Tewas Dibunuh Hizbullah, Rencana Keji Tentara Israel ini Bunuh Sebanyak-banyaknya Wanita & Anak-Anak Gaza Terungkap di Pemakamannya
Saudara dari seorang tentara Israel yang tewas mengungkap rencana keji saudaranya buat membunuh wanita dan anak-anak di Gaza sebanyak-banyaknya.
Empat tantara Israel tewas terbunuh setelah terlibat pertempuran dengan kelompok perlawanan Hizbullah di Lebanon selatan pada Minggu, 27 Oktober 2024 lalu. Salah satu tantara Israel yang tewas diketahui Bernama Sersan Mayor Shuva'el Ben Natan.
Dalam sebuah kesempatan, saudara Natan, menyampaikan perasaan dukanya di acara pemakaman. Pada momen tersebut, dia blak-blakan mengungkap rencana keji saudaranya dan pasukan Israel untuk membunuh anak-anak dan perempuan di Gaza sebanyak-banyaknya.
- Lecehkan Pakaian Wanita saat Serbu Rumah Warga Gaza, Begini Nasib Tentara Israel Kemudian Hari 2 Kakinya Hilang
- Tentara Israel Kubur Hidup-Hidup Anak-Anak Palestina di Gaza, Ajaibnya Salah Satunya Selamat
- Dikata Sakit Jiwa, Tentara Israel Berjoget Ria Usai Bantai Puluhan Anak-anak di Gaza Setiap Hari
- Bukti Teguhnya Iman Warga Palestina, Seorang Ayah Tetap Memuji Tuhan saat Pangku Jenazah Bayinya yang Tewas Dibunuh Israel
"Anda (Natan) memasuki Gaza untuk membalas dendam, sebanyak mungkin, wanita, anak-anak, siapa pun yang Anda lihat, sebanyak mungkin, itulah yang Anda inginkan," kata saudara Natan seperti dikutip dari video di akun X @warfareanalysis (29/10).
Sambil menangis, saudara Natan lalu menyebut jika dia berharap Israel bisa membalas kematian Natan. Ungkapan dari keluarga tentara Israel itupun lalu menjadi sorotan dan mendapat kritikan dari warganet di media sosial.
"Semoga seluruh Israel diberikan kesempatan untuk membalas kematian Anda. Balas dendam berdarah, bukan balas dendam membakar rumah, bukan balas dendam membakar pohon, bukan balas dendam membakar kendaraan. Balas dendam darah atas tumpahnya darahmu," ungkapnya.
Diketahui, jika Israel memperluas konflik dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan setelah lebih dari satu tahun melakukan genosida di Jalur Gaza, Palestina. Selain membombardir Gaza, Israel kini juga membombardir Lebanon dengan dalih mengincar kelompok milisi Hizbullah.
Sebenarnya, konflik Lebanon dengan Israel sendiri memang sudah terjadi sejak lama saat Hizbullah belum berdiri secara resmi. Pada 1948, sekitar 100 ribu warga Palestina diusir dari tanah kelahirannya sendiri.
Sebab, Israel yang baru saja berdiri menjadi negara mencoba menganeksasi wilayah Palestina secara sengaja untuk memperluas wilayahnya. Merespons tindakan tersebut, Lebanon sebagai negara pendukung kemerdekaan Palestina tidak mau tinggal diam.
Lebanon beserta negara-negara jazirah Arab lainnya mencoba melakukan perlawanan terhadap Israel. Serangan Hizbullah ke Israel ini terus dilakukan hingga 1996. Imbasnya, saat itu, militer Israel melakukan operasi militer bernama Grape of Wrath.
Operasi Grape of Wrath ini dilakukan selama 17 hari. Dilansir Reuters, operasi ini menewaskan lebih dari 200 orang di Lebanon. Dari jumlah tersebut, sebanyak 102 orang yang tewas ketika Israel menembaki pangkalan PBB di dekat Desa Qana, Lebanon selatan.
Di tahun 2023, hubungan HIzbullah dengan Israel kembali membara. Hizbullah mengecam genosida yang dilakukan Israel di Gaza dengan cara menembakan roket-roketnya ke Israel sehari.
Hizbullah mengatakan bahwa serangan terhadap Israel itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas mereka kepada Palestina, seperti dikutip Reuters.