersebut, yang sekarang ditutupi dengan gundukan besar, atau "tell".
Pada abad ke-15 SM, kota Alalakh milik Kekaisaran Mittani. Wilayah ini terkenal dengan produksi tembikar, logam, dan kaca lokalnya.
Pada 1350 SM, Raja Shattiwaza dari Kerajaan Mittani menyerahkan Alalakh dan wilayah sebelah barat Sungai Eufrat kepada raja Het Suppiluliuma.
Para arkeolog pun mencoba mempelajari tablet yang ditemukan di kastil dan istana kuno untuk memahami dinamika sosial di wilayah tersebut.
Tim penggalian di Turki yang bekerja sama dengan Assyriologist Universitas Johns Hopkins Jacob Lauinger dan mahasiswa doktoralnya Zeynep Türker telah menindaklanjuti penelitian untuk tablet tersebut.